Mohon tunggu...
Bagir Digama
Bagir Digama Mohon Tunggu... Jurnalis - Kata kata adalah senjata Para Bigrol Bigrol dan menjadi senjata Politisi disaat perang angin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kumpul tapi Nol

19 Januari 2021   13:07 Diperbarui: 19 Januari 2021   13:29 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BrataposMedia.ID_ Opini_ -ddf- Mungkin tidak hanya saya saja yang mengalami, atau bisa jadi memang saya sendiri. Hehe.Pernah tidak kalian menghadiri suatu majlis, atau kelas perkuliahan, diskusi publik pun bedah buku yang diulas langsung oleh pemantik-pemantik handal. Tapi apa yang kalian dapat? ya/... Nol besar, atau bahasa halusnya, bingung dengan apa yang kalian dapat selepas menghadiri acara tersebut.Apakah kalian mengalami hal tersebut?Apakah kita termasuk dalam orang yang hanya ikut-ikutan saja, gerombol kesana kemari tanpa hasil yang jelas, jika kalian sependapat dengan saya. Berarti kita adalah golongan yang sama. Dan   makin   parahnya, sayajustru   mengalami hal ini terus menerus,diteror terus oleh kebutuhan , dikejar  sempak dan tisyu , sampai hari ini. Sempat mau berlari dari keupayaan itu namun tak kuasa akhirnya  bertanggungjawab juga .
Pada suatu waktu, ada kolega yang mengingatkan bahwa apa yang saya alami ini adalah hal normal, akan tetapi perlu sekali adanya resensi setiap pertemuan. Dalam artian saya dituntut  untuk   fokus dan berusaha meresensi apa yang pemateri dan kawan-kawan di majlis sampaikan. Kawan saya memberikan beberapa tips agar saya dapat melatih fokus dan spontanitas dalam meresensi setiap hadir dalam majlis_ majelis   ilmu dan lainlain.
Pertama, saya diwajibkan memperbanyak membaca buku. Mengapa harus buku, saya kira dalam beberapa tulisan saya sebelumnya sudah membahas hal ini, jadi tidak perlu saya utarakan kembali. Kedua, membuat resensi buku. Ini adalah aktifitas rutinku dulu selama sekolah, setiap selesai membaca buku saya sering membuat resensinya, bahkan banyak didapati buku-buku saya penuh dengan catatan kecil. Tapi sekarang cenderung malas, kenapa?  Penak turu  timbang game .Ketiga, meresensi   semua pembicaraan  para   pembicara yang ada di youtube. Hal ini terbilang mudah karena apa yang pembicara sampaikan dapat kita pause terlebih dahulu untuk kemudian kita tulis benang merahnya.Keempat, terus menerus belajar menulis dan menulis. Salah satu kunci utama dalam menulis adalah kejujuran. Perihal banyak membaca dan lain sebagainya,  itu hanya teknik semata, akan bahaya sekali jika apa yang kita tuliskan tidak ada kejujuran didalamnya.Kelima, share hasil tulisanmu kepada kawan-kawan dekat dan meminta tolong padanya untuk menanggapinya. Dari merekalah kalian akan mendapat saran dan kritik. Rendah hatilah jika kritikan kawan-kawan kalian membuat kalian tidak nyaman. Jikalau merasa tulisan kalian sudah layak, coba dishare ke group para majlis atau sesepuh yang sekiranya paham betul dengan  bagaimana memahami sebuah konteks dalam me- resensi.Kurang lebih itu tips dan trik yang saya dapatkan dari kawan saya, barangkali pembaca ingin menambahi juga boleh. Sampai detik ini pun saya terus belajar dan berharap bukan menjadi manusia yang hanya kumpul-kumpul tapi tidak paham mengapa harus kumpul untuk apa berkumpul, apa manfaatn  dan apa yang didapatkan darinya  selepas kita kumpul.Kecuali mengumpuli istri, yang kita cintai dan anak anak kita  beda konteks boz . (OPINI _ Brataposmedia.ID/ Yusuf AnantaJoyn)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun