Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Single, Married & Divorced (Part 2)

24 Februari 2021   18:35 Diperbarui: 24 Februari 2021   18:47 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari: sehatq.com

3. Dijodohkan

Ada juga yang menikah bukan karena usia, pekerjaan dan juga desakan melainkan karena sudah dijodohkan. Meski bukan era Siti Nurbaya lagi, namun, perjodohan masih menjadi salah satu alternatif menentukan pasangan anda. Tidak ingin mengecewakan orangtua, akhirnya perjodohan diterima meski hati belum sepenuhnya menyukai calon pasangannya. Pernikahan pasangan yang dijodohkan juga tentu memiliki plus minus dalam menjalani biduk rumah tangga. Kadang bisa berjalan dengan harmonis, kadang bisa juga terjadi "peperangan" kata-kata akibat kurangnya saling mengenal pasangan.

4. Menutupi Aib

Ada juga orang mau menikah demi menutupi aib. Bisa karena aib "kecelakaan" alias MBA, aib keluarga atau aib diri sendiri. Misalkan Anda sebenarnya tidak kepingin menikah karena tidak tertarik dengan pasangan hidup anda. Tapi, untuk menutupi aib tersebut, Anda rela menikah agar terhindar dari praduga-praduga miring yang akan menghantui hari-hari anda. Menikah dengan cara ini sih sah-sah saja, asal anda juga bertanggung jawab dengan keputusan anda. Karena sesungguhnya, pernikahan bukan menjadi jaminan hidup anda Bahagia. Banyak di kasus ini, rela menikah meski tidak Bahagia. Alias fake happiness.

Apa pun tujuan dan caranya anda memasuki jenjang pernikahan, tidak menjamin hidup anda akan berubah menjadi Bahagia. Karena, sesungguhnya warna-warni kehidupan Anda akan semakin penuh warna setelah memasuki pintu gerbang pernikahan. Mungkin bagi yang sudah menikah tahu lah apa itu warna warninya pernikahan. Bayangi saja, dua sifat dan karakter yang berbeda tinggal di satu rumah setiap hari. Tentu harus ada toleransi dan mengurangi ego masing-masing. Saya saja yang sudah menikah lebih dari 10 tahun masih saja menemukan kerikil-kerikil yang bikin tensi naik. Tapi, sekali lagi, menikah itu bukan menyatukan dua sifat yang berbeda melainkan beradaptasi dengan sifat dan karakter pasangan yang berbeda dengan kita.

Trus, setelah menikah, pertanyaan yang akan muncul adalah," Kapan punya anak?"

Nah, lo... ada lagi kan pertanyaannya?

Oke lah, bagian ketiga, dari trilogy kisah ini akan membahas soal perceraian alias Divorced. Banyak kisah menarik tentang perceraian yang pernah dialami teman-teman dekat saya. Tunggu ya, next part of this story. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun