Mohon tunggu...
Basuni ahmad
Basuni ahmad Mohon Tunggu... Guru - penulis buku Aktualisasi pemikiran pluralisme KH. Abdurrahman Wahid

Merenda kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Sekolah Penggerak

31 Juli 2021   17:46 Diperbarui: 31 Juli 2021   18:06 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


 Sekolah penggerak mengambil falsafah pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan menurutnya menuntun, bukan membentuk atau menjadikan. 

Disini Ki Hadjar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak dalam arti yaitu, menuntun segala kodrat yang ada pada anak- anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan, dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Pendidikan dalam falsafah Ki Hadjar Dewantara adalah perubahan sesuai kodrat zaman. Ini memiliki makna pendidikan itu dinamis, diorientasikan pada tumbuh kembang siswa sesuai kebutuhannya. 

Dari itu ada istilah merdeka belajar, dalam arti peserta didik dalam belajar tanpa tekanan dan paksaan. Karena pendidikan memanusiakan manusia. Membangun cipta, rasa dan karsa. Dalam bahasa Bloom ada istilah Kognitif, afektif dan psikomotorik.

Falsafah Ki Hadjar Dewantara yang menjadi ikon Taman Siswa mengenal istilah menghambakan diri pada siswa. Ini bermakna pendidik dalam mengajar memperhatikan kodrat yang dimiliki peserta didik atau dengan kata lain berpusat pada siswa.

Dari itu jiwa merdeka kreasi anak tetap terjaga, tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya. Guru berperan sebagai penjaga olah rasa karsa, serta cipta anak itu sendiri agar tumbuh tanpa hambatan.

Sehingga guru dianalogikan ibarat petani sementara murid benih padi yang ditanam. Si petani bisa menanam padi memupuk dan menjaganya agar tumbuh dan berbuah dengan baik. Tetapi si petani tak akan mampu mengubah kodrat padi menjadi jagung.

Karena menurut Ki Hajar anak memiliki bakat bawaan.  Pendidik tinggal memoles bagaimana peserta didik tumbuh kembang bisa bahagia menggapai keberhasilan dari proses pendidikan.  Untuk menggapai itu pendidik harus memperhatikan kodrat alam,  dan kodrat zaman.

Sekolah penggerak dalam proses semuanya bermuars pada  visi misi Sekolah, kurikulum operasional sekolah semua diorientasikan pada peserta didik.

Goal dari output sekolah penggerak menghasilkan peserta didik mampu mengamalkan diri sebagai Pelajar Pancasila.
Sebagaimana visi pendidikan Indonesia:

Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar pancasila yang bernalar kritis, kreatif,mandiri,beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong-royong dan berkebinekaan global.

Sekolah penggerak sebagai agen mewujudkan visi pendidikan Indonesia maju. Dalam proses pembelajaran merekontruksi falsafah kehidupan nenek moyang nusantara yang terakumulasi pada Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara.

Dari itu yang ditampilkan profil pelajar pancasila, bukan profil pelajar "Qur'ani, atau Rabbani". Karena proses pendidikan adalah menyiapkan leader yang mengisi berbagai lini kehidupan sesuai kapasitasnya. Ada yang bekedudukan birokrat, legislatif, dan yudikatif. Ada juga sebagai penjaga keamanan negara TNI, dan POLRI.
Ada juga sebagai aparatur sipil negara (ASN), dan sebagian besar tentu sebagai warga negara dengan seribu nama profesinya. Dari seniman hingga pedagang online.

Sementara jika pendidikan diarahkan pada orientasi agama tertentu, tentu yang tercipta mengentalnya saktarian dan primordialis.
Dan itu tak sesuai dengan kodrat alam Indonesia yang beranekaragam suku budaya dan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun