Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Untung Ada Jackie Chan dan Cuplikan Adegan di Balik Layar "Bleeding Steel"

11 Januari 2018   17:17 Diperbarui: 13 Januari 2018   10:18 5361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktor laga Jackie Chan (AFP PHOTO / JEAN-FRANCOIS MONIER))

Tanpa tetanda yang jelas sekalipun, penonton pasti menaruh dugaan perihal siapa sosok Nancy yang ditolong Lin kala perempuan itu terlibat perkelahian dengan teman sebayanya.

Dengan begitu, sejumlah rangkaian visual yang keluar dari mimpi Nancy, boleh dibilang, tidak lagi bisa bertindak sebagai pemicu yang bikin penonton penasaran. Ini sudah jelas: ada relasi keluarga antara Nancy dan Lin.

Tapi masalah kemudian muncul dari masa lalu Lin. Makhluk mutan itu datang lagi bersama pasukannya yang berkostum robot serba hitam. Mereka kini mengincar seorang tokoh, yang katanya nyata, dalam cerita novel berjudul Bleeding Steel. Si penulis novel tewas dibunuh. Pencarian tokoh cerita itu pun dimulai.

Di masa pencarian itulah, Bleeding Steel, mulai menunjukkan genre-nya: sebuah fiksi ilmiah. Penggambaran itu seolah semakin kentara lewat tayangan penjelasan ahli bioteknologi kepada Lin mengenai jantung buatan yang dapat menghidupkan kembali orang mati bahkan menjadikannya abadi.

Ditambah penjelasan mengenai darah hasil olahan jantung tersebut yang bisa saja menjadi incaran banyak orang, termasuk makhluk mutan penyerang Lin. Sebab dengan darah yang ditransfusi masuk ke tubuh makhluk mutan, dirinya bisa hidup abadi.

Tetapi penjelasan ilmiah itu seolah gagal memberikan label genre fiksi ilmiah untuk Bleeding Steel. Alasannya karena kemunculan anggota pasukan makhluk mutan di tengah kerumunan manusia pada siang hari.

Dengan kostum robot serba hitam, kehadiran sosok itu, jauh dari kesan mengerikan. Malah mirip seperti badut yang lalu-lalang di jalan dan tengah memamerkan kostum atau melakukan aksi jualan produk.

Situasi itu diperkuat dengan perhatian anggota masyarakat yang seolah biasa saja melihat penampakan kostum robot serba hitam di ruang terbuka pada siang hari itu.

Kehadiran robot tersebut dianggap lumrah adanya. Ya, menjadi lazim karena tidak sedikit orang berkostum aneh berkeliaran di jalan untuk maksud tertentu agar menjadi bahan perhatian laiknya badut.

Bleeding Steel seperti tergopoh-gopoh mengampu model cerita bergaya fiksi ilmiah. Film ini malah lebih asyik menjadi film laga dengan aksi baku hantam dan tukar desingan peluru atau tembakan.

Apalagi ada Jackie Chan di situ. Ditambah, adegan yang paling menarik dari Bleeding Steel adalah saat Lin bertarung melawan asisten makhluk mutan di atap Gedung Opera Sydney yang ikonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun