Mohon tunggu...
Tengku Muhammad Bariq
Tengku Muhammad Bariq Mohon Tunggu... Penulis - Yoo saya nulis hanya untuk senang senang

Blogging untuk tulisan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Money

Apa yang Anda Perlu Tahu tentang Aset Kripto

16 Mei 2019   08:58 Diperbarui: 16 Mei 2019   10:52 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

 

            Pemanfaatan lain – yang banyak dilakukan oleh pengguna cryptocurrency di Indonesia saat ini – adalah sebagai penyimpan kekayaan (store of value). Fungsi sebagai store of value ini membuat cryptocurrency menjadi pilihan yang dipertimbangkan oleh negara-negara yang memiliki hutang yang besar atau yang ingin mendapatkan proteksi terhadap risiko inflasi. Hal yang sama juga terpikirkan oleh negara-negara yang mata uangnya cenderung untuk terus mengalami devaluasi atau yang kepercayaan rakyatnya terhadap mata uang tersebut sangat rendah.

 

            Kembali ke penggunaan untuk transaksi illegal, para pelaku kejahatan adalah bagian dari pengguna awal dari cryptocurrency, sejak Bitcoin. Penggunaan cryptocurrency untuk pencucian uang dari hasil tindak kejahatan merupakan suatu alasan awal pengguna Bitcoin. Namun dalam sistem Bitcoin yang tidak bersifat privat, hal ini memberikan kelemahan dari pemanfaatannya untuk pencucian uang karena dapat terlacak. Aktivitas suatu alamat pengguna Bitcoin dapat dimonitor dengan mudah oleh siapa saja. Meskipun alamat tersebut anonim, namun kemungkinan pemilik dan kebiasaan transaksi dari pemilik dapat dilacak, termasuk oleh penegak hukum.

 

            Penurunan Bitcoin pada akhir tahun 2017 bersamaan dengan perpindahan para kriminal ke jenis cryptocurrency lain yang lebih memberikan privasi, salah satu yang populer adalah Monero[7]. Monero didisain untuk menghindari tracking. Peningkatan harga Monero pada dua bulan terakhir tahun 2017 – seperti diperlihatkan pada Gambar 10 – terjadi setelah pihak penegak hukum menggunakan perangkat lunak untuk memonitor pengguna Bitcoin. Perangkat lunak ini dapat membantu memberikan peringatan pada exchange agar tidak menguangkan pelanggan yang terdeksi melakukan kejahatan.

 

            Berbeda dengan Bitcoin, Monero melakukan enkripsi alamat penerima pada blockchain dan menghasilkan alamat palsu untuk mengaburkan pengirim. Hal lain yang dikaburkan adalah nilai transaksinya. Pengembang Monero memang sengaja membuat coin yang memproteksi privasi. Hal ini karena banyak transaksi legal yang dilakukan tetapi pelakunya tidak ingin diketahui oleh orang atau pihak lain. Banyak perusahaan juga yang ingin mendapatkan manfaat ini.

 

            Pada bulan Maret 2018, Coincheck – salah satu exchange besar di Jepang – memutuskan untuk melakukan delisting terhadap tiga cryptocurrency yang memiliki tingkat anonimitas (anonymity) yang tinggi. Tiga cryptocurrency tersebut adalah: Monero (XMR), Zcash (ZEC) dan Dash (DASH). Penerima coin-coin tersebut tidak dapat dilacak dari blockchainnya, sehingga lebih mudah digunakan untuk aktivitas pencucian uang atau transaksi illegal lainnya. Hal ini menyusul terdeteksinya konversi cryptocurrency NEM yang berhasil diambil oleh hackers pada bulan Januari dari exchange tersebut. Nilai yang berhasil diambil ketika itu bernilai sekitar USD 547 juta[8]. Sekitar setengah dari jumlah koin yang berhasil diambil telah dikonversi menjadi cryptocurrency lain di darknet36. Hal ini menyulitkan untuk pelacakan kembali.

 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun