Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dana Subsidi Pulsa Belum Cair, Pemerintah Niat Tidak?

23 Agustus 2020   10:11 Diperbarui: 23 Agustus 2020   10:15 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bergulir rencana subsidi pulsa bagi seluruh siswa-siswi di Indonesia. Mengingat adanya pandemi korona yang mesti melaksanakan pembelajaran dari rumah atau pembelajaran daring. 

Orang tua adalah rekening tabungan anak. Sedangkan mereka kehilangan pekerjaan. Mengalami pemotongan gaji. Bahkan terkena sakit covid-19. Maka, menyeruap keluhan orang tua pada pemerintah*. Sebab, kegiatan belajar mengajar dialihkan ke daring. 

Jelas. Orang tua harus memfasilitasi anak dalam menempuh pendidikan daring. Seperti membelikan gawai, mengisi kuota internet, dan menjadi guru dadakan. Susah, ruwet, jlimet, dan ogah. Kesal pada pemerintah.

Sungguhkah ada subsidi pulsa atau subsidi gawai bagi pelajar? 

Dana telah disiapkan. BOS pun dapat digunakan. Nyatanya, masih beku. Itulah fakta dilapangan. Rencana digembar-gemborkan. Konsep pembelajaran jarak jauh pun dibangun. Kurikulum pendidikan daring disiapkan. Tapi, masyarakat belum siap. Jadi, kudu tunggu hingga kapan? 

Tidak pelu menunggu masyarakat Indonesia siap. Situasi dan kondisinya saja yang tak pas. Kenapa mesti pada saat Indonesia menderita wabah. Baru disusun. Baru disajikan. Kenapa tidak dari dulu saja.

Masalah subsidi pulsa, pemerintah sudah mengantongi prosedurnya. Namun, mengapa belum mengambil kuda-kuda. Masih duduk nyaman melihat keteleran para pelajar di tanah Pertiwi. Kapan direalisasikan?

Subsidi pulsa saja ribet. Apalagi, subsidi gawai. Sebenarnya, pemerintah niat tidak?

Hingga kini, memasuki minggu ketujuh pembelajaran daring. Belum serupiah pun subsidi pulsa itu masuk ke tangan para pelajar.

Sesungguhnya, permintaan subsidi pulsa atau subsidi kuota data internet sudah sejak akhir Mei 2020. Mengingat, sekolah akan segera memulai pembelajaran. Tapi, tak ada kejelasan. Hingga beberapa hari lalu, terdengar kabar akan ada gelontoran subsidi pulsa (berita tertanggal 6 Agustus 2020). Sekarang sudah tanggal berapa?

Kenapa begitu lama proses pencairan dana subsidinya? Ataukah sengaja diulur-ulur menanti para orang tua menjerit, menunggu para siswa-siswi sekarat, baru melelehkan bantuan. Percuma. Sudah mati.

Adakah kemungkinan pemerintah mengkotak-kotakan bantuan pendidikan kala pandemi? Mungkin ada. Tapi, berpikir positif saja. 

Mendengar teriakan para orang tua di dominasi oleh masyarakat pedesaan. Apakah masyarakat kota lebih berhak mendapat subsidi karena kualitas SDMnya tidak diragukan lagi? Sehingga, kucuran kran rupiah selalu mampet bilamana mengairi kehidupan pendidikan di pedesaan terutama daerah 3T.

Pemerintah benar-benar tidak serius. Kalah pamor ketimbang para provider yang selalu memberikan promo kuota murah. Sebut saja, Telkomsel. Kebetulan saya pelanggan Telkomsel.

Telkomsel yang notabene BUMN. Mudah mencairkan kuota data internet yang supermahal guna mendukung pembelajaran daring para insan penerus nusa bangsa. Promo terbarunya adalah paket Ilmupedia 10 GB dan kuota belajar 30 GB yang dibanderol Rp10 per 21 Agustus 2020 hingga 31 Agustus 2020.

Biasanya paket data 10 GB per 30 hari itu di kala normal dipatok harga Rp100000. Bayangkan, berapa uang Telkomsel yang dibagi cuma-cuma tersebut.

Saya tidak sedang membandingkan dana yang dikeluarkan pemerintah dengan Telkomsel. Toh, sama-sama bernaung pada payung Indonesia. Yang saya bandingkan adalah kecepatan menyadari lingkungan yang dinamis ini. Kecepatan memberikan dana bantuan. Walau hanya mampu membelikan kuota 2 GB saja.

Para orang tua memandang Telkomsel terdepan, teradaptif, tercepat, dan terbaik. Sedangkan, pemerintah yang diagung-agungkan masih mabok sana-sini. Padahal, dananya sudah siap.

Tak habis pikir untuk pemerintah. Saat ini, orang tua hanya ingin subsidi pulsa tersebut nyata hadir bukan fiktif belaka. Orang tua tak mengerti soal kurikulum, pecairan dana BOS, bahkan administrasi para guru.

Jadi, kapan subsidi pulsa cair?

* Pemerintah disini mengacu pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun