Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Kerakyatan ala SRC, Mikro Itu "Koentji"

4 Desember 2019   14:21 Diperbarui: 4 Desember 2019   14:58 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
paguyuban nyi ageng serang -kulonprogo -dok pribadi

Industri kelas pabrikan yang kian lesu akibat naiknya Upah Minimum Regional, Bisnis property pun turut melesu, karena perputaran uang yang sedikit tak menentu. Sepertinya iklim ekonomi Indonesia di skala Makro terlihat sedikit menurun kah?

Berbanding terbalik apabila kita melihat pasar di kelas menengah ke bawah yang masih saja ramai. Di Semarang sendiri sangat terlihat bagaimana area perumahan baru, tren kedai kopi kecil kecilan dan kuliner di kelas menengah masih saja terlihat ramai.

Ini indikasi baik dimana sebetulnya perputaran uang secara sehat masih terjaga. Terutama di kelas retail jejaring mini mart yang menjual baik kebutuhan sehari hari dan juga layanan bayar beli pulsa, listrik dan bahkan kini merambah ke layanan logistik pengiriman.

Tren Kemasan dan Harga Itu Koentji
Apa yang bisa di lihat dari produk yang terdisplay disana yang menjadi tren kini? Kemasan yang lebih ekonomis, atau sedikit mengecil. Minuman ringan menawarkan kemasan yang kecil dan terjangkau Ini suatu tanda akan daya beli, sekaligus peluang.

Berbasis segmentasi yang justru semakin besar di kelas menengah dan mikro, SRC membangun jaringannya bersama dengan para pegiat (baca: pemilik dan operator) toko kelontong lokal , para penggiat bisnis UKM dan tentu para Fasilitator dan Regulator Negara.

Dan 3700-an Peserta dan kurang lebih 4000 pengunjung yang memadati Lapangan Diponegoro Semarang, 24 November 2019 lalu Festival SRC Indonesia pun menjadi satu benchmark sekaligus strategi kemitraan apik tiga sisi yang terlihat prospektif ke depan.

Dan tentu marketing.

Jeli dalam melakukan profiling tentang tipikal komunal orang Indonesia dan juga pasar kebutuhan sehari hari, SRC "mendorong" para pemilik toko kelontong 'cedak omah' dan juga ukm-ukm untuk memoles potensi---yang sejatinya sudah ada hanya sebagian besar belum tertata dengan baik.

Alumaga itu Koentji
Bisnis ini sebetulnya sudah hampir mati dan sangat lesu. Gempuran convenient store mini mart yang sempat diulas diatas (dituding) menjadi penyebabnya. Kenyamanan, kemudahan dan alumaga alias apa lu mau gua ada jadi satu penanda penting.

Masyarakat jadi terbiasa dengan standarisasi toko kelontong itu ya kudu nyaman, bersih dan kalo pas ga bawa uang sekalipun toh bisa gesek kan?

Sementara warung warung dekat rumah? Keramah tamahan karena sejatinya bertetangga yang tidak dibarengi dengan manajemen yang baik ketersediaan dan kenyamanan, ya lama lama akan kalah. Beberapa regulator Negara bertindak ekstra tegas untuk gerai mini mart. Mereka hanya diperbolehkan buka di beberapa lokasi yang sudah di setujui. Tujuan Regulator ya jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun