Mohon tunggu...
Bart Mohamad
Bart Mohamad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang 'backpacker' yang berkelana di bumi Eropa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Zurich Adalah Kota Termahal di Dunia

19 Mei 2013   21:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:20 7227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_262319" align="alignnone" width="640" caption="Fraumunster ialah ikon kota Zurich (Foto: BM)"][/caption] Pada tahun 2012 Economist Intelligence Unit melaporkan Zurich, adalah antara lima kota di Eropa termasuk dalam daftar 10 kota termahal di dunia. Kota Zurich di Swiss berada di posisi teratas dalam daftar itu. Sedangkan empat kota lainnya adalah Oslo, Paris, Frankfurt dan Jenewa. Berdasarkan pengalaman saya berpetualang di semua 5 kota itu, memang Zurich adalah kota yang sangat mahal untuk dikunjungi. Serba-serbinya mahal disini. Meskipun banyak teman-teman yang menyarankan agar membeli 'cuckoo clock' khas Swiss sebagai souvenir tetapi harganya 'setinggi langit' untuk budget backpacker seperti saya. Dalam seri tulisan saya yang terdahulu, saya sudah bercerita tentang pertualangan saya di semua kota besar yang dikatakan mahal yaitu Oslo, Paris, Frankfurt dan Jenewa. Meskipun mahal, sebagai backpacker harus bijak mencari alternatif yang murah untuk merasakan pengalaman di sana. Saya ke Oslo ketika musim dingin karena ketika itu biaya pesawat, hostel dan bus sangat murah. Musim dingin yang ekstrem di negara Scandanavia menyebabkan tidak banyak yang ingin melakukan perjalanan. Paris dan Frankfurt, saya kira tidak terlalu mahal. Masih ada hostel yang murah dan makanan halal ada dimana-mana karena ada banyak orang Turki yang berjualan kebab. Begitu juga di Jenewa yang masih bisa di kunjungi dengan budget backpackers yang minimal. Zurich ada sedikit persamaan dengan Oslo dari sudut harga hostel dan makanan. Segalanya mahal, tetapi bagi menghematkan uang, Anda jangan makan di restauran. Ada banyak toko-toko yang menjual barang dan makanan yang murah. Saya membeli roti dan buah-buahan sebagai mengalas perut setiap hari. Di Zurich Anda bisa berbelanja di toko seperti Coop dan Migros karena harganya murah dan terjangkau. Coop dan Migros adalah pusat berbelanja yang berkonsepkan cooperation (koperasi) yaitu ia dimiliki oleh orang ramai. Ini menyebabkan toko ini bisa menekan harga yang rendah dan setiap anggota koperasi mendukungnya dengan berbelanja di sana. Koperasi adalah konsep yang memberikan keuntungan yang maksimal kepada anggotanya. Bisnis koperasi begitu maju di Swiss dan di beberapa negara Eropa tetapi tidak begitu sukses di Asia. Mungkin ada sesuatu yang bisa kita pelajari dari Swiss tentang hal ini. [caption id="attachment_262320" align="alignnone" width="640" caption="Danau Zurich yang indah (Foto: BM)"]

13689736481377643442
13689736481377643442
[/caption] Kota Zurich lebih bernuansa Jerman dengan gaya hidup yang tepat waktu dan 'detail' dalam melakukan sesuatu. Itu adalah antara karakter DNA Jerman yang diwarisi oleh warga Zurich. Bahasa Jerman adalah bahasa utama warga disini dengan dialek Swiss German. Warga Zurich memang berasal dari Jerman sebelum Eropa itu dipecah menjadi beberapa negara kecil. Warga Zurich mementingkan penampilan dengan busana yang 'up to date'. Tidak kira lelaki atau perempuan, setiap mereka akan selalu memperlihatkan cara berpakaian yang menarik. Ini yang membuat warga Zurich berbeda dengan yang lain. Dua kali saya mengunjungi Zurich, tetapi keduanya saya naik pesawat yang tiba di Zurich Airport. Bandara Zurich adalah antara 10 bandara terbaik di dunia. Pertama kali saya terbang dengan British Airways dari Terminal 5, Bandara Heathrow dan kali kedua dengan pesawat murah EasyJet dari Luton. Tapi banyak teman saya yang terbang ke Zurich melalui Bandara Basel dengan pesawat Ryanair dari Stansted. Basel terletak 70km dari Zurich dan merupakan bandara yang digunakan oleh Ryanair untuk tujuan Zurich. Dari sana ada layanan bus langsung ke Zurich. Tarif pesawat dari London - Basel dikatakan lebih murah dibandingkan London-Zurich. [caption id="attachment_262323" align="alignnone" width="640" caption="Permandangan Groosmunster dari Lindendrof (Foto: BM)"]
1368973697729064106
1368973697729064106
[/caption] Banyak teman-teman saya bertanya 'apakah tempat yang menarik di Zurich'? Saya kadang-kadang sulit untuk memberitahu tempat yang harus dikunjungi di sana. Biasanya disesebuah tempat, kita sering terobsesi dengan beberapa keunggulan utama. Kalau ke Paris kita mau melihat Eiffel Tower atau kalau ke Amsterdam mau melihat 'Red Light District'. Tetapi apa yang ada di Zurich? Selain Sungai Limmat yang bisa dikatakan biasa-biasa, mungkin Zurich Lake adalah sesuatu yang agak berbeda. Ketika musim semi, danau ini indah dengan burung-burung camar (seagull) yang berterbangan. Dari kejauhan tampak pegunungan Alps yang ditutupi salju putih sangat cantik untuk di potretkan. Fraumünster Church adalah gereja lama yang berbentuk gothic dan sering menjadi ikon kota Zurich. Banyak gambar yang menampilkan Zurich membuat Fraumünster Church sebagai latar belakang yang penting. Justru, tempat ini harus Anda kunjungi jika ke Zurich. Tidak jauh dari gereja lama ini ada satu lagi gereja Katolik lama yaitu Groosmunter. Untuk mendapatkan permandangan yang indah kota ini, Anda bisa mendaki Linderhof yaitu sebuah benteng lama dipuncak bukit yang bertentangan dengan Sungai Limmat. Dari sana permandangan kota lama Zurich yang lebih menarik. Tapi jika ingin melihat kota Zurich yang lebih lengkap, Anda bisa menaiki Polybahn (furnicular) ke Swiss Federal Institute of Technology di Zurich (ETH Zurich) yaitu pendidikan tinggi paling bergengsi di Swiss. Dari sana ada lapangan di tepi bukit yang dibangun khusus untuk menikmati keindahan kota Zurich. Ada banyak anak-anak mahasiswa yang bersantai sambil minum di dataran ini sambil menikmati udara segar. Saya tinggal di sebuah hotel kecil di Old Town dan bagian belakang hostel itu ada balkon yang menghadap Sungai Limmat, Groosmuster, Fraumünster dan Lindendrof. Disitulah para backpackers ngobrol-ngobrol sambil minum-minum dan merokok. Permandangan yang indah dari situ dan bisa melihat kehidupan masyarakat Zurich di Old Town. Old Town adalah kota lama yang sangat 'happening' pada waktu malam. Banyak restauran dan discotic disini. Ini berlangsung sampai larut malam. Tempat ini surga bagi backpackers karena hostel yang murah dan banyak toko Migros dan Coop untuk berbelanja. [caption id="attachment_262325" align="alignnone" width="640" caption="Area berbelanja orang kaya di Zurich (Foto: BM)"]
13689737581997652698
13689737581997652698
[/caption] Di new town yaitu jalan sepanjang Bahnhofsstrasse dari stasiun kereta api sampai ke danau Zurich adalah pusat berbelanja untuk orang kaya. Banyak merk internasional seperti Swatch, Zara, LV, Tissot mengisi di kebanyakan toko-toko di sini. Saya hanya bisa melihat-lihat karena harganya sangat mahal dan tidak terjangkau. Awalnya saya berencana untuk memberi pisau Swiss Army yang memang cantik, tapi karena terlalu mahal, saya harus melupakan keinginan itu. Akhirnya saya singgah di Migros dengan memberi coklat yang memang murah dan bisa dibuat souvenir kepada teman-teman. Kota Zurich sangat kecil dan bisa menikmatinya dengan hanya berjalan kaki. Beberapa hari disana, saya sudah melihat hampir semua tempat menarik. Saya kemudian naik kereta ke bagian yang lebih tinggi di Canton of Zurich yaitu di Uetliberg. Tempat ini sejauh 8 km dari kota Zurich dan bisa melihat kota Zurich dan pegunungan Alpen dari atas menara tinjau di puncaknya. Karena kedatangan saya kesana di awal musim semi, es salju di puncak Uetliberg masih belum mencair. Stasiun kereta api dan jalan ke puncak masih ditutupi salju putih. Tidak banyak orang ketika itu, dan kereta api yang saya naik sepi dengan pengunjung. Hanya ada beberapa keluarga bersama anak-anak. Saya sempat mendaki menara sampai ke atas meskipun cuaca dingin dan berangin. Saya hanya sempat bertahan beberapa menit dipuncak menara setelah menjempret beberapa foto dan kemudian turun kembali. Di bagian bawah disediakan restauran untuk pengunjung. Saya terasa miskin bila berkunjung ke Zurich dan terpaksa berkira-kira setiap sen yang dihabiskan. Tetapi ia adalah pengalaman yang menarik untuk di nikmati dalam hidup. Kekayaan kadang kala sangat relatif dan tergantung dimana kita berada. Saya bisa minum di Starbuck di Jakarta dan naik taksi dari satu tempat ke satu tempat tetapi saya tidak mampu melakukannya di Zurich. [caption id="attachment_262328" align="alignnone" width="640" caption="Menara di puncak Uetliberg (Foto: BM)"]
1368973830755783870
1368973830755783870
[/caption] [caption id="attachment_262330" align="alignnone" width="640" caption="Permandangan dari puncak Uetliberg (Foto: BM)"]
1368973861768587093
1368973861768587093
[/caption] [caption id="attachment_262332" align="alignnone" width="640" caption="Danau Zurich di waktu senja (Foto: BM)"]
13689739091489716964
13689739091489716964
[/caption] [caption id="attachment_262333" align="alignnone" width="640" caption="Sungai Limmat di kiri Fraumunster dan Groosmunster di kanan (Foto: BM)"]
13689739471309347668
13689739471309347668
[/caption] [caption id="attachment_262335" align="alignnone" width="640" caption="Kereta api furnicular di Zurich (Foto: BM)"]
13689740161329010531
13689740161329010531
[/caption] [caption id="attachment_262336" align="alignnone" width="640" caption="Tram di kota Zurich (Foto: BM)"]
1368974047221963747
1368974047221963747
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun