Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kena Karma Hamil Pranikah, Menyesal atau Bersyukur? Inilah Cara Asyik Berpacaran

5 Maret 2021   11:25 Diperbarui: 5 Maret 2021   21:25 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (foto dari pixabay)

Rani telah membuktikan bahwa karma memang ada dan mengincar setiap orang yang menaruh rasa benci pada kehidupan orang lain. Artinya, karma hadir kepada mereka yang yang sangat membenci, mencaci, dan menjelek-jelekkan kehidupan orang lain.

Tanpa sadar bahwasanya dirinya sendiri tidaklah begitu sempurna dan akan melewati perjalanan ruang dan waktu yang mungkin saja, hal itu akan terjadi kepada dirinya sendiri. 

Rani bukan satu-satunya orang yang terkena karma. Ada puluhan ribu bahkan jutaan orang yang telah dihancurkan kehidupannya oleh karma.

Melalui perjalanan hidup Mirna dan Rani, kita bersama belajar untuk senantiasa menjaga kesucian daripada mahkota yang kita miliki, menjaga wajah orangtua agar tetap bersinar, melindungi harkat dan martabat keluarga, dan mencegah cacatnya cita-cita kita sendiri.

Untuk itu, saya bakal berbagi tip bergaul dalam kehidupan asmara muda-mudi yang dimabuk cinta.

Sepasang kekasih yang baru menjalin hubungan percintaan atau pacaran akan beranggapan, dunia terasa menjadi milik mereka berdua. Semua orang yang ada di sekitarnya akan dianggap jangkrik. Lalu lalang, lalu pergi menghilang. Sesekali mengerik nyaring di telinga mereka.

Pertama, membatasi diri dengan pasangan.

Kehidupan muda-mudi yang tengah dilanda badai asmara, tentu akan selalu berdekatan dan selalu lengket. Namun, kita harus tetap berpatokan kepada norma yang ada di lingkungan masyarakat. Tetap membatasi diri dengan pasangan. Tidak cipika-cipiki di atas bumi mana pun. Jangan nyosor kayak bebek, meski udah resmi berpacaran. Dilarang berhubungan layaknya suami-istri. Cukup boleh berpandangan satu sama lain dan sesekali mengelus-elus jari-jemari.

Dimana asyiknya kalau begitu? Dablek kowe. Begini, jika kamu sayang dan cinta, lindungi dia. Bukan merusak dan meninggalkan. Dia bukan klepon, setelah dinikmati ditinggal. Dia manusia, punya hati, punya rasa. Jatuhnya, habis manis sepah dibuang. Bukan begitu ya.

Kedua, menolak ajakan pasangan yang ingin ini ingin itu banyak sekali.

Kayak lagunya siapa ya? Ingin ini ingin itu banyak sekali. Sudah. Menolak ajakan pasangan yang sedang napesu. Pacaran dengan sistem pertama tadi memang membosankan.

Sehingga kadang dan biasanya, si lelaki gak sabaran. Pengennya ini itu. Apabila si wanita kalah keteguhan hati dan pikiran. Akhirnya dituruti. Ini tindakan salah.

Pikiran mesum itu manusiawi. Entah datang dari si lelaki atau si wanita. Tapi, tolaklah tindakan mesum. Ingat, ini pacaran bukan pernikahan. Jadi, tahan sebentar lagi. Tunggu waktu yang tepat, tunggu waktu pasca akad nikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun