Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Daya Saing Tenaga Kerja di Era 4.0

28 Februari 2018   06:39 Diperbarui: 28 Februari 2018   06:53 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemerataan pendidikan masih menjadi tantangan bagi bangsa ini. Pemerintah diminta menyediakan lebih banyak paket beasiswa hingga perguruan tinggi. Infrastruktur penunjang pendidikan seperti sekolah dan universitas/sekolah tinggi dibutuhkan hingga daerah pelosok. 

Kemudahan akses ditunjang biaya pendidikan rendah bahkan gratis akan meningkatkan partisipasi penduduk dalam dunia pendidikan. Dengan begitu, Nawa Cita kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program Indonesia pintar (PIP) dapat terwujud.

Tantangan lainnya bagi perguruan tinggi di era teknologi yang cenderung disruptif adalah munculnya sistem kuliah online. Sistem ini menawarkan kemudahan bagi generasi milenial yang akrab dengan teknologi. Mereka tidak perlu datang ke kampus yang menyita waktu cukup lama. Selain itu, beberapa universitas asing akan beroperasi di Indonesia pada 2018 ini. 

Persaingan perguruan tinggi diprediksi bakal sengit. Namun, tentunya hal ini memiliki sisi positif. Mahasiswa Indonesia mendapatkan kesempatan menimba ilmu di kampus bertaraf internasional.

Kurikulum pendidikan pun diharapkan lebih mengacu pada teknologi berbasis internet. Untuk itu, pembangunan infrastruktur penunjang internet harus menjangkau daerah pinggiran, pelosok sekali pun. 

Sehingga keterbatasan jarak tak lagi menjadi masalah untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan. Proses belajar bisa dilakukan di beranda rumah. Tentunya selain pendidikan formal di sekolah. Namun, pemerintah perlu lebih giat menciptakan internet yang lebih sehat. Sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari internet.

Pendidikan berkualitas dan merata menjadi modal berharga dalam menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Khususnya pendidikan berbasis teknologi internet. Dampaknya bisa terasa dalam menciptakan sumber perekonomian baru dan mengurangi tingkat pengangguran. Apalagi di era bonus demografi yang sudah di depan mata. Ini penting jika bangsa kita tetap ingin berdaya di zaman revolusi industri keempat  yang serba otomatis, robotik, dan tentu teknologi termutakhir.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun