Mohon tunggu...
Jazir Hamid
Jazir Hamid Mohon Tunggu... Tutor - PLAT AB I Pelaku Wisata

âž¡ Mengeluh adalah tanda kelemahan jiwa. [Soekarno]

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tetap Survive di Masa Krisis

6 Juni 2020   00:00 Diperbarui: 6 Juni 2020   00:03 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ingkung. sumber foto: pictame2.com

Mutiara membuka warung soto sapi di jalan Giriloyo -- Singosaren. Sebelah utara makam Sultan Agung Pajimatan Imogiri. Hasilnya pun lumayan, dalam sehari bisa terjual sekitar 150an porsi.

Saat pandemi covid-19, dirasakan banyak orang soal kesulitan ekonomi dan tidak bisa berbuat apa-apa. Layaknya katak dalam tempurung. Tapi kita harus percaya bahwa tak ada hal tidak mungkin. Di mana ada kemauan maka di situ ada jalan. Di mana ada kesulian, di situ ada kemudahan.

Cuma yang perlu difikirkan adalah bagaimana caranya kita bisa menemukan jalan tersebut. Di sinilah dibutukan sebuah kreatifitas dan ide serta kemauan untuk mencoba.

Pengalaman berbeda diungkapkan oleh Yulianto. Kebetulan saya kenal baik sama beliau.  Selain aktif di pariwisata, dia juga mempuyai profesi sebagai master of ceremony (MC), dan mempunyai usaha kerjinan batik kayu untuk souvenir di dusun Kerebet, Pajangan, Bantul, Yogyakarta.

Dia pun merasakan keresahan karna pandemi covid-19 ini. Kemudian merambah bisnis kuliner saat ini. Banyak job MCnya dicancel. Praktis tak ada giat untuk finansial.

Menyadari betapa kondisi sekarang masih tak memungkinkan untuk leluasa beraktivitas di luar, Yulianto memutuskan mencari kegiatan lain yang bisa dia lakukan di rumah.

Niat baik InsyaAllh hasilnya baik, dia membuka usaha kuliner, ingkung ayam kampung. Awalnya bersama seorang teman, mereka membuat wedang "gendheng". Sebuah minuman yang terbuat dari berbagai rempah lokal. Namun karena temannya ada kesibukan, Yulianto mencari alternatif lain yang bisa dia handle sendiri, yaitu ingkung ayam kampung.

Ingin lebih serius, Yulianto mencari partner marketing yang bisa diajak kerja sama. Ponakannya merekomendasikan kakak dari temannya yang pintar masak. Dilakukan test food kemudian berjodoh-cocok. 

Kemudian berpikir untuk membentuk branding supaya gampang dikenal halayak dan famelier. Tercetuslah sebuah brand Ingkung "Mbok Rembun". Dan sudah berjalan sejak awal Ramadhan bulan lalu.

Tak melulu terpaku dengan jualan, tapi lebih ke kegiatan. Yulianto pun menekuni media digital dengan mengupdate chanel akun Youtubnya yang beberapa tahun belakangan ditingalkan karna terlalu padanya schedule di bidang Mc.

Dalam sehari biasanya 50 porsi ingkung ayam kampung ludes terjual. Menjalani bisnis demi sebuah pertahan ekonomi saat krisi berlangsung. Beberapa orang pun turut menyampaikan padanya bahwa makanan yang dijual cukup terjangkau. Dia ingin semua orang bisa menikmatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun