Mohon tunggu...
Jazir Hamid
Jazir Hamid Mohon Tunggu... Tutor - PLAT AB I Pelaku Wisata

âž¡ Mengeluh adalah tanda kelemahan jiwa. [Soekarno]

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tetap Survive di Masa Krisis

6 Juni 2020   00:00 Diperbarui: 6 Juni 2020   00:03 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ingkung. sumber foto: pictame2.com

Covid-19 mengakibatkan melambatnya perputaran roda perekonomian. Banyak pelaku bisnis UKM yang kesulitan untuk mencapai target-target yang harus dicapai saat perekonomian nasional terganggu akibat Corona. Selain kesulitan mencapai target tertentu, pelaku bisnis biasanya urung melakukan ekspansi.

Meraba segala macam kemungkinan yang kiranya masih bisa diterapkan. Inovasi dan kreatif. Selain membuat bisnis tetap bertahan namun juga bantu memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh paling sederhana adalah kebutuhan APBD yang sekiranya bisa diproduksi UKM seperti  Faceshield, masker dari kain batik, dan yang lainnya.

APD sederhana ini (masker) saat ini sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat. Ini peluang yang menjanjikan di saat kondisi seperti sekarang.

Tuliswandi, produsen batik jumputan yang berdomisili di Celeban Yogyakarta pun melihat peluang itu. Melihat  kondisi pasar batik begitu lesu, terlebih lagi itu premium dan agak sulit kalau dipaksakan. "saya harus mulai hitung-hitungan, situasi ini tidak bisa diprediksi kapan akan kembali menggeliat" keluh Tuliswati memelas.

Memproduksi masker kain batik jumputan, dengan memanfaatkan perca dari sisa potongan pembuatan busana. Dalam produksinya tetap memperhatikan prosedur kesehatan.

Masker buatan Tuliswati dijual dengan harga terjangkau namun masih mengutamakan kualitas terbaik. Tuliswati memberi label sebagai masker jumputan modis. Sesua dengan nama brand usahanya "Dea Modis" Sebab, tetap melihat dari sisi estetika fesyen.

Kuliner Sebagai Alternatif

Anindya Praba Mutiara, pemilik usaha Mutiara Batik sebelumnya memutuskan tetap menjalani produksi fesyennya karena mendekati masa libur lebaran.

Tak berapa lama, Mutiara merasa kondisi pasar tak memungkinkan untuk tetap dipertahankan. Galeri Mutiara Batik terapksa harus tutup karna tak ada satu konsumen pun yang datang membeli.

Kebetulan Mutiara punya hobi memasak. Akhirnya punya inisiatif untuk buka usaha baru di bidang kuliner untuk menopang hidup di saat krisis Covid-19. Sebab bagaimanapun dan dalam kondisi apapun setiap orang butuh makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun