Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fokus Jaga Daya Beli

6 Agustus 2022   08:14 Diperbarui: 6 Agustus 2022   08:23 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Setelah pemerintah melonggarkan aturan mobilitas penduduk, perekonomian nasional mulai menampakkan tajinya. Badan Pusat Statistik merilis laju pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun 2022 sebesar 5,44 persen. Capaian ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar minus 4,19 persen.

Meski masih dalam kondisi pandemi covid-19, ekonomi Indonesia mulai memperlihatkan sinyal perbaikan setelah terpuruk pada 2020 yang lalu. Berdasarkan data laju pertumbuhan ekonomi yang dirilis BPS pada 5 Agustus 2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen pada triwulan kedua tahun 2022. Walaupun telah menunjukkan penguatan, namun capaian tercatat melambat jika dibandingkan kuartal kedua tahun 2021 yang tumbuh sebesar 7,07 persen.

Jika dibedah lebih mendalam, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh dua digit mencapai 21,27 persen. Sektor ini tercatat menyumbang sumber pertumbuhan tertinggi kedua sebesar 0,76 persen terhadap total pertumbuhan sebesar 5,44 persen. Hal ini merupakan dampak dari pelonggaran mobilitas sejak kasus covid-19 mengalami penurunan. Pelaku perjalanan meningkat drastis.

Hal ini juga tercermin dari pertumbuhan sektor Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh 9,76 persen atau merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua setelah transportasi dan perdagangan. Ini sejalan dengan fenomena mudik yang terjadi pada momen hari raya idulfitri tahun ini.

Industri Makan Minum dan Industri Tekstil & Pakaian Jadi meningkat saat momentum ramadan dan hari raya idulfitri. Wisatawan mancanegara pun mulai berdatangan, tercatat jumlah wisman melalui pintu utama tumbuh sangat pesat mencapai 1.250,65 persen.

Dari data distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) terlihat bahwa sektor industri masih memberikan peranan yang sangat dominan sebesar 17, 84 persen. Diikuti sektor pertambangan sebesar 13,06 persen, dan peranan sektor pertanian 12,98 persen terhadap PDB. Hal ini juga mengindikasikan bahwa sektor pertanian telah bergeser ke posisi ketiga sejak beberapa tahun belakangan.

Sementara sektor perdagangan berada di posisi keempat dengan kontribusi sebesar 12,71 persen. Keempat sektor tersebut memperlihatkan adanya kelanjutan tren pemulihan dan tumbuh secara moderat.

Jika dilihat dari sektor pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang masih dominan peranannya terhadap PDB tumbuh positif di kisaran 5,51 persen.

Sementara ekspor juga tumbuh paling tinggi mencapai 19,74 persen. Ini sejalan dengan neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus dalam beberapa bulan terakhir. BPS mencatat neraca perdaganan nasional pada triwulan 2 tahun 2022 mengalami surplus 15,55 Miliar US$. Hal ini tidak lepas dari ekonomi beberapa negara mitra dagang utama Indonesia yang tetap mengalami pertumbuhan.

Meski terus memperlihatkan tren penguatan, pemerintah tetap harus waspada terhadap perlambatan ekonomi global. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,6 persen menjadi 2,9 persen.

Ancaman hyper inflasi pun turut membutuhkan perhatian lebih serius. Proyeksi inflasi secara global telah dikoreksi menjadi lebih tinggi dari perkiraan IMF sebelumnya. Pada kuartal ketiga tahun 2022, IMF memproyeksi angka inflasi global di kisaran 9 persen dari yang sebelumnya hanya 7,7 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun