Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menangani Masalah Fobia pada Anak

26 Februari 2021   09:25 Diperbarui: 28 Februari 2021   12:37 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang mengalami fobia (foto dari riliv.co)

Apabila anak pada katak yang pada waktu dulu pernah wah ada seekor katak melompat i dirinya sehingga dia memiliki ketakutan pada kata dan hal ini jangan an-nas sebagai objek untuk menakut-nakuti anak apabila sedang beraktivitas seperti contoh anak saat itu sedang melihat-lihat kebunnya tanaman bunga di halaman rumah kita dan kita memaksa untuk anak jangan ke sana nanti ada kodok di semak-semak itu hal ini salah karena dengan kita terus menakut-nakuti anak dengan objek yang telah ditakutinya maka akan menimbulkan pemikiran bahwa kata itu berbahaya bagi dirinya dan dirinya akan terus merespons porsi ketakutan-ketakutan tersebut dengan menciptakan fobia atau ketakutan yang berlebih pada seekor katak. 

intensitas menakut-nakuti anak dengan objek yang memang telah ditakuti oleh anak bakal menciptakan halusinasi pada diri anak bahkan ketika bermimpi anak akan bermimpi objek yang ditakutinya sehingga anak akan benar-benar memiliki ketakutan yang berlebih atau teramat tinggi kapasitasnya yang hal ini akan mengganggu kepada ada aktivitas anak.

Anak akan menghindari aktivitas kerja bakti di sekolah karena pasti ada ada 12 ekor katak yang ada di semak-semak sehingga apabila dia melihat kata-kata dia akan menjauhi aktivitas tersebut. 

Jelas hal ini mengganggu aktivitas anak. Selain itu anak akan mendapat porsi ledekan dari teman-teman sekolahnya. Kadang teman-teman sekolahnya pegal menakut-nakuti anak tersebut dengan melemparkan seekor katak kepada dirinya hal ini jelas menambah ketakutan anak dan tentu akan berpengaruh kepada psikologis atau kejiwaan anak.

Oleh karena itu orangtua disarankan untuk tidak menakut-nakuti anak dengan objek yang telah ditakuti oleh anak karena hal ini akan berakibat buruk di masa mendatang alangkah lebih baiknya orang tua mengedukasi tentang objek-objek yang ditakuti anak tampilkan sisi positif dari objek yang ditakuti anak.

Kedua, jangan memaksa anak melakukan suatu hal yang tidak disenangi.

Rasa ketakutan yang berlebih bakal menciptakan perilaku anak, untuk tidak menyenangi suatu aktivitas maupun situasi dan kondisi yang memungkinkan adanya objek tersebut. Seperti halnya, kerja bakti di sekolah. Yang mana tentu harus bersih-bersih dan di sana pasti ada seekor atau dua ekor katak. Dan anak akan menghindari aktivitas kerja bakti tersebut.

Peran orang tua adalah jangan memaksa anak untuk melakukan suatu hal yang tidak disenangi. Jadi, mengarahkan anak untuk melakukan aktivitas lainnya untuk menghindari objek tersebut, apabila belum melakukan atau tengah melakukan serangkaian tahapan edukasi mengenai objek tersebut.

Misalnya di sekolah, maka seorang guru harus memberikan aktivitas lain kepada anak, yang memang memiliki ketakutan pada seekor katak, misal dengan membersihkan ruang kelas. Hal ini akan mengurangi rasa takut. Anak tetap melakukan aktivitas bersih-bersih, tapi di ruang kelas.

Ilustrasi ayah yang memberikan dukungan dan kepercayaan kepada anak (foto dari lm.psikologi.ugm.ac.id)
Ilustrasi ayah yang memberikan dukungan dan kepercayaan kepada anak (foto dari lm.psikologi.ugm.ac.id)

Ketiga, orang tua harus mendekatkan diri kepada anak sekaligus memberikan dukungan dan kepercayaan kepada anak untuk menghilangkan fobia yang dideritanya.

Ketika anak mengalami fobia atau ketakutan berlebih, tentunya orang tua cukup khawatir terhadap tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, orangtua harus selalu mendekatkan diri kepada anak untuk memberikan dukungan dan kepercayaan kepada anak, untuk bersikap lebih berani menghadapi rasa ketakutannya. 

Mulailah dengan mengedukasi anak mengenai rasa ketakutan yang ada dalam diri setiap individu. Bahwasanya setiap individu tentu memiliki rasa ketakutan. Namun, harus pandai-pandai mengelola ketakutan tersebut untuk menjadi sebuah kekuatan dalam diri anak, agar melangkah lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun