Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pancasila dan Khilafah, Sebuah Konsep yang Sejatinya Sama?

1 Juni 2018   08:19 Diperbarui: 1 Juni 2018   08:54 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nilai Universal

Pancasila itu Universal. Truly One of a Kind Masterpiece dan unik karena rumusan yang tergabung sebagai dasar negara kita itu memang membawa falsafah kebaikan yang kalau diejawantahkan gak akan selesai ngebahasnya.

Dimana sih nilai 'universal'nya sebuah Pancasila? Hebatnya Pancasila itu bahwa semua unsur dalam suku, agama dan ras, bisa merasa kalau "hei, itu nilai nilai yang diajarkan di keyakinan atau falsafah kami dalam hidup, sehingga kami benar benar bisa merasa bahwa kami itu (paling) Pancasilais"

Iya betul, semua nilai baik dalam ideologi--- baik itu kanan atau 'kiri',  falsafah hidup dan keyakinan yang mungkin terbalut dalam serat atau kidung lama, nilai hidup yang diajarkan oleh leluhur masing masing suku, atau  bungkus ageman / agomo sudah pasti istimewa. Keberagaman ini yang bikin kita (lagi lagi, sejatinya) kaya. Multi kultural, multi etnis, multi falsafah dan multi keyakinan. Yang dulunya, sebelum kita kenal ada nama Indonesia, dipersatukan dibawah bendera Wilwatika, atau Majapahit di Nuswantara. 

Biso Rumongso, ora Rumongso Biso.

Hanya yang sebetulnya diperlukan dari  kita masing masing  adalah jangan sekedar Rumongso Biso atau merasa bisa, tapi lebih baik bercermin dengan Biso Rumongso, atau bisa merasaka(kan)Bahwa semua Suku, Falsafah , Keyakinan itu tidak ada yang sempurna.Kok bisa? Ya semua itu punya satu kelemahan yang bisa jadi fatal :

Para manusianya, pemeluknya. Ummatnya. Kok bisa malah pemeluknya yang bikin sebuah keyakinan menjadi tidak sempurna? Ya karena kita emang diciptakan enggak sampurno, atau sempurna. 

Maka dari itu ada dari kita yang selalu berusaha mendekati yang Maha Sempurna, atau minimal berusaha mendekati kesempurnaan dalam hidup. Dengan berperilaku baik sesuai dengan tuntunan keyakinan masing masing.

Bernegara, didalam tatanan hukum. Tertib, disiplin dan yang lain. Disini, di Indonesia, dengan suku, agama dan ras yang beragam, kita belajar untuk berjalan bersama sama.Menunjukkan bakti kepada negara, seperti cerita yang diperlambangkan oleh Garudaeya 

Cerita Tentang Garudaeya

Secara singkat, Garudaeya menceritakan bhakti seorang anak kepada Ibunya. Sebuah kisah heroik perjuangan seorang anak untuk membebaskan sang Ibunda dari perbudakan.  Inilah perlambang dari perjuangan kita dulu sebagai sebuah bangsa. Bakti anak negara pada apa yang kita sebut Ibu Pertiwi, untuk membebaskan diri dari perbudakan, dalam meraih kemerdekaan. Itu, kenapa kita mempergunakan lambang Garuda yang membawa perisai Pancasila sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun