Mohon tunggu...
Mohammad Basit
Mohammad Basit Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Jurusan Keperawatan Program Studi sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Dosen Jurusan Keperawatan Program Studi sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tingkat Stres dan Mekanisme Coping Perawat dalam Menangani Covid-19

13 Agustus 2021   11:30 Diperbarui: 13 Agustus 2021   11:44 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Penularannya dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari manusia ke manusia sangat terbatas. Untuk 2019-nCoV masih belum jelas bagaimana penularannya, diduga dari hewan ke manusia karena kasus-kasus yang muncul di Wuhan semuanya mempunyai riwayat kontak dengan pasar hewan Huanan. Penyakit ini telah menyebar ke seluruh dunia dan telah diklasifikasikan oleh Dunia Organisasi Kesehatan (WHO) sebagai pandemi global. Manifestasi SARS-CoV-2 mungkin tanpa gejala atau sedang hingga berat dengan batuk, demam, dan sesak napas. Komplikasi lainnya yaitu sindrom gangguan pernapasan akut, komplikasi jantung akut, sindrom disfungsi organ multipel, syok septik, dan kematian. Komplikasi ini digambarkan sebagai badai sitokin, di mana replikasi virus memicu pelepasan sitokin yang kuat secara abnormal dan rangsangan terkait kekebalan lainnya, yang mengakibatkan hiper-inflamasi (Iddir et al, 2020)

Menurut World   Health Organization (WHO) stress merupakan epidemic yang menyebar keseluruh dunia. Menurut Donsu Jenita (2017) Stres merupakan interaksi individu dengan lingkungannya, yang saling mempengaruhi. Survei atas pekerja tenaga perawat pelaksana di  Amerika Serikat ditemukan, 46% merasakan pekerjaan mereka penuh dengan stress dan 34% berpikir serius untuk keluar dari pekerjaan mereka 12 bulan sebelumnya karena stress ditempat kerja. (Fajrillah, Nurfitriani, 2015). Survei dari PPNI tahun 2006, sekitar 50,9%   perawat yang bekerja di 4 provinsi di Indonesia mengalami stress kerja. Indonesia kejadian stress kerja perawat pelaksana,di ruang rawat inap di Rumah Sakit Husada diperoleh 44%, 51,5% perawat di  Rumah Sakit Internasional MH. Thamrin Jakarta, 54% perawat di Rumah Sakit PELNI “Petamburan” Jakarta serta 51,2% perawat di Intensive Care  Unit (ICU) dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi (Mundung, 2019).

Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari hari dan tidak dapat dihindari, setiap orang memahaminya, stres memberi dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stres dapat mengancam keseimbangan fisiologis. Profesi perawat rentan terhadap stres. Setiap hari, dalam melaksanakan pengabdiannya seorang perawat tidak hanya berhubungan dengan pasien, tetapi juga dengan keluarga pasien, teman pasien, rekan kerja perawat, dokter dan peraturan di tempat kerja serta beban kerja yang terkadang dinilai tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan emosionalnya.

Selain permasalahan tersebut, permasalahan lain yang dapat menimbulkan stress yaitu keterbatasan sumber daya manusia,  dimana banyaknya tugas belum diimbangi dengan jumlah tenaga perawat yang memadai. Jumlah perawat dengan jumlah pasien yang tidak seimbang akan menyebabkan kelelahan dalam bekerja karena kebutuhan pasien terhadap pelayanan perawat lebih besar dari standar kemampuan perawat. Kondisi seperti inilah akan berdampak pada keadaan psikis perawat seperti lelah, emosi,  bosan, perubahan mood dan dapat menimbulkan stress perawat. (Mundung, 2019).

Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan dalam menyelesaikan suatu masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang   mengancam diri,  upaya individu dapat berupa perubahan lingkungan yang bertujuan untuk menghilangkan stress yang dihadapi. Hasil penelitian terdahulu tentang mekanisme koping perawat didapatkan responden mempunyai koping positif terhadap stressor kerja yaitu (97%). Koping yang berfokus pada masalah secara umum dari hasil penelitian di dapatkan bahwa perawat yang menunjukan koping positif yaitu (100%). Hal ini disebabkan karena perawat menganggap stressor wajar atau rendah. Dan  secara psikologis perawat menganggap masalah mudah diselesaikan, karena pendidikan perawat yang   sudah tinggi serta pengalaman yang banyak. Koping yang berfokus pada emosi dari hasil penelitian didapatkan bahwa koping perawat menunjukan positif yaitu 100% (Mundung, 2019).

Jika stres pada perawat dibiarkan maka akan berpotensi menghasilkan gejala Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). PTSD adalah gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh peristiwa mengerikan, yang dianggap sebagai trauma, yang mempengaruhi langsung atau tidak langsung orang tersebut (mis., kecelakaan atau cedera parah, ancaman terhadap keselamatan fisik, kematian atau ancaman kematian, serangan seksual, bencana alam, perang, dll.). Perawat garis depan mengalami beban kerja yang besar, kelelahan jangka panjang, ancaman infeksi, dan frustrasi dengan kematian pasien yang mereka rawat (Forte et al, 2020).

Hubungan tingkat stres perawat dengan mekanisme koping sangat bervariasi tergantung pada tingkat stres dan kondisi yang dapat memunculkan stres. Mekanisme koping sangat diperlukan setiap individu dalam menghadapi stres, salah satu koping pada situasi stres yang adaptif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik dan mental, sebagian dari cara individu mereduksi perasaan tertekan, stres ataupun konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri yang baik (Asnuddin 2013).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun