Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kitab Suci Itu Hanya Sekumpulan Kata, Selebihnya Tidak Ada

29 Desember 2012   19:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:49 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Anda tidak sedang salah membaca judul.

Kitab kitab suci yang berasal dari agama apapun, atau keyakinan manapun sebetulnya hanya berisikan sekumpulan kata kata. Kalimat yang terangkum antara satu dengan lainnya. Selebihnya? Tidak ada apa apanya sama sekali.

Hanya sebuah buku. Yang tidak ada maknanya sama sekali Sekalipun apabila sebagian besar orang di muka bumi ini mengklaim bahwa kitab sucinya adalah yang paling benar dan turun dari wahyu Sang Pencipta sekalipun.

Dia adalah benda mati. Yang walaupun dikemas dalam sampul yang dibuat sedemikian menariknya, tetap saja benda mati. Yang seringkali kita berikan tempat yang 'terbaik'. Disusun sedemikian rupa secara teratur dan menarik mata disamping buku buku umum lainnya di rak buku kita.

Dijadikan sebuah 'kelayakan ornamen' cerminan agamis. Terlihat lusuh karena sering dibaca, dirayakan secara komunal saat tuntas membacanya.  Padahal sejatinya, kalimat kalimat tersebut telah gagal mengutarakan pesan, saat yang membaca pun tidak mau mempergunakan hatinya.

Hati, itu kunci dari kitab kitab suci tadi. Boleh boleh saja anda berbangga hati. Saat sanggup menghafal bait demi bait dari isi yang terdapat di kitab suci tadi. Tapi jangan salah, kemampuan menghafal itu masih berkaitan dengan otak. Belum sampai ke hati.

Banyak. sederetan orang yang mengklaim hafal luar kepala isi dari kitab kitab suci tadi. Ironisnya, semakin sedikit yang mempergunakan hati saat pengamalannya.

Lupakanlah otak. Pergunakan hati. Itu kalau masih mau, kitab kitab suci yang sejatinya sarat mengandung makna, tidak lagi hanya jadi sekumpulan kata kata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun