Mohon tunggu...
Baptista EzraVarani
Baptista EzraVarani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa di Universitas Katolik Parahyangan

Hallo teman-teman semua, nama saya Baptista Ezra Varani Nabit. Saya dikenal dengan nama Ezra. Saya berumur 19 tahun dan sedang berada di bangku pendidikan sarjana di Universitas Parahyangan dengan jurusan Hubungan Internasional. Semoga teman-teman semua menikmati laman ini. Jika ada saran atau kritik, leave it in the comment section ya teman-teman. Tuhan memberkati. Have a good life.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integrasi Nasional: Dampak Politik Identitas Terhadap Integrasi Nasional Di Era Modern

20 Oktober 2022   19:07 Diperbarui: 20 Oktober 2022   21:42 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Keberlangsungan suatu negara ditentukan oleh komitmen rakyatnya dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawab yang diberikan. Menurut hukum internasional, sebuah negara diakui sebagai negara merdeka jika memenuhi 4 syarat yaitu adanya pemerintahan yang berdaulat, wilayah yang tetap, penduduk/rakyat yang tetap, dan pengakuan dari negara lain. Ditinjau dari 4 syarat tersebut, komponen fisik yaitu rakyat memiliki kedudukan yang konsekuensial bagi eksistensi suatu negara. Dalam menjalankan negara, diperlukan sebuah sistem yang akan meregulasi kehidupan perpolitikan, perekonomian, sosial dan budaya. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, negara indonesia menganut sistem Demokrasi. Sistem demokrasi diartikan sebagai sistem keterwakilan, yaitu, sistem yang kekuasaannya dipilih oleh mayoritas rakyat yang sudah bisa terlibat dalam proses politik. Sistem demokrasi di Indonesia dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara beserta penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Sistem demokrasi mengikat rakyat indonesia dalam suatu sistem perpolitikan sehingga rakyat Indonesia memiliki hak dalam menentukan mekanisme dan tujuan dari negara Indonesia. Ikatan yang tercipta membawa rakyat Indonesia dari berbagai latar belakang budaya dan sosial untuk bekerja sama dan saling bergantung satu sama lain. 

Negara Indonesia mengadakan kontestasi politik setiap 5 tahun sekali untuk menentukan pemimpin politik seperti Presiden, Gubernur, Walikota/Bupati, anggota legislatif yaitu DPR dan DPD. Kontestasi politik atau sering disebut "pesta demokrasi" selalu menciptakan gelombang dinamika yang dirasakan langsung oleh masyarakat berhubung masyarakat menjadi elemen yang penting dan aktif dalam proses perpolitikan. Rakyat menjadi objek dari orang-orang yang menjadi figur utama dalam pemilihan karena suara dari rakyat adalah nafas bagi perjuangan mereka yang akan menentukan posisi kepentingan mereka dalam politik. Sejak tahun 2014 terpilihnya Jokowi sebagai Presiden, negara Indonesia diwarnai dengan banyak persoalan politik yang bersumber dari aspek agama dan sosial budaya. Kontestasi pemilihan gubernur DKI Jakarta yang didominasi oleh dua figur yaitu Basuki Tjahaja Purnama atau dikenal luas sebagai Ahok dengan Anies Rasyid Baswedan, sangat erat dengan unsur politisasi agama dan ras/suku sampai  memicu konflik di seluruh negeri. Kedua kontestasi politik ini dapat dikatakan sebagai politik identitas yang mengakibatkan polarisasi dalam kehidupan masyarakat. Tulisan ini akan menjelaskan dampak dari politik identitas terhadap integrasi nasional bangsa Indonesia.


1.2 Landasan Teori
1. Integrasi Nasional
Integrasi nasional terdiri dari kata integrasi dan nasional. Ditinjau dari KBBI, integrasi
adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat dan kata nasional merujuk pada sifat kebangsaan atau yang meliputi suatu bangsa. Maka, integrasi nasional dimaknai sebagai usaha dan proses penyatuan perbedaan-perbedaan dalam suatu negara sehingga menjadi satu identitas bersesuaian dengan satu konsep nasional. Nazaruddin Sjamsuddin mendefinisikan integrasi nasional sebagai proses pemersatuan suatu bangsa meliputi seluruh aspek kehidupannya, yakni aspek politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Integrasi nasional dalam aspek politik dan pemerintahan diartikan sebagai penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan suatu identitas nasional.


Proses integrasi membentuk interdependensi komunitas karena penggabungan akan menciptakan ikatan dalam hidup rakyat. Integrasi nasional memiliki 2 sifat, yaitu sifat horizontal merujuk pada permufakatan bersama yang dicapai melalui kebulatan suara dari komunitas yang ada dan sifat vertikal yang berkenaan dengan hubungan antara rakyat dan elit massa (negara) dimana rakyat dijadikan sebagai objek kekuasaan oleh para penguasa. Aspek politik, ekonomi, sosial budaya menjadi elemen prioritas dalam proses integrasi nasional sebab masyarakat berasal dari kelompok politik, kondisi ekonomi, dan komunitas sosial budaya yang berbeda-beda. Salah satu bukti dari integrasi nasional yang telah dipraktikkan oleh rakyat dan pemerintah adalah sistem demokrasi Pancasila yang dalam penyelenggaraannya bertumpu pada partisipasi rakyat dan berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Sistem demokrasi menyatukan rakyat Indonesia dari berbagai macam latar belakang politik, ekonomi, dan sosial budaya.


2. Politik Identitas
Aspek politik memainkan peranan penting dalam proses integrasi nasional karena masyarakat memiliki berbagai macam pandangan dan idealisme politik. Politik Identitas terdiri  dari kata politik dan identitas. Politik diartikan sebagai aktivitas di mana seseorang atau sebuah kelompok mencari kekuasaan dengan menggerakan dukungan kepada pandangn milik mereka. Harold Lasswell mendeskripsikan politik secara singkat yaitu who gets what, when, and how. Who merujuk kepada orang atau kelompok, what adalah kekuatan, when adalah momentum, how adalah cara untuk mendapatkan kekuasaan. Peter Merkl mengungkapkan politik dalam bentuk terbaik adalah usaha mencapai tatanan sosial yang teratur dan berkeadilan. Secara singkat, politik adalah usaha untuk mencapai kekuasaan demi menciptakan tatanan sosial terbaik. Identitas adalah karakter, perasaan, keyakinan, keadaan khusus dari seseorang. Terdapat 2 jenis identitas yaitu identitas primer yang mendeskripsikan ciri-ciri fisik seperti etnis dan ras, identitas sekunder yang merujuk pada kesepakatan bersama dan bersifat buatan seperti norma, adat istiadat, agama. Berdasarkan definisi politik dan identitas, istilah politik identitas dapat dimaknai sebagai usaha mencapai kekuasaan oleh kelompok dengan identitas yang sama.


Menurut Manuel Castells, identitas yang dimaksud dalam politik identitas bermula dari institusi dominan yang mengakui dan menginternalisasikan kelompok tertentu gerakan dan stereotip pada diri mereka. Castells menandai 3 konstruksi identitas dalam 3 model.
1. Legitimasi identitas yaitu identitas yang dibangun dengan melekatkan identitas tertentu pada seseorang atau kelompok yang dominan.
2. Identitas perlawanan adalah identitas yang ditautkan pada aktor sosial tertentu karena adanya dominasi yang menciptakan kondisi tertekan. Kondisi tertekan ini memunculkan perlawanan dan pembentukan identitas baru tersendiri. Coulhan menyebut ini sebagai politik identitas.
3. Identitas proyek merujuk pada pembentukan identitas yang dilakukan oleh aktor sosial tertentu dengan mengubah identitas kelompok dengan tujuan mencapai kekuasaan dalam struktur sosial masyarakat.
1.3 Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017
Praktik politik identitas di Indonesia mulai marak terjadi dan menjadi momok bagi masyarakat semenjak pemilihan gubernur DKI jakarta pada tahun 2017 silam yang mengangkat unsur agama dan etnis. Kesuksesan praktik politik identitas ditandai dengan kemenangan Anies Baswedan melalui Gerakan 212. Gerakan 212 ini sesuai dengan model legitimasi identitas di mana agama islam sebagai agama mayoritas memiliki pengaruh yang dominan dalam kehidupan bernegara sehingga digunakan sebagai alat untuk mencapai kekuasaan dengan melekatkan identitas agama islam pada Anies Baswedan. Selain itu, istilah "pribumi "juga digunakan oleh Anies Baswedan seperti dalam pidato kemenangan. Para calon gubernur dan wakil gubernur menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan isu dan kepentingan politik mereka dan pendukung dari masing-masing pihak juga turut berpartisipasi aktif dalam media sosial. Namun, media sosial juga digunakan sebagai sarana untuk melontarkan ujaran kebencian tentang agama, suku, ras sehingga menimbulkan intoleransi di tengah masyarakat. Data dari survei yang dilakukan direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menyatakan jika faktor tersebar yang merubah pilihan pemilih datang dari informasi yang tersebar di media sosial dengan banyaknya pemilih yang berpengaruh di DKI Jakarta yaitu 21.39%. Adapun daftar-daftar isu dari yang dimainkan oleh kubu Anies-Sandi dan Ahok-Djarot:
1) Anies Baswedan dan Sandiaga Uno:
a. Pemimpin Muslim Santun
Jumlah postingan di Facebook 14, yang menyukai postingan sebanyak 59, yang
mengomentari postingan sebanyak 2, dan yang membagikan postingan ada 7. 

2. Reklamasi Partai
Jumlah postingan di Facebook 3, yang menyukai berjumlah 3, tidak ada yang mengomentari, yang membagikan hanya 1 akun saja.


2) Basuki Purnama dan Djarot Hidayat:
a. Pilkada Damai
Jumlah postingan di Facebook sebanyak 8, yang menyukai postingan sebanyak 30.500,
yang mengomentari postingan sebanyak 1.641, yang membagikan postingan sebanyak 1.758.


b. Jakarta Punya Semua
Postingan diunggah ke Facebook sebanyak 11, yang menyukai sebanyak 60.629, yang mengomentari 2.569, yang membagikan sebanyak 10.700.


c. Keadilan Untuk Ahok
Postingan yang diunggah ke Facebook sebanyak 20, yang menyukai 184.700, yang
mengomentari sebanyak 22.698, yang membagikan sebanyak 16.240.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun