Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Jiwa Dunia Pendidikan

27 Juli 2020   08:55 Diperbarui: 27 Juli 2020   10:41 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pribadi Anis sedang membaca sebuah buku| Dokpri

Pendidikan adalah proses pembelajaran seseorang dalam memahami suatu kondisi atau gejala pada kehidupan nyata. Pembelajaran berarti tahapan seseorang untuk dapat mengerti perihal kajian yang dipelajari. Mempelajari adalah keadaan seseorang melakukan kegiatan membaca dan menulis. 

Membaca artinya menggunakan mata untuk melihat objek dan otak untuk menginterpretasi objek serta mengambil makna suatu objek, sedangkan menulis artinya menggunakan otak sebagai alat berpikir dalam menuangkan gagasan melalui tangan berupa tulisan-tulisan yang memiliki ilmu atau makna akan peristiwa. Jadi, membaca dan menulis merupakan awal terciptanya suatu pendidikan.

Membaca tidak hanya sekedar melihat susunan alfabet di atas lembar putih tetapi jauh lebih dari itu, yakni memahami isi tulisan bahkan mampu mengkritisi bahasan tulisan yang telah dibaca. Membaca adalah unsur pertama dan utama dalam menyerap beraneka ragam ilmu dari manapun. Tanpa membaca tidak ada satu orang pun di muka bumi ini yang pandai dan cerdas. Albert Einstein adalah seorang yang genius, dan ia memeroleh dengan cara membaca.

Menulis tak sebatas menumpahkan tinta pada bidang datar, melainkan merangkai alfabet satu demi satu sehingga terbentuk suatu tulisan yang menampilkan ide penulis dalam menyampaikan isi bahasan pada pembaca. Menulis merupakan unsur pertama dan utama dalam memaparkan rangkaian alfabet hingga berbentuk suatu tulisan untuk dipahami dan dikritisi oleh pembaca. 

Selain itu, menulis juga merupakan kegiatan menuangkan segala macam gagasan yang dapat dijadikan pedoman dan acuan terhadap pendidikan  untuk  menambah  ilmu.  Raden  Ajeng Kartini,  yang merupakan seorang penulis tersohor di masanya, selalu menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan hingga mampu mengubah pandangan orang Belanda terhadap kaum pribumi saat itu.

Membaca bukan saja melihat, tetapi juga menerka dan mengkritisi tulisan yang tidak sesuai dengan pola pikir kita terhadap bahasan yang disajikan penulis. Menulis tak hanya menggoreskan ujung pena pada kertas, melainkan mengubah pola pandang kita terhadap pemikiran yang disampaikan penulis mengenai suatu kajian. 

Membaca dan menulis itu ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan dan saling mengungguli, sebab keduanya harus berjalan berdampingan agar membentuk suatu kemampuan dan keterampilan dalam jiwa setiap insan.

Literasi atau kegiatan membaca dan menulis ini memiliki kedudukan penting dalam dunia pendidikan. Tanpa kehadiran keduanya, dunia pendidikan itu ibarat ruang hampa tanpa isian  dan tak bermanfaat bagi keberlangsungan hidup manusia. Literasi memegang peran kunci pada dunia pendidikan yakni, sebagai fondasi yang memberikan kekuatan dalam membangun dan membentuk dunia pendidikan bagi semua orang. 

Tak berhenti di situ, literasi juga merupakan tulang punggung pendidikan, sebab hanya dengan literasi semua orang dapat mengenyam pendidikan walau tak harus berada dibangku sekolah dan karenanya tercipta manusia pandai dan cerdas. Maka dari itu, sangat penting membudayakan kegiatan literasi dalam kehidupan masyarakat untuk membangun dunia pendidikan bagi seluruh manusia.

Indonesia sebagai salah satu negara yang mengedepankan pendidikan, ternyata mengalami kendala berupa penurunan tingkat literasi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya nilai serap kemampuan akademik dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh menurunnya minat baca dan tulis pelajar. 

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan terhadap sepuluh siswa-siswi di desa Kedungmoro Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur dengan dua latar belakang lembaga pendidikan berbeda (SD dan MI), ternyata hanya dua siswa yang melakukan kegiatan literasi, baik di sekolah maupun di rumah. Sangat miris sekali jika melihat cermin literasi yang berlangsung selama ini, namun itulah bukti kegiatan literasi yang ada di dunia pendidikan Indonesia saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun