Mohon tunggu...
Basuni ahmad
Basuni ahmad Mohon Tunggu... Guru - penulis buku Aktualisasi pemikiran pluralisme KH. Abdurrahman Wahid

Merenda kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menuju Satu Abad NU

2 Februari 2023   09:22 Diperbarui: 2 Februari 2023   09:29 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diksi Nahdlatul Ulama (NU) muncul tidak semata datang tiba-tiba. Karena sebelumnya ada diksi Nahdaltul Wathan dan Nadhlatul Tujar.Bahkan Para pendiri NU tadinya melebur dengan jami'ah "modern"semisal Syarikat Islam dan Masyumi. Kelompok Islam Modern awal berdiri lebih fokus pada pemberdayaan ekonomi kaum pribumi dan sosial kemasyarakatan. 

Sehingga tidak ada perbedaan mendasar. Seiring waktu ormas yg mengaku modern tersebut meneguhkan ideologi baru tokoh-tokoh  NU merasa ada perbedaan mendasar menyangkut akidah, dan amaliah ahli sunnah waljama'ah.


Ciri khas NU secara fiqh mengakomodir 4 mazhab mu'tabar. Dalam akidah mengikuti Abu Hasan al-Asyari dan Abu Mansyur al-Maturidi. Sehingga akidah NU merupakan moderatisme dari dua golongan akidah Jabariah dan Qodariah, atau antara fatalism dan rasionalism.
Sebagai ciri khas NU juga bertasauf. Yaitu tasauf Junaedi al-Bagdadi, kemudian dikembangkan oleh al-Ghazali dan kitab Ihya sebagai panduan.

Dari ketiga konsrtuk tersebut menjadikan NU dalam memahami teks-teks suci keagamaan tidak tekstualis. Sementara kaum yang mengaku modern dalam pemahaman keagamaan lebih dogmatis dan mereka mengkampanyekan puritan.

Semangat mengokohkan faham ahli sunnah waljamaah lebih mengkristal tatkala dalam skala global, tepatnya di Zajirah Arab Saudi terjadi peralihan kekuasaan dari raja Husein yang sunni kepada raja Abdullah Bin Saud yang ditopang faham Wahabisme. Sehingga pengusa Makah tersebut bermaksud meratakan makam Rasulullah dengan tanah, karena dianggap biang kemusyrikan.

Atas keinginan bumi ratakan situs penting di Makah tersebut oleh penguasa Arab.
Maka NU secara Jam'iah membuat nota keberatan sekaligus mengusulkan kepada Raja Arab agar menghormati tradisi mazhab sunni termasuk tradisi ziarah kubur.
Dan nota tersebut akhirnya mengubah kebijakan raja Saudi.

Dari sekilas sejarah tersebut NU lahir benar-benar  merawat tradisi ahli sunnah waljamaah, hal ini ditegaskan oleh peniliti Barat Andree Faillard.

NU secara faktual kokoh memelihara tradisi keagamaan. Tak heran jika maulidan, tahlilan, dan haul tetap eksis.

Dalam membangun peradaban NU eksis dengan khas pesantrennya. Karena dari pesantren ini sesunggunhya cikal bakal ulama NU yang mampu mengakses peninggalan khazanah klasik Keilmuan Islam atau dengan tradisi kitab kuningnya.


Tradisi kitab kuning hingga kini eksis.
Bahkan menjadi ikon pesantren NU ditengah menjamurnya "pesantren-pesantren" tahfidz atau modern yang tidak mengajarkan kitab kuning.

Se-Abad NU menjelang kini telah menjadi ormas kosmopolitan yang dulu dicap tradisional sebagaimana narasi Martin Van Bruinessen.
NU kini menjadi NU kota, sebagai indikator telah ribuan muncul anak muda NU, mengisi lembaga resmi negara, civil society kelas nasional hingga internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun