Mohon tunggu...
MUHAMMAD FAUZANNUR
MUHAMMAD FAUZANNUR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA DI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

SAYA ADALAH SALAH SATU MAHASISWA DAN MAHASANTRI DI SALAH SATU UNIVERSITAS DI MALANG LEBIH TEPATNYA MAHASISWA SEMESTER SATU DAN SAYA MEMILIKI HOBI MENGHITUNG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anggapan Sebagian Masyarakat Indonesia yang Salah Tentang Santri

17 Oktober 2022   02:17 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:17 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

               Sejak awal kemerdekaan Indonesia ada salah satu yang menjadi peran penting dalam merebutkan kemerdekaan yaitu yang sering disebut oleh masyarakat Indonesia "Santri". Bahkan pada saat sebelum kemerdekaan sudah banyak kejadian-kejadian yang melibatkan ribuan santri salah satunya dalam peristiwa Perang Kedondong yang terjadi di Jawa Barat lebih tepatnya di cirebon pada tahun 1808 sampai tahun 1819 yang mana pada Perang tersebut telah melibatkan ribuan santri.

               Apa sih santri itu? Santri adalah seseorang yang menuntut ilmu di suatu tempat yang biasa dikenal dengan sebutan pondok pesantren atau kepada seorang guru yang mereka sebut dengan "Kiai". Kiai merupakan sebutan untuk seorang guru yang memberikan ilmunya kepada seorang santri, dan dibawah seorang kiai masih ada yang disebut dengan ustadz, baru dibahaw ustadz ada yang namanya santri.

               Santri memiliki banyak artian, yang pertama bisa diartikan dengan mengambil dari kata arabnya yang terdiri dari lima huruf hijaiyah yang kelimanya sangat cocok dengan pancasila yaitu Sin yang kepanjangan nya "saalikun ila al-aakhirah" yang artinya hidup ini tujuan akhirat saja, yang artinya selalu menyembah Allah SWT untuk mendapatkan ridho-Nya yang mana hal ini cocok dengan sila pertama yang bunyinya "Ketuhanan yang maha Esa", huruf kedua yaitu Nun yang kepanjangannya "naaibun 'anil masyayikh wal ulama'" yang artinya sanggup menjadi pengganti atau menruskan perjuangan para guru-guru dan ulama yang mana hal ini cocok dengan sila kedua yang bunyinya "kemanusian yang adil dan beradab", huruf ketiga yaitu Ta' yang memiliki kepanjangan "Taarikun 'anil ma'ashi wal iftiraq" yang artinya meninggalkan maksiat dan perpecahan yang hal sangat cocok dengan sila ketiga "Persatuan Indonesia", huruf keempat yaitu Ra' yang kepanjangannya "Raaghibun fil khairat wal hikmah" yang memiliki sebuah arti yang sangat cocok dengan sila ke empat yang bunyinya "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan" yaitu suka kebaikan dan kehikmatan, dan huruf yang terakhir adalah Ya' yang kepanjangannya adalah "Yaqiin birohmatillah wa syafa'ati rasulillah" yang artinya yakin terhadap Rahmat Allah SWT dan Syafaat Rasulullah yang hal ini juga sangat cocok dengan sila kelima yaitu "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".

               Selanjutnya makna santri jika ditulis dengan huruf Abjad yang dalan bahasa jawa dituliskan sebagai "Santri harus Sanggup Ajeg Neruske Tuntutan Rasul Ilahi" yang artinya santri harus bisa meneruskan ajaran Rasulullah Muhammad SAW. Dari sisi lain santri bisa di artikan dengan dibagi dua kata yaitu San dan Tri yang masing-masing dari kata tersebut memiliki arti, San yang diambil dari bahasa arab yaitu Ihsan yang artinya baik atau kebaikan dan tri yang diambil dari bahasa jawa sansakerta yang  memiliki arti tiga, jadi santri memiliki makna tiga kebaikan, yaitu berprilaku baik kepada Allah SWT, berprilaku baik kepada sesama manusia, dan berprilaku baik kepada seluruh alam semesta.

PEMBAHASAN

               Pada generasi 20 sudah sangat banyak kita temui yang namanya santri, dimana mana sudah ada ada santri, baik di kota ataupun di desa dari sabang sampai merauke dan diseluruh penjuru Nusantara ini. Masalah yang sering di temui di kalangan masyarakat walaupun sudah sangat banyak santri di Indonesia tapi masih banyak masyarakat yang meremehkan seorang santri, hal itu dikarenakan mereka para masyarakat yang beranggapan bahwa seorang santri tidak bisa bekerja tidak pantas bekerja bahkan mereka beranggapan bahwa seorang santri hanya bisa mengaji mengaji dan mengaji, padahal seorang santri bisa melakukan banyak hal dari hal-hal kecil sampai hal-hal yang besar, dari yang mudah sampai yang sulit, tapi kebanyakan masyarakat menginginkan anak anak nya masuk ke sekolah sekolah negri yang mereka anggap jauh lebih baik daripada menempatkan anaknya di pondok pesantren dan menjadi santri.

               Anggapan anggapan masyarakat yang negative terhadap santri tersebut menjadikan pondok pesantren pilihan terakhir untuk anak anaknya setelah mereka tidak diterima di sekolah sekolah negri, mengapa seperti itu? karna yang terjadi di kalangan masyarakat jika anak anak mereka pintar dan cerdas dalam artian mumpuni dalam kemampuan berpikir mereka akan memasukan anak anak mereka ke sekolah negri, tapi jika anak anak mereka kurang mumpuni bahkan bisa dibilang nakal maka anak anak mereka akan dimasukkan ke dalam pondok pesantren. Anggapan tersebut yang seakan akan menjadikan pondok pesantren sebagai tempat pembuangan ataupun bisa disebut sebagai tempat untuk memperbaiki kenakalan seorang anak atau bisa disebut dengan 'Bengkel'.

               Seorang santri yang belajar di suatu pesantren, mereka tidak hanya belajar tentang ilmu umum saja akan tetapi mereka juga belajar tentang ilmu agama, ilmu fiqih, ilmu nahwu, dan masih banyak lagi yang mereka pelajari ketika masih berada di pesantren. Tidak selesai sampai disitu saja melainkan setelah mempelajari ilmu tersebut mereka langsung mempraktikannya, dahkan ada satu ilmu yang mungkin ilmu ini tidak semuanya ada dalam suatu pelajaran melainkan ilmu ini diajarkan melalui tingkah laku sesepuh yang dicontohkan kepada juniornya yaitu ilmu tentang Tata Krama atau ilmu tentang bagaimana kita bersikap kepada sesama yang biasa disebut dengan "Akhlak".

               Santri di Indonesia masih sering diremehkan seperti yang sudah dijelaskan diatas, justru santri bisa melakukan segala hal, bayangkan saja seorang lulusan S3 kemudian dia disuruh kerja jadi tukang, itu sangat tidak pantas dan pastinya orang tersebut sangatlah gengsi, tapi ketika santri disuruh jadi seorang petani, tukang, dan lain lain maka santri tersebut akan siap.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun