Mohon tunggu...
Bass Elang
Bass Elang Mohon Tunggu... Seniman -

Dan pada akhirnya senja berubah menjadi malam yang gelap. Tak ada yang berkesan kecuali wajah manismu yang melintas.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Move On4: Rasa Keberharapan

20 April 2018   06:55 Diperbarui: 21 April 2018   02:23 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://m.id.aliexpress.com/

"Dan pada akhirnya, senja berubah menjadi malam yang gelap. Tak ada yang berkesan. Kecuali wajah manismu yang melintas."

Kebiasaan mengenang mantan menjadi sebuah rutinitas bagi mereka yang belum bisa move on. Mengenang mantan boleh-boleh saja. Apalagi mengenang peristiwa yang berkesan sewaktu bareng mantan. Misalnya, jalan bareng, makan bareng, ke pantai bareng, bahkan berjuang bareng. 

Dalam sebuah pacaran, memang banyak kesan kesamaan. Kebiasaan yang sama, sikap yang sama: saling perhatian, saling memanjakan, menyebalkan tapi menyenangkan. 

Di sela-sela waktu tanpa disengaja, pun terkadang spontanitas datang. Saat seseorang sedang membutuhkan sesuatu, tiba-tiba sang pacar tanpa dimintai bantuan ia datang mengejutkan—memberikan sesuatu yang dibutuhkan kekasihnya. Membelikan es krim, coklat, buah-buahan, bunga dan boneka, misalnya. Bahkan lebih dari itu. Satu hal yang mungkin paling penting untuk tidak mau dilupakan adalah, ketika sama-sama susah bareng, atau bahkan merantau bareng dan ngekos bareng.

"Tuhan, mengapa ia selalu terbayang dalam pikiranku. Kenangan pun datang menggugah perasaanku?" tutur Sinta di kala keheningan malam. 

Kenangan mengaktifkan kesedihan. Itulah yang kerap dialami Sinta. 

Pada sore hari di pinggir laut. Sinta berdiam-diri duduk dan selonjoran. Ia menyandarkan tubuhnya di pohon pisang. Hatinya gundah. Senja mulai tiba, air matanya keluar. Ia sedih. Apa lagi yang harus ia lakukan. Ia berharap bisa balikan lagi dengan mantan. Keinginan itu yang membuatnya bertahan dalam ketidak pastian. Medan geraknya menyempit. 

Antara maju dan mundur sudah tidak pasti lagi bagi seseorang yang sulit move on. Hatinya dirundung gelisah. Ia tertahan diri melakukan hal-hal lain. Gejolak jiwanya untuk bangkit terkubur dalam-dalam. Kesibukannya berkurang. Meski biasanya teguh tapi kemantaban mentalnya melemah. 

"Ta, mending kamu buat kesibukan baru ketimbang kamu mengenang-ngenang Sugih," saran Susi kepada Sinta. 

"Kamu tahu? Betapa saya merindukan saat-saat bersamanya," tanggap Sinta mengingat. "Aku merindukan kasih sayangnya. Kebaikannya. Pokoknya dia tidak bisa hilang dalam ingatanku. Dan, aku mengharapkan bisa bersamanya lagi." tutur Sinta sambil memakan bakso.

Rindu tak harus melahirkan harapan. Tetapi, rindunya Sinta kepada Sugih sering menimbulkan harapan. Rindu datang untuk menguji. Daya tariknya kuat. Rasa ingin bertemu pun menjalar ke seluruh tubuh dan pikiran seseorang, lalu seseorang akan mencoba bergegas pergi menemui orang yang ia rindukan. Namun, rindu hanya sebentar tiba dan segera berlalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun