Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perbedaan Menu MPASI pada Bayi Zaman Dulu, Kini, dan Nanti

10 Juli 2021   06:20 Diperbarui: 10 Juli 2021   06:37 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbedaan Menu MPASI pada Bayi Zaman Dulu, Kini, dan Nanti (foto seorang ibu memberikan MPASI bubur pada bayinya via klikdokter.com)

MPASI atau makanan pendamping air susu ibu ditujukan kepada bayi. Biasanya usia 6-12 bulan. Menu MPASI sendiri sangat variatif, akan tetapi perlu diperhatikan beberapa ketentuan agar tak menimbulkan efek negatif pada kesehatan bayi. Sebab, perawatan bayi ini harus intensif.

Dalam sejarah perkembangan hidup manusia, menu MPASI bagi bayi mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal ini dikarenakan oleh semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa pada penemuan-penemuan baru akan dunia kesehatan, salah satunya pemberian MPASI pada bayi.

Ingatkah kita (baca: kamu) dahulu, menu MPASI apa yang diberikan kepada putra-putri kita. Mungkin sangat jelas perbedaannya. Sebab ketersediaan MPASI semacam bubur belum merata di seluruh wilayah, masih didominasi oleh perkotaan. Terlebih lagi, pandangan masyarakat pedesaan yang belum mengenal dan menutup diri akan MPASI modern.

Dahulu, kita memberikan menu MPASI pada anak-anak kita, kalau tidak lumatan pisang segar atau pisang kukus yang dihaluskan bahkan nasi putih dicampur sayur bening yang dihaluskan. Ini dahulu sekali, bahkan masih terbawa hingga hari ini.

Akan tetapi, perkembangan ilmu kesehatan melalui para dokter spesialis anak dan bidan, menyarankan menu MPASI yang lebih tepat adalah bubur, olahan dari berbagai jenis makanan yang lebih halus dan ringan dikunyah (dicerna bayi) yang biasanya diproduksi oleh pabrik dengan kehigienisan terjaga.

Perbedaan Menu MPASI pada Bayi Zaman Dulu, Kini, dan Nanti (foto dari haibunda.com)
Perbedaan Menu MPASI pada Bayi Zaman Dulu, Kini, dan Nanti (foto dari haibunda.com)
Mulailah ada pergeseran tren menu MPASI zaman dahulu kepada produk bubur olahan pabrik (zaman sekarang). 

Hal ini dikarenakan, menu MPASI terdahulu terlalu berat dicerna oleh anak, dan belum waktunya anak menerima MPASI semacam itu, dikarenakan organ pencernaan belum sepenuhnya mampu mencernanya. Kadang efek samping akibat MPASI semacam lumatan pisang kukus atau bubur nasi, membuat bayi mengalami gangguan pencernaan (mencret) dan batuk-batuk (kelebihan kadar gula).

Terlepas dari efek samping MPASI terdahulu, sejatinya sangat baik bagi asupan nutrisi bayi, tetapi rentang waktu pemberiannya yang terlalu dini sehingga menimbulkan efek negatif tersebut. Maka dari itu, MPASI semacam itu (bubur nasi putih maupun lumatan pisang kukus) masih digunakan oleh masyarakat.

Selain itu, kelebihan MPASI bubur olahan pabrik dan biskuit memiliki berbagai varian rasa, baik buah-buahan hingga sayuran. Mulai dari rasa beras merah, pisang, bahkan kacang hijau hingga rasa berbagai macam sayuran yang dicampur. Sedikit kisah, dahulu saya sangat suka (baca: lahap) makan MPASI bubur rasa beras merah ketimbang rasa yang lain.

Bagaimana jenis MPASI di masa mendatang?

Mengingat saat ini sudah terdapat berbagai macam jenis MPASI yang beredar dan disarankan oleh dokter, seperti bubur olahan pabrik dan biskuit yang dapat dilumatkan, maka jenis MPASI di masa depan masih sama. Terlebih menu MPASI terdahulu masih tetap digunakan oleh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang memberikannya pada bayi diatas usia satu tahun. Sedangkan bubur atau biskuit diberikan pada usia 6-12 bulan.

Tidak menutup kemungkinan, bakal ada jenis MPASI yang lebih baik dari hari ini di masa mendatang. Hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan, terutama kesehatan bidang ahli gizi, akan senantiasa berupaya menghadirkan inovasi jenis MPASI bagi tumbuh kembang putra-putri kita.

Jadi, jenis MPASI apa yang kamu berikan kepada si buah hati hari ini?

****

Artikel ini ditulis dari pengalaman tetangga bahkan orangtua ketika merawat saya waktu bayi dahulu. Bukan murni pengalaman pribadi. Jadi, apabila ada yang kurang sesuai, mohon ditambahkan sekaligus berharap untuk dimaklumi.

Bayu Samudra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun