Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gagalnya Pengawasan Eksternal Anak, Individualistik, dan Pemicu Tindak Kriminal Anak

25 Februari 2023   16:25 Diperbarui: 26 Februari 2023   10:13 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sistem Peradilan Anak Indonesia (foto dari pixabay.com)

Tindak kriminal anak tak dapat dikatakan sebagai kenakalan remaja lagi. Sebab sudah jelas, batas kenakalan remaja hanya terbatas pada perbuatan atau perilaku kurang baik dalam tataran ringan.

Mengonsumsi alkohol, merokok, mengumpat, mengabaikan nasihat orangtua, hingga mengganggu ketertiban umum merupakan salah satu contoh kenakalan remaja.

Namun, apabila seorang anak atau sekelompok anak di rentang usia 12-21 tahun melakukan tindak kejahatan, seperti melakukan pengeroyokan terhadap orang lain, mengonsumsi maupun memperdagangkan narkoba, melakukan seks bebas, pencurian, pemerkosaan, penyekapan dan penyiksaan, penipuan, dan lainnya. Maka itulah contoh tindak kriminal anak.

Bagaimana peran kita, selaku orangtua, guru, warga masyarakat, hingga penegak hukum?

Pengawasan eksternal terhadap anak.

Mungkin kita lupa akan salah satu kewajiban berkehidupan di masyarakat, yakni melakukan pengawasan eksternal terhadap anak dan orang lain dalam bermasayrakat.

Hal ini diupayakan untuk menciptakan ketertiban umum, menjaga kondisi lingkungan tetap aman, nyaman, dan berdaya dukung bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dan masyarakat.

Sebab lingkungan adalah unsur paling berpengaruh terhadap pola asuh anak. Bagaimana masyarakat mengasuh dan mendidik anak di dalam lingkungannya? Karakter anak ditentukan oleh tempat di mana ia dibesarkan.

Seorang anak penjahat kampung, bila mana dibesarkan oleh keluarga dan masyarakat agamis, maka anak itu akan tumbuh dengan baik sebab berada dalam lingkungan yang baik. Karakter dan mental serta mindset anak dapat dibentuk oleh kebiasaan dan penataran keluarga, masyarakat.

Meskipun secara genetik, dia berasal dari kalangan penjahat, tapi pola asuh yang didapatkan sedari dini dapat menghilangkan genetik tersebut. Karena manusia itu unik, berpikir, dan bernalar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun