Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kedelai, Pengganti Protein Hewani Terbaik dan Olahan Masakan Kedelai

28 Januari 2021   13:05 Diperbarui: 30 Januari 2021   05:23 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
biji kedelai (foto dari ecoxtract.com)

Sebagian dari kita ada yang alergi telur, alergi daging ayam, alergi daging sapi, alergi kacang tanah, dan alergi bahan pangan lain. Inilah kehidupan, tak hanya sara yang beragam. Alergi pun sama, aneka rupa.

Dari beberapa bahan pangan tersebut, semuanya mengandung protein yang tinggi. Padahal tubuh kita membutuhkan banyak sekali asupan protein. Hal ini dinyatakan oleh Kemenkes RI dalam AKG (Angka Kecukupan Gizi) protein harian yang dibutuhkan oleh setiap individu—masyarakat Indonesia—sekitar 55—66 gram per hari. Porsi yang banyak.

Sedangkan diri kita, alergi terhadap protein hewani. Secara gizi, protein hewani jauh lebih banyak mengandung protein. Namun, perlu diperhatikan pula kandungan lemak di dalamnya. Ada untungnya bagi kita yang alergi pada bahan pangan penyuplai protein hewani seperti telur dan daging. Lebih hemat berbelanja. Apalagi kandungan lemak dapat mengakibatkan kolesterol.

Dunia ini lengkap dan berpasang-pasangan. Ada hitam ada putih. Ada manis ada pahit. Ada protein hewani ada pula protein nabati. Tuhan sudah cukup adil kepada hamba-hambaNya.

Ketika kita tidak dapat mengonsumsi makanan yang berprotein hewani. Tenang. Jangan risau. Ini bukan masalah hati (baca: perasaan) yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tapi, kebutuhan asupan gizi protein pada tubuh kita.

Kita dapat memanfaatkan bahan pangan yang berprotein nabati. Kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Emangnya ada? Ada dong.

Protein nabati tak kalah tanding dengan protein hewani. Sama-sama mengandung protein. Meski kadar protein nabati lebih sedikit dari protein hewani. Namun, kelebihan bahan pangan berprotein nabati rendah lemak. Jadi, aman dikonsumsi secara rutin. Akan tetapi, tidak boleh berlebihan. Sebab lebih belum tentu baik dan kurang belum tentu baik pula. Jadi takaran harus pas. Pas dikantong, pas gizinya.

Nah, bahan pangan yang memiliki protein tinggi dari bangsa nabati adalah kedelai. Ya, kedelai. Pengganti daging dan telur.

Pasti tidak asing bagi kita. Bukan seperti warga asing yang harus diidentifikasi dulu. Setiap hari, kita tentu tahu olahan kedelai di gerobak tukang sayur depan kompleks. Tempe dan tahu.

Pada tulisan ini, saya tidak sedang membahas pengolahan kedelai menjadi tempe ataupun tahu. Jadi, tetap di sini ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun