Mohon tunggu...
batara tobing
batara tobing Mohon Tunggu... Akuntan - Memperluas dan berbagi wawasan

Purna bhakti ASN

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tradisi Genjot Anggaran di Bulan Desember

2 Desember 2021   06:50 Diperbarui: 2 Desember 2021   06:58 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat datang bulan Desember..
Tradisi yang tidak pernah pudar ditelan waktu, kesibukan di bulan Desember untuk menghabiskan anggaran di akhir tahun, terutama tradisi yang selalu berulang dalam pelaksanaan anggaran Negara yang dibelanjakan oleh pemerintah.

Mengapa pula harus menggenjot pengeluaran duit pemerintah untuk menghabiskan anggaran diakhir tahun?. Tidak lain karena salah satu parameter prestasi kinerja pemerintahan biasanya diukur dari tingkat penyerapan anggaran yang dilakukan untuk menjalankan roda pemerintahan dalam satu masa anggaran.
Dengan parameter kinerja seperti itu, tentu akan runyamlah bagi instansi yang tidak dapat menghabiskan anggarannya di akhir tahun dan menjadi Silpa (sisa lebih perhitungan anggaran) ditahun anggaran berikutnya, karena dianggap sebagai instansi yang kurang move on melaksanakan aktivitas pemerintahan yang telah diamanahkan diawal tahun anggaran, dengan kemungkinan konsekuensi jatah anggaran ditahun berikutnya akan disunat dan dialihkan ke instansi lain yang lebih jagoan menghabiskan anggaran (indikator, menyerap 100 % atau mendekati 100 % dari anggaran yang direncanakan) akibat tidak mampu menghabiskan anggaran.

Memang secara teori, pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai salah satu indikator untuk menilai besar kecilnya aktivitas pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran pemerintah, meliputi pengeluaran untuk belanja barang dan jasa, pengeluaran untuk gaji pegawai dan pengeluaran untuk transfer payment (seperti pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk subsidi bagi masyarakat, buat bayar gaji pensiunan, pembayaran bunga atas pinjaman pemerintah kepada masyarakat).

Dari sisi teori ekonomi makro, genjot anggaran untuk memaksimalkan pengeluaran pemerintah sebetulnya sangat masuk akal. Ingat saja apa yang diteorikan oleh mbahnya ilmu ekonomi Keynes, bahwa perluasan dan besarnya volume belanja pemerintah dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Keynes beranggapan bahwa pengeluaran pemerintah yang relatif tinggi tentu akan menyebabkan peningkatan permintaan agregat yang pada giliran berikutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pengeluaran Pemerintah (G), dapat juga dijelaskan dari identitas keseimbangan pendapatan nasional yang dirumuskan sebagai; Y = C + I + G + (X - M).

Rumus ini pulalah yang sering dipakai sebagai acuan pemerintah dalam memutuskan kebijakan ekonomi yang ditempuh.

Tetapi tunggu dulu.., dengan teori dan landasan kebijakan ekonomi diatas, bukan berarti pemerintah melalui organisasi/ instansi pemerintah harus santai di awal tahun dan menunggu sampai akhir tahun terutama di bulan Desember untuk jungkir balik melaksanakan program dan kegiatan untuk tujuan memaksimalkan dan menghabiskan anggaran di masing masing instansi pemerintah..
Sebenarnya, dalam pelaksanaan anggaran yang baik, sebaiknya rencana anggaran dalam satu tahun semestinya dirancang berdasarkan program kerja dan anggaran berdasarkan penyebaran anggaran (disbursement) yang diupayakan merata pada setiap bulan, triwulan atau semester, sehingga aktivitas pemerintahan tidak terkesan santai dibulan bulan awal, jungkir balik diakhir tahun.
Dari sisi efektivitas, efisiensi dan ekonomis (3E), penumpukan kegiatan anggaran diakhir tahun tentu berakibat anggaran yang tidak efektif, inefesiensi dan tidak ekonomis dalam pencapaian tujuan anggaran berbasis kinerja.

Bayangkan saja, akibat penumpukan volume kegiatan untuk merealisasikan anggaran di bulan bulan akhir tahun anggaran, pada umumnya instansi pemerintah, baik di kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah atau BUMN/D akan berupaya berkegiatan yang terkadang tumpang tindih, tidak perlu/ mubazir, kegiatan dengan topik atau judul yang mengada ada atau dipaksakan, lebih parah lagi merealisasikan anggaran yang beraroma fraud bahkan fiktif, tidak lain hanya untuk mengejar capaian anggaran di akhir tahun.
Bukankah sebenarnya kegiatan dan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja dapat dimenej berdasarkan budget disbursement yang disebar merata dalam satu tahun anggaran?

Kenyataannya rencana dan pelaksanaan budget disbursement di instansi pemerintah dan BUMN/D tidak segampang yang diteorikan. Ritual akhir tahun di bulan Desember selalu berulang, hotel hotel dan gedung pertemuan yang full booking, lomba cipta judul kegiatan akhir tahun, sibuk tidak menentu untuk tujuan yang tidak jelas capaian kinerjanya, pokoknya bancakan anggaran diakhir tahun tetap lestari...
Tentu ini bukan ciri nawa cita yang disasar oleh pemerintah...

Bukankah lebih baik kita santai saja sambil ngopi di akhir tahun karena capaian kinerja yang terstruktur sambil mencari inspirasi tentang capaian kinerja yang lebih baik di tahun anggaran yang akan datang di tahun baru?
Selamat datang bulan Desember, selamat berimprovisasi...

Tanjungsari 1 Desember 2021
Batara Tobing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun