Mohon tunggu...
Sofyan Basri
Sofyan Basri Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Manusia

Menilai dengan normatif

Selanjutnya

Tutup

Money

Masak Rebus atau Tidak Becus

29 Maret 2022   08:28 Diperbarui: 29 Maret 2022   08:43 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat gorengan dengan cara anti mainstream, direbus. (INT)

Tiba dari Makale, Sabtu pagi. Turun di depan Perwakilan Litha-- depan Kodam Hasanuddin. Seorang laki-laki tambun, mendekat. Lalu menawarkan ojek. Saya tidak menanggapi; diam juga tidak menoleh. Barang yang diturunkan harus diperhatikan-- dari bagasi bus. Takut ada yang kelupaan.

Setelah semua beres. Berbalik dan bertanya.

"Berapa?"

"20.000 ribu"

Kuperhatikan betul lelaki itu. Matanya merah. Mungkin belum tidur. Atau entah yang lain. Giginya sedikit kuning. Pakaian agak usang. Memegang helm berwarna hijau. Disitu tertera amat jelas; grab. Belum juga handphone saya dibuka. Lelaki itu menurunkan harga. "15.000 Pak, jalan meq". Oke, gass.

Di tengah jalan. Kami bercerita. Banyak hal. Termasuk apa pernah hujan se-pekan ini. Hingga tentang minyak goreng. Si Tambun tertawa. Saya tanya, kenapa tertawa. Katanya, lucu. Ketika murah, minyak tidak ada. Setelah mahal, minyak dimana-mana. Kalimat itu buat saya ikut tertawa-- terbahak.

Ini segelintir cerita. Tentang rakyat, di tengah kesulitan. Mereka masih tertawa. Meski memaksakan diri-- melakukan itu. Tidak ada pilihan lain. Jika protes, rasanya percuma. Toh tidak didengar juga. Hanya buang waktu. Mending ngojek. Cari duit, buat keluarga. Meski pas-pasan. Bahkan kurang-- semua serba mahal.

Bagi pemerintah, ini seperti bukan soal. Buktinya, di Makassar. Apa sudah ada tersangka kasus penimbunan minyak goreng? Rasa-ranya belum ada; mesin pencarian google. Coba dicek. Ada dua pengungkapan kasus di Makassar; 21 Februari dan 16 Maret. Tapi seperti tidak ada progress, mungkin.

Kita coba bergeser ke dua hari lalu. Ada kegiatan unik. Atau mungkin sedikit menggemaskan. Digagas Pemkot Makassar-- Festival Merebus. Atau mengajak warga "tinggalkan" menggoreng.

Sekitar pukul 06.00 pagi. Pak Wali keluar rumah. Bersepeda menuju Pasar Terong. Berburu bahan baku-- festival merebus. Sambil diskusi kepada pedagang. Tak berapa lama. Ubi, jagung dan pisang ditangan. Lalu, balik ke rumah. Di Jalan Amirullah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun