Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jadi Pejabat Anti Korupsi? Kamu Harus Miliki Dua Hal Ini

19 November 2021   13:24 Diperbarui: 20 November 2021   21:33 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aparatur Sipil Negara (kompas.com)

Ketika sudah masuk jajaran ASN, barulah terasa masalah mencukupi kebutuhan konsumsi tidak semudah yang dibayangkan, gaji pokok saja kurang, benar apa benar, nih para ASN?

Jadi, mereka perlu melakukan setting anggaran rumah tangga dengan besar pendapatan yang diterima sebagai ASN. Apalagi bagi yang sudah berkeluarga, punya anak dua. Gaji pokok dan tunjangannya bisa amblas bila dikelola dengan tidak baik, tidak efisien, dan tidak berskala prioritas.

Dengan problema tersebut, lahirlah ide terlarang, memanfaatkan segala program pemerintah dengan mengeruk keuntungan darinya, melalui pungli (pungutan liar). Mengadakan apa-apa yang tidak ada dan mengadakan yang tidak ada menjadi ada.

Tidak perlu jauh-jauh mencari contoh pungli, pada beberapa tahun lalu di Lumajang, ada praktik pungli penambangan pasir (bahan galian tipe C) yang merugikan pemda hingga miliyaran per tahun.

Tujuannya hanya satu, membuat diri mereka kenyang. Segala kebutuhan konsumsi tercukupi, bahkan ada stok lebih di gudang rumah.

Bertani untuk membuat diri kita kenyang (kompas.com)
Bertani untuk membuat diri kita kenyang (kompas.com)

Lantas bagaimana jika ingin kenyang? Bertanilah. Kamu punya sepetak sawah ladang, olahlah tanah itu untuk mengenyangkan perutmu, perut keluargamu. Dengan cara apa? Menanam padi, jangan jual gabahnya, simpan dan jadikan persediaan beras. Lah, terus biaya hidup lainnya? Kerjalah jadi karyawan industri, sebab masih punya waktu lebih mengurus tanah, sawah ladang. Atau kerja apapun di jalan kebenaran, tapi jangan keburu jadi ASN.

Kamu juga bisa tanam cengkeh, kopi, porang (ingatlah nasihat Mas Guido). Jika terlalu berat, tanamlah jagung, cabai, terong, dan jenis palawija lainnya dalam satu petak sawah, mafaatkan teknik tumpangsari (saran saya pribadi). Jual hasil panennya, sebagian disisihkan untuk bahan pangan, beli kebutuhan pangan dari hasil penjualan. Kenyanglah kita, keluarga kita bersama.

Dengan demikian, ketika diri kita sudah (cukup) kaya dan kenyang, barulah kita memikirkan permasalahan masyarakat dengan melayani, mengabdi, dan mengayomi melalui masuk ke dalam jajaran kepemerintahan menjadi seorang ASN. Meski masih ada cara lain yang lebih nyaman, menjadi dermawan dan sukarelawan.

Tapi ketika kamu menjadi ASN, kamu bisa buat perubahan besar, agar masyarakat menikmati hidup lebih baik, segala akses fasilitas umum memadai, harga bahan pokok murah, dan tidak adanya kehidupan premanisme APBN, dan tindakan melanggar hukum lain yang dilakukan oleh pejabat atau ASN.

Sebab diri mereka sudah kaya dan kenyang, jadi buat apa menjadi kaya dengan cara yang salah, ilegal dan membuat kenyang dengan harta milik orang lain, uang rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun