Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Resepsi Meriah Tamu Melimpah Tak Risau Korona

4 Agustus 2020   21:43 Diperbarui: 4 Agustus 2020   22:04 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Resepsi Pernikahan Sinta Inggo pada Juli 2020 (dokpri)

Foto pun kudu jaga jarak. Tidak boleh dempet sama sekali.

Acara resepsi pernikahan di kampung-kampung seakan tak mengenal apa itu korona. Masyarakat percaya korona bukan musuh yang harus ditawan tetapi, kawan yang harus dilawan.

Awal korona merebak memang menimbulkan sedikit cemas pada masyarakat Indonesia tak terkecuali masyarakat desa dengan kemampuan ekonomi terengah-engah. Tapi, tak membatalkan segala rangkaian acara yang telah tersusun rapi. 

Rentetan agenda tahunan tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh orang pintar atau sebangsa dukun. Salah satunya hajatan warga tentang pernikahan.

Pernikahan adalah agenda tahunan yang tiap tahun mesti ada dan terselenggara oleh pasangan muda-mudi yang membuktikan cinta kasihnya. Tanggal dan waktunya nya ngak bisa diubah sedetik pun. Sakral.

Pada bulan ini, awal Agustus 2020 merupakan bulan-bulan yang sangat apik dan cocok bagi muda-mudi untuk menikah dan melangsungkan perkawinan. Hiks, pernikahan. Sebab, bertepatan dengan bulan Dhzulhijjah (bulan pernikahan/perkawinan).

Menurut perhitungan kalender Jawa pada bulan ini sangat baik melangsungkan acara pernihakan. Nah, masalahnya pandemi memuncak. Kasus korona meningkat di mana-mana, protokol kesehatan diketatkan, dan kewajiban sweb test bagi semua orang.

Masyarakat desa yang dikenal arif dan mengandalkan alam dalam bercocok tanam, begitupun dalam menggelar acara resepsi pernikahan dengan menganut kalender Jawa. Masih sangat yakin, korona hanya kawan yang perlu dilawan.

Acara resepsi pernikahan di desa masih digelar dengan meriah. Sound system mendendangkan lagu dangdut keras sekali. Asyik dan memang asyik. Tamu datang silih berganti sekadar memberi ucapan selamat kepada mempelai. 

Ironisnya, tak ada protokol kesehatan sama sekali. Pakai masker hanya ketika naik sepeda motor di jalan, takut ada razia masker oleh polisi. Sarpras cuci tangan pakai sabun tiap rumah tak ada sama sekali. Bersih. Jaga jarak tak digubris. Dempet dan mengerumun.

Resepsi pernikahan yang digelar kala pandemi masih sama layaknya pra pandemi. Meriah dan melimpah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun