Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Muda Itu Semangat, Muda Itu Karya

28 Oktober 2016   21:11 Diperbarui: 28 Oktober 2016   21:27 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dan beri aku sepasukan cyber army, hacker dan intelectual property managers, akan kuguncang negara kalian ! Properti gambar : digitalworld.

Buat ngaku kalau usia udah masuk esteweh itu emang nikmat. 

Ibarat filem laga India, mau maksain keliatan ' dinamis'  kayak gimana pun pasti jatohnya ada  misleknya dikit. Ada yang sedikit yang enggak pas, tapi ujung ujungnya tetep dipaksain buat pas. Umur, pengalaman hidup itu anugerah.   Uban yang mulai tumbuh di kepala, guratan di wajah dan bekas bekas luka itu semua cerita. 

Cerita tentang hidup. Mau senang, susah, keras atau mudah, itulah yang membentuk karakter seseorang pada akhirnya. Penulis sendiri suka merasa selalu muda. Tapi gak bisa juga dipungkiri, saat melihat mereka mereka, kalian, yang benar benar muda dan penuh dengan ide ide cemerlang, semangat, kepedulian, inovasi dan pemikiran pemikiran yang bener bener fresh, ya sekelas otak pentium 2 ini harus ngaku kalau emang sudah gak muda lagi dan cenderung harus 'kalem' karena mendekati tua. 

Kalian, yang muda sudah mulai terlihat bisa melakukan satu  pekerjaan di bidang yang beneran kalian minati, dan nikmati. Bisa bener bener hidup dan berkembang dari sana. Itu keren, buat oldskuul seperti kita kita ini yang di masanya jarang banget yang bisa 'hidup' dari sesuatu yang menjadi hobinya, misalnya. Kebanyakan dari kita dulunya banyak yang terpaku ya kalau lulus kuliah atau tidak, berdasi dan kantoran yang ber ac dengan kursi yang empuk jadi incarannya. Kami menjadi seperti robot. Urip, yang tidak "urup". Kami menjalani rutinitas gila sehari hari bernama pekerjaan untuk mencari sesuap nasi. Untuk survive. Untuk membayar cicilan dan tagihan kami dan berusaha untuk 'sedikit' menyisihkan uang untuk tetap bisa menikmati hidup atau hobi.

Kami, yang terkadang melihat miring kepada kalian dengan kalimat : Ah, anak sekarang tau apa tentang kerasnya hidup?  Saat melihat ternyata kalian bisa asik gitaran dan menjalankan bisnis distro kalian via online. Lebih sugih kalian kalian lagi !  Kan jiengkel lho liatnya. Kekaguman pada generasi muda tapi ditutupin dengan sikap sok wise dan wajah "saya sudah melihat dunia" kami.

Kalian bicara start up disana sini.  Jujur nih, tadinya bener bener gak mudeng wadehel apa yang kalian omongin. Denger start up ingetnya lagunya The Rolling Stones, "Start me Up". Biar kata pas lagi nongkrong asik temen pada asik ngebahas bisnis start up, kita nya manggut manggut sambil sesekali nimpal " wah asik ya", padahal ora mudeng blas tadinya apa. Berbekal secangkir kopi nikmat dimalam hari dan berselancar berusaha belajar dan mengedukasi diri tentang bisnis start up, akhirnya baru ngerti beneran sambil berkata :

" Wedus wedus juga nih anak sekarang. Cara berpikir kayak begini gak pernah terpikir oleh kami dulunya". Decak kagum dengan cara berpikir. Bukan yang sekedar ikut ikutan atau pura pura "out of the box" atau keluar dari kotak aja, atau sekedar tampil beda tapi aslinya gak ada isinya. Ini cadas, ini perjuangan dalam bentuk lain, dan ini cerdas ! Tampaknya emang perkembangan teknologi yang cepat ini memang secara gak langsung berpengaruh dengan pola pikir muda. Kami yang "suka" ( aslinya kepaksa sih) bekerja keras ini pada akhirnya harus mau mengakui bahwa kerja pintar itu lebih penting daripada sekedar bekerja keras. 

Pintar itu bukan merasa bisa, tapi bisa merasa. Bisa dan mau untuk terus menerus belajar.  Karena di era sekarang ini, kalian meleng sedikit atau malas berkembang sebentar saja sudah sangat ketinggalan. Gak kekinian jarene, yang muda muda. 

Bicara soal hobi ? Kita boleh deh sama. Semangat juga masih dibilang enggak kalah lah. Masih berani lah jarak jauh naik motor untuk turing.  Ngebut pun ayo ayo aja. Tapi begitu mata ini dibuat ngecek speedometer dan ngeliat indikator bahan bakar aja udah harus pake agak ngejauh sedikit, ya udah kudu nyadar juga kalau mata emang udah blur kalo ngeliat jarak deket.  Dan yang lebih ngenes lagi kalau pas parkir. Si mas mas yang parkir sih bisa dibilang anak muda yang baik sebetulnya. Ngeliat kita narik motor agak kepayahan dari areal istirahat, dia pun antusias untuk bantu narik motor dari belakang.  Nah kita ?

Rompi udah belel, tanda jam terbang. Motor pun udah gak mulus mulus amat, karena kita sering 'fun' yang agak keterlaluan. Udah pasang tampang "born to be wild " banget gini masa gak kuat narik motor sih? Gengsi kan? Dan dengan atas dasar 'gengsi dan menolak tua' lagi, pasti dengan cepat dan nada yang rada defensif langsung bilang ke si mas parkir :

"Gak usah, gak usah ditarik mas, motornya, saya masih bisa kok ngeluarin motor sendiri". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun