Lanjutan kejuaraan  AFF (Asean Football Federation Championship), kejuaraan sepakbola negara negara di Asia Tenggara diawal tahun 2023 akan digelar dengan babak semi final esok tanggal 6 Januari 2023 memainkan laga leg pertama antara Timnas Vietnam melawan tuan rumah Indonesia di GBK Senayan Jakarta.
Seperti yang telah diprediksi banyak orang, empat negara yang berhasil lolos dari babak penyisihan grup dan masuk ke babak semi final AFF Championship yang disponsori oleh Mitsubishi ini adalah Vietnam, Indonesia, Thailand dan Malaysia, empat negara tumpuan kekuatan sepakbola di Asia Tenggara sekarang ini.
Sejak awal dilangsungkannya kejuaraan ini, Indonesia sendiri belum pernah memenangkan Piala AFF yang selama ini diraih secara bergantian antara Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Itulah sebabnya penggemar sepakbola Indonesia sangat berharap kali ini timnas kita dapat lolos ke final dan menjuarai even ini, karena ajang ini juga menjadi adu marwah dan gengsi sepakbola diantara negara negara Asia Tenggara. Mosok sih negara Indonesia dengan penduduk hampir 300 juta orang  kalah bersaing dengan negara Asean lainnya.., padahal Indonesia memiliki sejarah dan pengalaman sepakbola yang lebih panjang dan lebih mapan di tingkat Asia.
Rivalitas dilapangan antara Vietnam dengan Indonesia sendiri menjadi rivalitas panas dan perang psychologi kedua tim, dimana belakangan ini timnas Indonesia seringkali merasa sulit untuk menaklukkan tim Vietnam yang belakangan bertumbuh menjadi tim terkuat di Asia Tenggara dengan perolehan ranking FIFA paling tinggi (Vietnam masuk dalam peringkat 100 besar dunia dibanding Indonesia yang hanya di peringkat 152, jauh sekali..)
Apa yang menjadikan Vietnam sekarang ini begitu digdaya dibandingkan Indonesia dilapangan hijau?
Bila merunut ke sejarah sepakbola semenjak tahun 1960 an atau 1970 an, disaat sepakbola Indonesia sudah disegani di tingkat Asia, boleh dikatakan Vietnam masih belum punya lapangan sepakbola yang layak pakai, apalagi tim nasional.
Bagaimana orang Vietnam dapat bermain sepakbola bila disaat itu lapangannya saja masih dipenuhi ranjau ranjau bekas peninggalan Perang Vietnam?. Jangankan membentuk timnas kuat, pemain sepakbola saja sangat was was saat di lapangan, jangan jangan malah nginjek ranjau.
Berbeda dengan saat Vietnam sudah berbenah, bersih bersih dan bereformasi yang dimulai sejak tahun 1990 an, reformasi di segala bidang, bahkan pembangunan ekonomi mereka juga.
Ternyata geliat reformasi dan perkembangan ekonomi di Vietnam berdampak lurus dengan perkembangan sepakbola mereka, tidak lain dengan etos dan semangat juang tinggi rata rata SDM Vietnam.
Segala strategi dan etos kerja keras SDM Vietnam tampaknya berbuah hasil perkembangan luar biasa. Sebelum masa Covid 19, pertumbuhan ekonomi negara ini tumbuh melesat dari 5, 3 % di tahun 2012 menjadi 7,1% ditahun 2018, tidak lain didorong oleh pesatnya Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment) disamping stabilitas pemerintahan dan mata uang mereka. Tampaknya Vietnam menjadi semacam gadis cantik yang sering "diperli" (bahasa Medan artinya mendapatkan perhatian) investor luar negeri.
Masih ingat sebelum masa Covid, beberapa investor asing dari Indonesia hengkang akibat iklim investasi yg kurang kondusif didalam negeri, memilih Vietnam sebagai tujuan baru investasi mereka.
Masih ingat jugakah dengan kasus mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang divonnis masuk bui akibat perkara suap dalam pemberian izin ekspor benih lobster?
Bila dirunut lebih dalam, ternyata sedikit banyak masih ada kaitannya dengan strategi pebisnis Vietnam dalam meningkatkan ekspor lobster mereka.
Walaupun Indonesia adalah penghasil benih lobster terbesar di dunia, penerima keuntungan terbesar penjualan lobster adalah Vietnam, karena mereka mengembangkan budi daya lobster dari benih lobster yang didatangkan dari Indonesia, baik secara legal maupun melalui penyelundupan benih.
Bayangkan benih lobster yang dihasilkan oleh nelayan Indonesia, mereka kembangkan melalui budi daya dan pembesaran lobster menjadi ukuran ekspor yang menjadi barang mahal dan mendatangkan keuntungan berpuluh puluh kali lipat dibandingkan penjualan benih lobster yang dijual oleh nelayan Indonesia. Hanya butuh waktu pembesaran beberapa bulan saja oleh pengusaha Vietnam untuk menggandakan hasil penjualan lobster.
Itulah sebabnya, pebisnis Vietnam sangat berharap ekspor benih lobster tetap diizinkan oleh pemerintah Indonesia, melalui kerjasama dengan pebisnis pencari keuntungan sesaat di Indonesia. Mencari jalan agar bisnis pembesaran lobster mereka tetap berjalan lancar dan tetap bisa menangguk keuntungan besar, dengan segala cara, termasuk upaya suap menteri kelautan agar ekspor benih lobster tetap lancar melalui pengusaha Indonesia.
Mungkin bisnis dengan cara itu dianggap sah sah saja.., tetapi juga menggambarkan etos pebisnis Vietnam untuk merajai dunia usah yang mereka geluti..
Kembali ke soal perkembangan sepakbola Vietnam yang sudah jauh berkembang di Asia Tenggara dengan strategi yang mereka lakukan, setali tiga uang jugalah dengan pertumbuhan ekonomi Vietnam.
Etos dan pembinaan spartan sepakbola membuat mereka kuat dan disegani di Asia Tenggara, tetapi bukan tidak bisa dikalahkan oleh timnas Indonesia.
Apalagi dengan pembinaan timnas sepakbola Indonesia belakangan ini yang mendapat perhatian besar dari negara dengan alokasi dana negara yang besar untuk mendapatkan timnas sepakbola yang kuat dan mampu bersaing ditingkat Asia.
Asalkan pemain bermental kuat, disiplin tinggi sesuai arahan pelatih dan yang penting jauh dari mental korupsi dan suap menyuap, baik pemain maupun pengurus.
Membebaskan diri dari mafia sepakbola yang senantiasa merajalela menghantui sepakbola Indonesia...
Ayo timnas Indonesia..., kita bisa...
Tanjungsari, 5 Januari 2023.
Batara Tobing.
