Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Obrolan Warung Kopi atau Coffee Shop? (Part 1)

19 Februari 2020   10:30 Diperbarui: 19 Februari 2020   10:36 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto koleksi pribadi

"Lu hape baru ya? Iphone/Samsung seri apa?"

"Celana baru ya? Merek apa?"

"Aroma parfume lo enak banget! Merek apa? Beli dimana?"

pokoknya semua apa yang terlihat mata seperti wajab untuk dikupas tuntas. Jika ada yang dianggap "receh" hmmm, mata mulai melirik dengan sinis. Wadoowww!!!

Begitu juga dengan yang lain, saling memperlihatkan benda baru apa yang mereka miliki. Bahkan tidak sungkan-sungkan menyebutkan merek serta harganya.

"Ini limited edition, lho. Harganya Sekian puluh juta." Katanya. Seakan tidak mau kalah, yang lain juga menyebutkan brand-brand yang menempel di tubuh mereka. Pokoknya mirip etalase berjalan deh. Sepertinya semua butuh pengakuan dan pujian.

Usai saling memperkenalkan "benda" baru yang dipunya, kemudian saling selfie, foto makanan, foto minuman yang di order, kemudian saling posting di akun sosmed. Kemudian, foto bersama dan posting juga di sosmed sambal mencenteng location keberadaan saat itu.

Setelah itu, senyappppp......

Masing-masing sudah sibuk dengan gadget-nya. Sibuk memantengi timeline sosmed cekakak cekikik sendiri sambal mata terus fokus di layar smartphone. Tidak jarang pertemuan yang dianggap ajang temu kangen menjadi basi dan garing. Tidak ada ketulusan dalam pertemuan. Mereka lebih tulus dengan smartphone mereka. Kalau pun ada obrolan itu hanya pelengkap semata dan juga basa-basi yang tidak terlalu penting. Bahkan saat ngobrol, mata mereka tetap fokus di smartphone.

Begitu juga kalau meeting dengan klien. Yang sering terjadi beda tipis dengan meet up dengan teman-teman. Topik utama yang dibahas hanya setengah hingga 1 jam saja. Selebihnya membahas impian-impian yang menurut aku terlalu tinggi.

Pernah beberapa kali meeting membahas project yang akan dikerjakan, rekan meeting menuangkan ide masing-masing, kemudian ide tersebut akan dikolaborasikan dengan ide setiap rekan meeting. Sepertinya ide-ide tersebut begitu brilliant dengan hitungan bujet yang juga fantastis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun