Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Berbisnis Bukan Soal Teman, tapi Kualitas dan Kemampuan

21 Januari 2021   12:15 Diperbarui: 24 Januari 2021   03:15 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi memeulai bisnis. (sumber: the next web)

Banyak yang keliru dalam membangun fondasi bisnis. Terlepas dari jenis produk dan luasnya pangsa pasar. Namun, relasi bisnis yang dijalin cukup ngawur. Main ngajak teman, saudara, bahkan sahabat. Ngak gitu cara mainnya.

Melahirkan bisnis tantangannya luar biasa berat. Hampir menyamai seorang ibu yang melahirkan. Maka harus diperhitungkan matang-matang agar bisnis yang dikelola cukup awet (baca: berumur panjang). Hubungan di antara perintis bisnis maupun dengan karyawan dan pihak eksternal yang terlibat.

Hal utama yang harus dipikirkan oleh para pencetus bisnis adalah anggota. Merekrut anggota. Entah bersama teman lama, teman akrab, teman rasa menikah maupun teman dari teman. 

Penting sekali menentukan siapa yang pantas dan berhak bersanding dengan kita untuk menjalankan bisnis. Guna diingat, tidak perlu memikirkan sara biarkan dia bekerja dengan orang lain.

Sama halnya dengan memilih pasangan hidup. Otak kita diperas habis sari-sarinya untuk menimbang berat, bebet, dan bobot para calon kandidat yang bakal menemani dan menahkodai kapal bisnis. Cukup rumit dan ruwet. Apalagi teman akrab. Khawatir hubungan pertemanan runtuh begitu saja. 

Tindakanmu sudah benar. Sebab kita bersama tahu, menetaskan bisnis dari nol membutuhkan orang yang tepat di tempat yang tepat. The right man on the right place.

Jadi gak asal ngajak teman. Bukan perihal mau tidak. Tapi kualitas dan kemampuan teman atau seseorang yang sehaluan dengan diri kita. Sejajar bahkan di atas kita. 

Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Teman pun sama. Ada teman yang ahli di bidang IT. Ada teman yang mahir teknik mesin. 

Ada teman yang mudah marah. Ada teman yang sangat pendiam. Karakteristik teman kita tersebut menjadi pertimbangan awal mengajak teman untuk membangun bisnis bersama.

Misal saya mau bangun usaha kripik nangka. Saya harus mencari teman yang paham soal bahan baku makanan atau perkuean. Akhirnya klop. Saya punya dana, dia punya ilmu. Terciptalah bisnis kripik nangka.

Ilustrasi musyawarah dalam menentukan jalannya bisnis (foto milik GettyImages)
Ilustrasi musyawarah dalam menentukan jalannya bisnis (foto milik GettyImages)

Maka dari itu, hal-hal yang dibutuhkan dalam membangun bisnis ialah kualitas dan kemampuan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun