Mohon tunggu...
Bass Elang
Bass Elang Mohon Tunggu... Seniman -

Dan pada akhirnya senja berubah menjadi malam yang gelap. Tak ada yang berkesan kecuali wajah manismu yang melintas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Anak Lebih Suka Bermain, Orang Tua Inginnya Mengatur

31 Januari 2018   17:21 Diperbarui: 31 Januari 2018   17:31 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak jarang masalah yang sering terjadi pada seseorang adalah kurang bermain. Mungkin pada waktu ia kecil yang seharusnya lebih banyak digunakan waktunya untuk bermain dibatasi oleh orang tuanya, karena orang tua inginnya mengatur.

Padahal masa anak-anak adalah bermain, agar ketika ia tumbuh besar tidak merasa kurang bermain. Sementara tidak sedikit orang tua yang memaksakan kehendaknya untuk mengatur kehidupan anak anaknya. Misalnya, main-main di larang, lari-lari dilarang, mandi-mandian dilarang, dst

Sejak kanak kanak (sebelum masa anak-anak) ia sudah menyukai bermain. Dagang-dagangan misalnya, playonan, dst. Lebih lagi ketika ia di masukan ke TK. Ia sangat menyukai permainan saat jam istirahat. Mukanya begitu gembira saat ke luar dari ruang kelas. Mereka pun langsung bergegas menuju tempat permainan..

Meskinya TK memberi waktu lebih untuk bermain kepada anak-anak didiknya. Karena meski banyak waktunya untuk belajar, mereka (kanak kanak) tetap bermain diruang kelas. Seperti lari-lari, dsb.

Selebihnya saat guru mengajari mereka menulis, dan membaca. Tak sedikit dari mereka mengoret-oret lembaran buku dengan pensilnya. Sasaran oret-oret selain buku adalah tangannya sendiri. Belum lagi baju yang ia kenakan pun juga menjadi korban oret-oretnya. Kenapa? Karena masa mereka belum saatnya diatur.

Oleh karenanya orang tua sebaiknya cukup memperhatikan, menjaga, dan merawat bukan mengatur. Anak anak sebaiknya dibiarkan bermain tetapi orang tua perlu membatasi.

Menurut falsafah jawa tentang hukum ukuran frekuensi emosional seseorang: Entok demene gari sengite, entok sengite gari demene. Analoginya: semakin sering anak-anak menggunakan waktunya untuk bermain, maka semakin bosan ia bermain. Agar kelak ia tumbuh menjadi remaja sesuai dengan masanya (bukan lagi bermain).

Karena anak anak lebih suka bermain daripada beraturan. Meskinya orang tua jangan terburu-buru memaksakan kehendaknya untuk mengendalikan kehendak anaknya. Anak-anak juga punya hak untuk hidup sesuai masanya.

Mungkin mindset orang tua adalah pendidikan sejak anak-anak itu lebih baik untuk membentuk karakter. Sehingga dengan demikian mereka memaksakan kehendaknya; menjadikan anak dari kesukaanya untuk bermain menjadi berperaturan. Hal itu justru akan menjadi masalah di kemudian hari.

Anak anak yang kurang bermain, tak jarang dari mereka ketika ia tumbuh besar (bertambah usia ~ dari anak anak ke remaja; dr remaja ke dewasa) akan menggunakan waktunya lebih banyak untuk bermain ketimbang mendidik dirinya ke masa yang lain.

Masa remaja seharusnya waktunya lebih banyak di gunakan untuk mengolah perasaanya, justru ia gunakan untuk bermain. Lebih lagi jika masa dewasanya ia masih merasa kurang bermain, maka waktunya juga akan ia gunakan untuk bermain.

Bass Elang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun