Mohon tunggu...
batara tobing
batara tobing Mohon Tunggu... Akuntan - Memperluas dan berbagi wawasan

Purna bhakti ASN

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae Yong dan Kualitas SDM Kita

6 Juni 2021   22:02 Diperbarui: 6 Juni 2021   22:31 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin Serdy Ephy Fano dan Ahmad Afhridzal gak pernah menyangka bahwa mereka berdua akan langsung terdepak dari timnas U 19 saat terlambat bangun dan akhirnya terlambat ikut latihan yang digelar oleh coach Shin Tae Yong yang diberi kepercayaan oleh PSSI untuk melatih timnas sepakbola Indonesia. 

Coach asal Korea Selatan ini menyadari betul akan tanggung jawabnya untuk meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia yang sulit maju, oleh karenanya benar benar menerapkan etos dan disiplin yang sudah terbiasa di negaranya Korea, etos kerja keras dan disiplin yang spartan. Gaya latihan keras itulah yang diterapkan oleh coach Shin Tae Yong kepada anak latihnya di timnas sepak bola Indonesia, dan para pemain pun menjadi terkaget kaget dengan cara pelatihan fisik dan disiplin yang spartan ini.
Akan halnya kedua pemain, Serdy Ephy dan Afhridzal yang masuk dalam timnas U-19 dibawah asuhan Shin Tae Yong mungkin terbuai dengan akomodasi mewah yang difasilitasi oleh Kemenpora untuk mencetak pemain yang unggul dilapangan sepakbola. 

Diinapkan dihotel mewah berbintang lima Fairmont Jakarta selama program latihan, membuat mereka seperti dimanja dan cenderung kendor disiplin saat difasilitas akomodasi bagus. Memang hotel mewah ini, khabarnya dengan tarif terendah sekitar 4 jutaan rupiah per malam cukup untuk membuat betah dan  terlena oleh fasilitas yang tersedia, bukan hotel yang biasa digunakan oleh pegawai negeri yang melakukan perjalanan dinas karena tarifnya yang tidak terjangkau menurut aturan anggaran maksimal APBN bagi PNS dengan pangkat golongan tertinggi dan masa kerja diatas 30 tahun sekalipun. 

Jadi sebenarnya fasilitas bagi anak anak asuh di timnas yang disediakan dari dana negara sebetulnya sudah sangat memadai, oleh karenanya diharapkan prestasi yang dihasilkan memadai juga. Oleh karena itu dituntut disiplin pemain dan latihan keras, apa daya karena ketiduran, pada akhirnya keduanya harus angkat koper pulang kampung dan tidak diikutkan ke pertandingan dan progam latihan selanjutnya di Kroasia, dianggap indisipliner oleh coach STY.

Program pelatihan gaya STY ini memang cukup berat bagi pemain yang terbiasa manja, itu sebabnya banyak pemain yang merasakan porsi pelatihan melelahkan, beberapa orang pingsan, cedera dan sakit. 

Walaupun begitu, banyak pemain bola yang mengharapkan dan bercita cita terpilih menjadi salah seorang yang diasuh oleh pelatih ini dan masuk dalam timnas.

Perbaikan disiplin dan mental disamping upaya genjot ketahanan fisik merupakan program utama coach Shin Tae Yong, karena dari hasil pemetaannya terhadap para pemain sepakbola timnas Indonesia, masalah disiplin, ketahanan fisik dan mental itulah yang menjadi persoalan utama yang perlu direhabilitasi disamping teknik permainan di timnas sepakbola Indonesia. Prestasi, produktivitas, daya tahan fisik dan mental ini juga pastilah berkaitan dengan kondisi sumber daya manusianya juga.

Kondisi ketidak siapan saat digenjot daya tahan fisik, mental dan disiplin seperti halnya timnas dibawah coach STY  ini kayaknya menjadi gambaran diberbagai bidang di negara kita. 

Di bidang sumber daya manusia Indonesia misalnya, pada rilis Pertemuan Tahunan IMF - Word Bank 2018 di Nusa Dua Bali, Indonesia berada pada skor 0,53; peringkat 87 dari 157 negara, jauh dibawah singapura yang memiliki skor 0,88.

Skor Indonesia 0,53 ditahun 2018, berarti seorang anak yang lahir di Indonesia ditahun 2018, ketika bertumbuh, maka produktivitas nya hanya mencapai 53 % dari hasil apabila memiliki pendidikan yang lengkap dan kesehatan yang baik, masih dibawah rata rata negara di Asia Timur dan Pasifik yang berada pada skor 0,62.

Itulah sebabnya, sebelum masa pandemi Covid, pemerintahan Jokowi berupaya mengejar ketertinggalan dan kesenjangan modal manusia Indonesia dengan program investasi untuk peningkatan kesehatan, nutrisi dan capaian pendidikan, termasuk mengurangi angka stunting.

Apa khabar program pemerintah ini, jangan kiranya mati suri dan terabaikan akibat masa pandemi Covid, karena berkaitan erat juga dengan upaya pencegahan covid melalui peningkatan daya tahan tubuh. 

Jangan lupa juga, disiplin dan daya juang merupakan modal kuat dengan kondisi terbatas, ingat pejuang dengan peralatan bambu runcing juga ternyata mampu menggetarkan penjajah dengan tank dan senapan mesin yang mereka miliki.

Ayo.., kita bisa..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun