Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teroris adalah Islam? Bagaimana Ciri-ciri Mereka?

26 Mei 2017   04:33 Diperbarui: 26 Mei 2017   12:16 5111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah.

Melihat kejadian bom Kampung Melayu selalu yang ramai pasti di media sosial. Pro, kontra atau apalah. Namun kali ini , timeline di laman media sosial Facebook pribadi agak sedikit berbeda. Rasio perbandingan antara mereka yang bisa melihat satu musibah dengan cerdas dan memberikan simpati (sekaligus kebingungan) atas peristiwa ini sudah semakin banyak ketimbang mereka yang selalu hipersensitif dan berusaha denial mengatakan bahwa bom di Kampung Melayu adalah suatu "upaya pengalihan issue" atau "rekayasa".

Para penggemar 'teori konspirasi' yang konon suka merasa lebih pinter dari aparat ini tinggal sebanyak kurang dari sepuluh jari dengan jumlah pertemanan aktif yang cukup lumayan banyak. Ya mungkin juga ada yang nggerundel namun enggak dituang di media sosial, menahan diri dalam menyambut Bulan Ramadhan. Ini juga sama baiknya.

Nah bagi yang masih tetap ngeyel atau gagal paham dengan teori bahwa "Ini adalah konspirasi dari Rezim yang sekarang untuk menyudutkan Ummat Islam" ?

Secara pribadi, saya suka bertanya tanya apakah mereka sedemikian tidak mengertinya, atau mereka memilih saklek untuk tidak mengerti ya? Coba anda bandingkan dengan kalimat ini : Ada seorang copet tertangkap dipasar. Dan dikarenakan sebuah "kebetulan" ( ya sebetulnya bukan kebetulan sih, hanya secara statistik kan emang muslim lebih banyak di Indonesia ini kan?) dia seorang Muslim. Kenapa tidak ada yang lantas kemudian berteriak atau berucap : " Ini adalah upaya rezim untuk menyudutkan ummat Islam, dengan menangkap pencopet itu". Atau Ah, pencopet itu sebetulnya non muslim. Itu hanya rekayasa aparat saja. 

Memang berat ya apabila kita dikaruniai dengan kemampuan berpikir berkilometer rendah, sehingga awet dan terjaga dengan baik baik fisik maupun elektron yang meletup didalamnya? Jarang banget dipake buat mikir. 

Ya sudahlah. Bahkan di Jaman para Sahabat, ada juga yang bernama Ibn Muljam kan? Ini tergolong kategori yang pintar dan rajin ibadah lho. Tetep aja salah tafsir dan akhirnya tenggelam dalam kebencian tafsirnya.  Mereka mereka ini lah yang wajib di waspadai karena sejatinya mereka adalah bagian dari Islam. Kita, yang merasa sekeyakinan, tidak boleh merasa bahwa Teroris bukan Islam atau Teroris tidak beragama. 

Saya dulu seringkali berusaha berpikir seperti itu. Namun kenyataan yang ada, mereka adalah bagian dari Islam. Yang mana atau bagaimana pemahaman mereka, kalau selama ini ternyata kita belum menjadi seorang muslim yang sebenar benar nya Muslim, minimal, anda harus bisa mengidentifikasi bagaimana sih mereka para teroris Islam bekerja. Hal ini penting supaya kita bisa sama sama menjaga lingkungan kita dan keutuhan NKRI. 

Bagaimana ciri ciri mereka ?

  1.  Hate Speech atau Ucapan Kebencian - Ini untuk mereka yang berada di level grass root atau akar rumput . Perhatikan secara baik atau bahkan anda bisa sedikit memancing mengenai pemahaman mereka tentang agama. Dalam hal ini, Islam. Jangan langsung antipati, karena pada level akar rumput profiling lebih mudah untuk dilakukan. Seringkali, mereka yang terlalu sering gembar gembor dengan ucapan kebencian ini justru tidak berbahaya sama sekali. Mereka bisa direkruit, dan jelas dalam jumlah yang banyak tentu mereka akan seringkali berbahaya. Namun, level ini hanya akan menjadi 'martir' saja. Dan coba saja apabila anda bisa simak media sosial mereka, maka biasanya mereka akan menjadi bagian dari laman pecinta ormas tertentu atau figur tertentu. 
  2. Keberpihakan Kepada Sebuah Organisasi Internasional - Ini level grass root ke medium. Profil yang dipenuhi dengan Jihadis, kerinduan akan sebuah aksi Jihad dan gambaran gambaran akan sebuah keindahan mati sahid ala para pejuang di luar negeri sana. Umumnya, mereka akan mengganti nama mereka pada level ini. Beberapa terlihat sekedar ikut ikutan, beberapa lagi terlihat sedikit lebih serius. Namun seringkali disini apabila anda bisa masuk lebih dalam ke kumpulan mereka atau bahkan ke media sosial mereka, coba perhatikan 5 teman yang paling sering berinteraksi dengan mereka. Atau terlihat sering mengunjungi profil mereka. Itu yang perlu anda waspadai. Jangan mencari sosok yang justru terlihat sangar atau gahar. DImana mana yang gahar adalah muscle, atau otot. Cari sosok yang terlihat karismatik disana. Inilah penghubung penghubung mereka ke jaringan yang sebenarnya. Rata rata mereka akan berafiliasi kepada sebuah organisasi Internasional, atau minimal mengagumi gerakan tersebut. Seperti ISIS atau Al Qaeda , misalnya. 
  3. Grup Sporadis Yang Lebih Kecil  - Mereka sudah semakin terdesak. Kadang anda seringkali berpikir kan apabila melihat satu aksi bom di Indonesia, atau adanya jaringan teroris yang terungkap. Tidak seperti apa yang anda bayangkan  melihat siapa yang direkruit mereka, jumlah kelompok kecil mereka atau bahkan akibat dari 'aksi' mereka? Dengan tidak mengurangi rasa hormat sama sekali kepada mereka keluarga korban dari sebuah bom bunuh diri, namun apa yang kita lihat sepertinya tidak signifikan memang benar adanya. Kenapa? Anda, saya, tidak pernah menyadari bahwa diluar sana banyak tim khusus yang mengejar mereka. Memberikan waktu dan dedikasi mereka untuk mengejar dan terus mengintai para teroris ini. Mereka semakin terjepit. Yang kita tahu, aksi mereka seperti "tidak serius". Ya karena memang pada kenyataannya, memang ruang gerak mereka semakin terbatas dan tidak jarang aksi yang mereka lakukan justru dalam keadaan terdesak atau benar benar tanpa rencana.  Sebagai contoh teori Kampung Melayu sendiri.  Bisa jadi, sasaran mereka sebenarnya bukanlah di Kampung Melayu.  Apa yang bisa kita lakukan untuk melihat grup sporadis ini? Dengan peduli dengan lingkungan. Mereka biasanya sedikit menutup diri. Jangan dibayangkan bahwa mereka akan gemar berada di masjid. Grup ini akan sedikit memisahkan diri mereka dari masyarakat pada umumnya. Biasanya, satu diantara komplotan ini mengenal atau terhubung dengan jaringan yang lebih luas. Dalam hal pendanaan atau yang lain, namun tak jarang mereka harus bisa membekali diri sendiri akibat komunikasi yang sedikit jarang.  Ini menjawab mengapa seringkali operasi hanya menyisakan satu atau dua dari banyaknya komplotan Teroris ini ? Waspadalah.
  4. Grup Penghubung  - Tidak dapat mengatakan yang lebih dalam terkait perihal ini, hanya yang perlu diwaspadai adalah bisa jadi mereka sangat dekat berada didalam lingkungan kita. Satu yang terbilang sangat penting untuk dilihat sebagai satu ciri ciri penting adalah alat komunikasi mereka. Coba perhatikan sekeliling anda yang masih menggunakan alat komunikasi telepon genggam jadul seperti Nokia dan lainnya. Mereka biasanya adalah penghubung ke grup yang lebih besar lagi. Ciri yang sama juga bisa anda temukan di grup sporadis yang lebih kecil. 
  5. Grup Mastermind  - Sedikit sulit mengidentifikasi mereka, dan bahkan jauh lebih sulit daripada Grup Penghubung. Jangan membayangkan ciri ciri stereotipe 'radikalis'. Mereka bahkan bisa bergerak secara leluasa dengan bersembunyi didalam keyakinan yang berseberangan. 

Terorisme adalah Islam ? BIsa jadi ya ataupun tidak. Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkan satu bentuk kebencian. Namun bukan berarti mereka bukan bagian daripada Islam. Disini saya tidak sedang berusaha untuk mengajak anda untuk berlaku curiga terhadap sesama, namun sudah menjadi tugas kita bersama untuk bersama sama menjaga. Ungkapan kami tidak takut ? Bagus. Tapi lebih jauh lagi hal itu sudah tidak cukup lagi. Perhatikan lingkungan kita masing masing, dan apabila ada sebuah dugaan, atau kecurigaan atau mungkin pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi pihak yang berwajib, atau lebih jelas lagi anda bisa membuka laman Badan Nasional Penanggulangan Terorisme disini. Perhatikan juga lingkungan anak kita. Apabila anda termasuk dalam "kelompok pembenci" , jangan menjadi seorang pengecut dan menularkan kebencian kepada anak anak kita. 

Kita, gak bisa lagi berdiam diri. Sudah terlalu jengah dengan sikap dan perilaku radikalisme atas nama agama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun