Mohon tunggu...
Jazir Hamid
Jazir Hamid Mohon Tunggu... Tutor - PLAT AB I Pelaku Wisata

➡ Mengeluh adalah tanda kelemahan jiwa. [Soekarno]

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Stay at Home" Hilangkan Stres dengan Menulis

29 Mei 2020   09:06 Diperbarui: 29 Mei 2020   10:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumen: plimbi.com

Hampir 5 bulan kita berada di masa di mana semua masyarakat merasakan sebuah kegelisahan, kepiluan, kebingungan, kepanikan dan segala macamnya. Akibat pandemi yang melanda dunia. Sungguh luar biasa dampak yang ditimbulkan. Sebuah keharusan bagi semuanya untuk tidak keluar rumah dengan adnya aturan  social distancing atau yang lebih rapet lagi physical distancing dan tetep stay home,.

Bagi kebanyaan orang yang biasa bekerja di lapangan atau di sektor pelayanan publik atau di kantor manapun tentu hal ini membuat mereka merasa terpenjara hidupnya. Begitu terbatas ruang geraknya dan tentunya akan merasa bosan menjalaninya.

Seperti saya yang biasanya bekerja  di lapangan, karna saya sebagai pelaku wisata meski tidak begitu aktif. Tidak aktif bukan karena malas, tapi karena lebih memberi kesempatan bagi yang lain untuk bisa merasakan manfaat dan menghendle suatu pekerjaan yang ada. Di samping itu karna saya juga punya usaha di bidang lain yang  harus lebih saya utamakan pegelolaannya.

Dengan adanya himbaun pemerintah untuk tetap stay home maka terpaksa seluruh kegiatan di luar seperti yang sudah saya sampaikan di atas, semua harus dihentikan. Awalnya enjoy dan sesuatu banget. Bisa berlama lama di rumah, bercanda sama anak anak yang biasanya seminggu sekali belum tentu bisa ketemu.

Bosan, dan mau ngapain lagi ini. Lama lama  bisa stres kalau beginii terus. kemudian secara kebetulan ada suara radio tetangga yang mampir di telinga,  kira kira membahas soal kegiatan positif di rumah selama covid 19. Ada sebuah kalimat yang saya tangkap "cobalah menulis untuk mengisi hari harimu" menulis, untuk apaa?  Sebuah pertanyaan konyol yang tak perlu jawaban dari siapapun karna saya mencoba mencari jawabnya sendiri.

Dari situ saya langsung mencoa merangkai kata, kalimat  dan akhirnya jadilah sebuah tulisan. Meskipun tidak enak dibacanya karna saya tidak pinter pinter amat meski juga tidak begitu bodoh. Hal ini saya jalani dan ternyata menjadikan hidup terbilang lebih berwarna. Tidak membosankan dan lebih bisa menghargai sebuah tulisan. Itulah jawaban yang saya dapatkan.

Seperti peribahasa yang menyatakan: di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Inilah sebuah pengalaman berharga nenek moyang kita sebagai nasehat kepada anak cucunya. Sesulit apapun keadaan yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya, tergantung bagaimana kita menghadapi masalah tersebut, tergantung mau tidaknya kita berusaha dan tergantung irodah qolbu (kehendak hati).  

Hari hari yang saya lalui   dengan kegiatan menulis. Meskipun untuk sementara tidak menghasilkan sesuatu apapun dari sisi finansial tapisetidaknya ini bisa menghilangkan kecenderungan bosan dan njelehi menjalani hidup selama stay home. “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash). Meskipun saat  ini saya tidak punya apa apa, tapi saya percaya bahwa Allah tanggung jawab penuh terhadap makhlukNya.  

Ternyata menulis itu asyik, menyenangkan dan merubah rasa makan menjadi lebih nikmat. Percayalah. “Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Yang jadi masalah sekarang adalah. Untuk apa tulisan tulisan ini... ?  ingat bahwa "Menulis adalah membuat jendela dunia"  kalau kita yang membuat jendela kita beri kesempatan orang lain yang membukanya. yaitu biarkan tulisan kita bisa dibaca orang. Disadari maupun tidak bahwa menulis merupakan salah satu pembuka cakrawala fikir. Lewat tulisan kita juga bisa berbagi manfaat, Sebab itu hendaknya kita tulis tulisan yang bermanfaat bagi orang lain yang membacanya. 

kita juga perlu sebuah self reminder sebagai rambu paling tidak untuk diri kita dan tak ada salahnya ungkapan itu kita selipkan dalam tulisan tulisan kita, secara tidak langsung ada orang lain yang bergerak hatinya untuk berubah, maka bertambah pula kebaikan kita mudah mudahan. Dari situlah kebaikan kita akan mengalir. 

Maka, Jadikan tulisan sebagai ladang kebaikan. agar kita lebih semangat lagi untuk meraih mimpi dan harapan dengan segala usaha serta kerja keras yang sudah kita jalani selama ini.

Menghilangkan Stres

Seperti saya ungkapkan di atas bahwa saya bisa stres kalau lama lama berdiam diri di rumah. Maka saya mencoba mulai menulis. Dan ternyata dengan menulis saya terhindar dari stress karena menuangkan semuanya dalam tulisan.

Percaya atau tidak, yang penting cobalah. Setiap hari bahkan setiap jam permasalahan selalu saja menghampiri yang membuat kita resah dan semakin gelisah. Hal seperti itu  tak ada salahnya cobalah tuangkan semua permasalahan dalam tulisan, curahkan semua yang ada, siapa tahu bisa dijadiin buku cerita.

Intinya.., tuangkan segala gundah, gelisah dan semua isi kepala dalam tulisan untuk melepas lelah dan gelisah dan sebagai media untuk mengasah kemapuan kita dalam menulis. "If you wait for inspiration to write you are not writer, you are waiter". Dalam kondisi apapun cobalah menulis, ide akan mengalir sesuai kodisi yang sedang kita alami. Hasil tulisannya pun bisa dipahami sebagai gambaran peristiwa yang sedang berlangsung dalam diri penulis. 

Semakin  banyak kta menulis semakin banyak  pengalaman, semakin banyak hal yang bisa dijadikan topik tulisan. Jadikan waktu senggang menjadi kesempatan berharga. Abaikan soal bakat, abaikan soal tingkat pendidikan, dan abaikan soal jabatan maupun kedudukan karna itu bukan satu satunya penentu terbaca atau tidaknya sebah tulisan.

Kita tak perlu ragu pegang dalil Thomas Alva Edison bahwa, bakat diperoleh 1%, selebihnya 99% latihan. Jadi sebenarnya bakat tidak lain perpaduan kerja keras, tekad dan kemaun. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.

So... nunggu apa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun