Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah Alasan Orangtua Menentukan Tempat Sekolah pada Anak

10 Maret 2021   17:40 Diperbarui: 10 Maret 2021   17:50 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak disekolahkan di sekolah yang mapan (foto dari halosehat.com)

Orangtua adalah garda utama pendidikan. Oleh karena itu, orangtua tidak boleh sembrono dalam mendidik anak. Lebih-lebih menentukan tempat sekolah pada anak. Sebab, anak adalah generasi penerus nusa dan bangsa.

Oke. Saya harap tidak ada yang keberatan terhadap kalimat pertama pada alenia pembuka tersebut. Orangtua adalah garda utama pendidikan. Kenapa bukan guru? Saya tanya, lebih dahulu mana, guru dengan orangtua? Tulisan ini tidak memperdebatkan siapa yang terdahulu. Layaknya telur dan ayam. Sudah pasti, orangtua lebih dulu ketimbang seorang guru.

Maaf jika ngalor-ngidul. Maksud hati gak gini kok. 

Memberikan pendidikan terbaik pada anak adalah harapan sekaligus cita-cita mulia orangtua. Seorang ayah membanting tulang, demi memberikan nafkah agar anak istrinya dapat hidup dan bertahan. Seorang ibu tak henti-hentinya mendidik sang buah hati, supaya anaknya berguna bagi keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi prioritas utama dalam tumbuh kembang anak.

Salah satu masalah mengenai pendidikan anak adalah menempatkan anak pada sekolah yang tepat. Tepat dalam artian sesuai dengan kebutuhan anak. Hal ini jarang diperhatikan oleh orangtua. Kita sebagai orangtua kadang menyekolahkan anak tanpa pertimbangan yang matang. Intinya, pokok sekolah.

Pemikiran tersebut ada benarnya. Mengingat di daerah pedesaan sangat jarang terdapat sekolah. Paling-paling hanya satu hingga dua sekolah. Itupun sekolah dasar. Namun, saat ini setiap desa ada satu sekolah dan setiap kecamatan juga ada satu sekolah menengah, baik SMP maupun SMA.

Dengan pilihan yang terbatas itu, mau tidak mau, orangtua memasukkan putra-putrinya pada sekolah yang paling dekat dengan rumah. Aspek keselamatan diperhitungkan. Wajar, orangtua di pedesaan bekerja semua. Ada yang mencari tumpuk untuk pakan ternak, ada yang jadi buruh tani, ada yang mengurus sawah ladang, dan pekerjaan yang berhubungan dengan pertanian lainnya.

Sangat bersyukur bagi orangtua yang tinggal di perkotatan dan semiperkotaan (baca: daerah yang lebih maju dari pedesaan) dapat memilih sekolah yang pantas dan layak bagi tumbuh kembang anak. Bayangkan mereka, para orangtua di desa, pasrah dengan keadaan. Itulah mengapa, ketimpangan pendidikan masih terasa hingga saat ini. Masih banyak daerah 3T, yang mungkin saja belum teraliri listrik. Sedangkan kita disini, hidup nyaman dengan jaringan internet 5G.

Oke. Semakin tak fokus saja ya? Malah membicarakan ketimpangan pendidikan. Baiklah, kita coba fokus pada permasalahan orangtua yang menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu.

Orangtua harus memberikan hal yang terbaik pada anak. Terutama sekolah. Tempat menimba ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun