Mohon tunggu...
Bayu Firmansyah
Bayu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis yang menulis

Seorang lulusan public relations yang gemar membaca buku dan menonton anime di waktu senggang. Menulis sebagai ajang pelampiasan atas keresahan yang dialami sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melihat Tren Memindahkan Botol Minuman di Euro 2020 dari Kacamata PR

18 Juni 2021   18:20 Diperbarui: 18 Juni 2021   19:00 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/noticontando0417

Sepekan terakhir jagat sepak bola dimeriahkan dengan hadirnya salah satu turnamen bergengsi benua biru bertajuk Euro 2020. Meski penyelenggaraannya sempat tertunda akibat covid-19, animo masyarakat dunia tetap tinggi dalam menyambut turnamen empat tahunan ini.

Dalam sepekan penyelenggaraan turnamen, sudah banyak momen-momen yang mencuri perhatian pemirsa dan media. Mulai dari pingsannya Christian Eriksen, goal Patrik Schick dari tengah lapang, hingga digesernya botol minuman bersoda oleh Cristiano Ronaldo sewaktu konferensi pers.

Untuk peristiwa terakhir ternyata berbuntut panjang. Tindakan yang dilakukan Cristiano seolah dijadikan panutan bagi pemain lain. Manuel Locatelli, penyerang Italia, meniru persis tindakan Cristiano pada konferensi pers pasca kemenangan Italia atas Swiss. Pun dengan Paul Pogba yang memindahkan minuman bir Heineken seusai laga Prancis lawan Jerman.

Dari ketiga peristiwa 'penyingkiran' botol minuman di atas, saya merasa terpanggil untuk ikut menulis mengenai hal tersebut seperti yang dilakukan kompasianer lainnya. Bedanya saya tertarik untuk melihat perisitiwa itu dari sudut pandang PR (Public relations), sebuah ilmu yang menjadi program studi saya saat ini.

Bagaimana kacamata PR melihat tren pemindahan botol minum di Euro 2020?

Seorang pebisnis bernama Jean Louis Gassee pernah berkata, "Advertising is saying you're good. PR is getting someone else to say you're good."

Sebuah kutipan yang sangat relevan dengan peristiwa pemindahan botol di Euro 2020. Sayang bagi sang perusahaan, bukannya mendapati seseorang yang mengatakan hal bagus tentang produk mereka (Apalagi di acara 'milik' mereka), malah sebaliknya.

Akibat tindakan Cristiano yang memindahkan produknya, perusahaan Coca-cola harus menerima kerugian RP 57 triliun setelah sahamnya turun sekitar 1.6 persen.

Dilihat dari kacamata public relations, sebagai sponsor Coca-cola berhak mengajukan protes kepada pihak Euro 2020 karena alih-alih meningkatkan keuntungan dengan menjadi sponsor turnamen, malah rugi yang didapat.

Di sisi lain, sebenarnya Cristiano tidak perlu tergoda untuk memamerkan idealismenya terhadap gaya hidup di depan publik (Apalagi mengingat dahulu ia pernah menjadi bintang iklan Coca-cola), karena pihak Coca-cola tidak pernah memaksa para pemain maupun pelatih untuk meminum produknya (Meski sebenarnya mereka berhak meminta itu sebagai bagian kesepakatan).

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Saat ini yang bisa dilakukan oleh pihak Coca-cola khususnya bagian divisi public relations adalah segera memperbaiki citra yang tercoreng di mata publik dengan beberapa strategi berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun