Mohon tunggu...
Baqor el Qornain
Baqor el Qornain Mohon Tunggu... Aktris - Biarlah mengalir seperti air yang jos gandos, jangan sampai tidak ada aliran sungai nanti masuk ember jos

Jangan seperti joni

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sidang Kopi Jessica Membuat Otak Masyarakat Indonesia Bodoh

22 September 2016   02:04 Diperbarui: 22 September 2016   08:16 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maraknya pemberitaan media yang menyoroti kasus kopi jessica membuat mata dan hati masyarakat Indonesia jengah. Sepanjang hari masyarakat selalu dipaksa menyaksikan pemberitaan sidang ini yang memakan waktu hingga berjam-jam, dari pagi hingga malam.

B‎ahkan sejumlah media yang ikut meliput kasus ini seperti kehilangan arah, kurang kreatif dan monoton. Itu semua lantaran pemberitaan diarahkan hanya pada satu ‎topik semata. Banyak polemik yang bergejolak yang terjadi di seluruh penjuru Indonesia, namun informasi-informasi itu hanya timbul-tenggelam dan tidak muncul kembali ke permukaan publik.

Masyarakat sepertinya sengaja diarahkan, agar tidak mengetahui informasi pergolakan Politik, ekonomi, pemerintahan, konflik sosial, oprasi tangkap tangan pejabat korup, pengejaran kelompok separatis, tragedi bencana alam, maupun isu kenaikan kebutuhan sejumlah produk subsidi.
 Sudah tidak aneh lagi jika di Indonesia selama berpuluh-puluh tahun di warnai politik pengalihan isu, sehingga masyarakat tidak bisa mengetahui kebenaran peristiwa maupun sejarah yang tengah terjadi di negeri mereka sendiri. Masyarakat selalu diarahkan pada informasi silang yang selalu mengaburkan beragam informasi dan fakta sebelumnnya.

Seperti kata pepatah, anjing menggonggong kafilah berlalu, satu fakta bisa dibunuh dengan pemberitaan yang monoton. Seharusnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyadari adanya kejanggalan yang dapat merusak mental masyarakat secara luas jika pemberian selalu disajikan dengan monoton.

Otak masyarakat Indonesia seperti di cuci, selalu dipaksa untuk mengikuti perkembangan pemberitaan ini. Toh jelas, masalah persidangan hanya hakim yang bisa memutukan vonis. Masih banyak persidangan lain yang lebih menarik dan mendidik rakyat.

Kita tidak tahu siapa yang bermain di balik layar, seperti ada sekenario besar yang menginginkan perubahan mental secara masal. Tapi untuk sistem dan mekanisme yang dimainkan sangat terlihat jadul. disayangkan, sistem yang diterapkan ini kuno, tidak inovatif alias ketinggalan zaman.

Seharusnya, si pembuat sistem harus banyak belajar mengenai topik-topik baru yang fantastis, seperti pengungkapan kasus oleh detektif conan yang selalu penuh kejutan. Atau seperti huodini yang memainkan trik sulap dengan intrik tanpa batas.

Masyarakat indonesia sudah merdeka, pikiran masyarakat juga merdeka. Sudah tidak musim lagi pengekangan mental, pembodohan publik, atau pembunuhan karakter. Tapi disayangkan, hal tersebut masih terjadi dan diterapkan oleh bangsa sendiri.

Save Freedom Indonesia, stop pembodohan publik, tolak intervensi asing.‎ "Go to The Hell with your aid, perjuanganku lebih muda karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri," Ir. soekarno.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun