Mohon tunggu...
Bartho Apelaby
Bartho Apelaby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang Belajar

Kebebasan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah Guru di Sekolah dan di Kehidupan

20 September 2022   12:23 Diperbarui: 20 September 2022   12:55 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Membalaskan dendam ayah adalah satu misi besar yang harus saya capai. Apa pun caranya, baagimanapun keadaannya, saya harus balas . Salah satu cari terhandal adalah mogok makan !Tentu itu akan membuat ayah ketar ketir, ayah akan berusaha bagaimanapun caranya agar anaknya harus segera makan.

Tibalah saatnya kami makan bersama, sepulang sekolah sudah dihidangkan masakan yang sangat enak oleh mama, lebih enak dari cheef manapun didunia (Kalau mama ikutan ajang master cheff pasti langsung jadi juri wkkwkwkwkwwkkw). Saya mulai beraksi, mengunci diri di kamar dan tidak mau makan . 

Dan ayahpun masuk dalam perangkap saya, strategi saya akan berhasil. Ayah mulai membujuk saya, dari menawarkan beberapa mainan, menawarkan saya jalan-jalan ke tempat yang saya mau, semuanya ayah tawarkan. 

Dan saya dengan suara yang lantang menjawab " Makanya jangan hukum saya di sekolah". Dan dengan suara yang ramah ayah menjawab, iya Pak Guru minta maaf deh. Ayo buka pintunya. 

Ayah memang ayah yang penuh kasih dan sayang. 

(Ayah memang guru yang  hebat. Guru di sekolah dan Guru di Kehidupan. Di sekolah kita di didik untuk menjadi pelajar yang terpelajar. Di kehidupan, kita di didik untuk menjadi manusia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun