Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selamat Jalan Sahabat! (Virus Corona Merenggut Nyawamu Begitu Cepat)

21 Maret 2021   15:05 Diperbarui: 21 Maret 2021   15:18 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita kepergianmu yang aku terima Sabtu sore kemarin sempat membuat aku kehilangan kata-kata.. Benarkah berita  itu? Rasanya sangat mustahil dan aku berharap itu hanyalah Prank semata. Tapi, masak iya ada yang tega nge-prank orang  yang berhubungan dengan nyawa seseorang?

Rasanya penasaran yang menghantui pikiranku menggiring akal sehatku untuk menghubungimu langsung lewat telepon. Seperti biasa, setiap kali aku menelpon, kamu langsung menjawab dengan cepat. Tapi, kali ini hapemu tidak aktif. Jarang sekali hapemu tidak aktif secara kamu tergolong orang yang sangat mobile dan sangat aktif. 

Aku Kembali mencari info tentang berita yang baru aku dengar itu dengan membuka akun Facebook-mu. Hatiku langsung shock. Ucapan belasungkawa atas kepergianmu mengalir setiap menitnya. Aku membaca satu persatu ungkapan belasungkawa itu dengan segala kenangan yang terpatri pada si pengirim pesan dukacita itu.

Sekujur tubuhku langsung lemas.

Agustinus namanya. Sahabat yang bukan hanya sebatas sahabat. Pertemanan kami sudah terpatri sejak kami sama-sama duduk di bangku SMP dan kala itu kami masih sama-sama tinggal di sebuah kota kecil di Sumatra Utara. 

Sekarang usia kami sudah bertengger di angka 40 tahun lebih. Bisa dihitung sudah berapa lama jalinan pertemanan kami. Pertemanan yang tidak pernah putus meski dipisahkan jarak, waktu dan lokasi. Meski kami sama-sama disibukkan dengan segala kesibukan yang berbeda namun komunikasi masih tetap terjalin lewat sosial media, telepon atau whatsapp.

Kini, jalinan pertemanan itu harus berakhir. Berakhir bukan karena adanya permusuhan, perselisihan paham melainkan gara-gara Virus Corona yang begitu cepat merenggut nyawanya. But, i still can't believe it!

15 Maret kemaren,

Menurut informasi yang aku dapat dari kerabatnya, sahabatku ini terpapar Covid dengan gejala OTG (Orang Tanpa Gejala) pada hari Senen (15/3). Karena tidak ada gejala, dia masih beranggapan bisa meng-hadle si virus. Dia berkomunikasi dengan kerabat kami yang juga pernah terpapar Covid yang cukup kritis tentang dirinya yang OTG. 

Kerabat kami langsung menganjurkan agar dia datang ke rumah sakit agar diambil Tindakan atau minimal di isolasi. Namun, karena masih segar bugar tanpa ada gejala sakit atau apa pun yang dirasakan, dia menunda pergi ke RS melainkan memilih Isoman. Sayangnya, dia lalai kalau dia memiliki Komorbid Diabetes dan Hipertensi.

Banyak orang yang belum terpapar Covid masih belum paham apa itu Komorbid, sehingga mengabaikan itu. Sementara Virus Corona sangat mengincar mereka yang terpapar Covid dengan memiliki Riwayat penyakit bawaan alias Komorbid.

18 Maret,

Sahabatku ini mengalami rasa sakit untuk bernafas. Seluruh badanya terasa sangat sakit. Untuk menarik satu tarikan nafas saja dia harus berjuang antara hidup dan mati. Sampai akhirnya, dia minta ke keluarganya untuk dibawa ke Rumah Sakit. Sayangnya lagi, dalam kondisi merebaknya Virus Corona, hamper semua rumah sakit dipenuhi pasien Covid. 

Maka, keluarganya pun kelabakan mendapatkan RS yang masih ada ruang untuk menampungnya. Salah satu RS yang ada di Bekasi menerimanya. Kamis masuk RS, namun, lagi-lagi keterbatasan peralatan Ventilator membuat dia semakin sulit bernafas. Segal acara diusahakan, namun, alat bantu tersebut masih belum juga tersedia untuk menolongnya.

Sabtu, 20 Maret,

Sahabat terbaikku tidak mampu melawan ganasnya virus Corona yang sudah menghadang saluran pernafasannya. Pukul 15:40 WIB dia menghembuskan nafas terakhirnya. begitu cepat virus Corona menyerang tubuhnya. mungkin dia sendiri tidak menyangka akan mengalami hal seperti itu. 

Sebagai sahabat, berita kepergiannya yang begitu mendadak bagaikan pukulan yang sangat berat. Aku masih ingat betul Ketika bulan Januari 2021 lalu, di saat aku terpapar covid 19, dia salah satu sahabat yang selalu menanyakan perkembangan keadaanku. Selalu kasih support agar aku harus bisa melawan virus Corona. aku yang memiliki komorbid Hipertensi langsung di isolasi di RS sehingga segala tindakan dengan cepat dilakukan tim medis. 

Tapi, Ketika dia terpapar Covid, aku merasa kecolongan, karena tidak tahu berita tentang keadaannya. Ditambah lagi dia tidak nge-share ke sosmed atau ke WAG Ketika dia terpapar Covid. Justru kabar dukacitanya lah yang sampai ke telingaku.

Sahabat, meski masih shock dan hampir tidak percaya, namun aku harus mengikhlaskan kepergianmu. Berisitarahatlah dalam damai sahabat.

Note:
Di masa pandemic ini, Ketika kita, kamu atau siapa pun yang terpapar Covid, please, jangan pernah dianggap sepele. Karena kelalaian bisa berakibat fatal bagi jiwa kita. Virus Corona itu sangat jahat. Sayangi dirimu, lindungi dirimu juga sanak saudaramu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun