Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sikap Inlander yang Meracuni Bangsa Indonesia

11 November 2014   23:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:03 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415698891350125170

Gambar kreasi dari sumber yang jelas

Sikap Inlander yang meracuni Bangsa Indonesia.

Inlander yang berarti pribumi, dalam arti umum yang dikonotasikan sebagai pendudk asli, memang tidak ada masalah. Akan tetapi dalam KONOTASI/pengertian yang lain, yang kemudian diartikan sebagai kelas pribumi yaitu kelas yang berbeda, kelas yang berada lebih rendah dibanding dengan bangsa pendatang yang dianggap lebih maju dengan berbagai kelebihan, sikap merasa rendah diri inilah, yang sengaja ditanamkan oleh bangsa Belanda sebagai penjajah sampai lebih dari tigaratus tahun.

Panggilan Ndoro Tuan dan Ndoro Nyonyah kepada para bule, kemudian Yuk atau nyah yuk kepada orang Cina perantauan sudah tertanam sekian lama. Rasa rendah diri atau minderwaardig yang tertanam inilah yang sekarang justru menjadi semakin complex. Minderwaardig complexmenjadi sikap Inlander yang menjadi racun paling merusak peradaban Bangsa Indonesia.

Bila sikap Inlander ini selalu dikembangkan bukan tidak mungkin pada tahun 2045 bangsa Indonesia telah terkubur. Sikap Inlander yang menganggap bahwa sesuatu yang berasal dari barat adalah jauh lebih baik dari apa yang kita miliki. Inilah sikap INDLANDER yang harus dikubur.

Sayangnya SIKAP INLANDER ini memang sudah membudaya, setelah lebih dari 300 tahun dijajah sikap INLANDER ini, menurut istliah Jawa sudah “mbalung sungsum”. Lebih menyedihkan lagi bahwa sikap INLANDER Ini justru dianut dan dikembangkan oleh para elit politik dan kalangan PAKAR yang merasa BANGGA bisa menyerap dan menjadikan budaya asing sebagai yang disembah di Negara sendiri.

Dari sikap Inlander pula Pendidikan kita “ GAGAL TOTAL“, bukan gagal dalam hal mengikuti dan mengembangkan teknologi tinggi akan tetapi gagal dalam menempatkan teknologi sebagai bagian dari budaya Bangsa dan mempertahankan budaya luhur Bangsa Indonesia.

Sudah terbukti, putra-putra terbaik bangsa dapat meraih prestasi dibidang sains dan tecnologi, mampu membuat pesawat, alutsista canggih dan kapal. Akan tetapi sikap INLANDER para elit Politik telah menutup semua potensi yang dimiliki bangsa ini.

Dalam hal Ekonomi juga gagal, bukan karena Bangsa ini tidak mempunyai sumber daya yang mampu bersaing dalam ekonomi, akan tetapi juga gagal karena sikap inlander yang tidak berani bersaing dan menentukan sikap yang mempunyai nilai tawar, dan akan selalu membebek dan mengikuti arus tanpa berani memegang kendali.

Saat ini sudah tidak ada lagi Pemimpin Bangsa ini yang berani berkata “ Ini dadaku , mana dadamu ! “

Akan tetapi selalu mengatakan Kalau di Amerika….kalau di Jerman…dan saterusnya dan seterusnya, apa yang “berbau“ Luar Negeri selalu menjadi acuan dan ditiru.

Para pendiri Negara yang sadar sepenuhnya bahwa sikap INLANDER harus dengan berani dilawan dan harus dihilangkan dari bumi pertiwi. Maka kesepakatan Para Pendiri Negara telah dengan tegas meletakkan Landasan paling Fundamental untuk mendirikan Negara adalah diambil dari Budaya yang tumbuh dan berkembang seiring dengan tata nilai yang berlaku secara turun temurun di Indonesia. Berdiri tegar menyongsong dunia, bangga berpijak pada Sumber Daya yang ada di Indonesia dan berpegang pada Budaya Bangsa Indonesia, itulah arti sebuah kemerdekaan.

Akan tetapi, saat ini semua sirna. Tidak ada lagi kebanggan sebagai Bangsa Indonesia. dibawah para yang mengaku PEMIMPIN BANGSA, berotak cemerlang dengan gelar sepanjang dua depa, sayang berjiwa kerdil dan bersikap INLANDER.

INLANDER pertama :

Adalah sikap INLANDER, sikap pecundang yang selalu bicara tentang Sekularisme, meniru sekularisme diterapkan dinegara-negara Barat yang dianggap lebih maju, yang menempatkan akal adalah segalanya, yang menempatkan Tuhan hanya pada sudut paling dalam dihati Manusia sebagai privacy, yang menempatkan Pemerintah Negara harus dipisahkan dari campur tangan Tuhan tanpa sedikitpun mengenal apa lagi menghargai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maga Esa.

Negara-negara barat yang dianggap maju karena sekuler, sebenarnya justru terhambat karena sekulernya. Mereka bukan maju karena sekuler, akan tetapi maju karena percaya diri, tidak bersikap kacung dan tidak berjiwa INLANDER.

INLANDER kedua :

Adalah juga sikap INLANDER, sikap pencundang yang selalu mengangkat kebebasan, Kesetaraan bahkan Hak Azazi dan Liberalisme, tanpa sedikitpun mengenal, apa lagi mau menghargai nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang menempatkan manusia sebagai mahluk individu sekaligus sebagai makhluk social secara seimbang.

INLANDER ke tiga

Adalah sikap INLANDER, pecundang yang tidak ketolongan yang selalu bicara tentang universalisme, tentang hah-hak minoritas dengan mengedepankan toleransi, yang meletakkan kepentingan individu diatas semua kepentingan. Akan tetapi sama sekali tidak memahami dan tidak menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam Persatuan Indonesia dan makna dari Bhinneka Tunggal Ika yang sebenarnya.

INLANDER ke empat

Adalah juga sikap INLANDER yang tidak ketolongan, yang selalu bicara tentang Demokrasi dan yang ber-”nabi”-kan DEMOKRASI, ber-“kitab suci”-kan Demokrasi yang mengukur segalanya dengan kata DEMOKRASI, yang bangga menjadi seorang DEMOKRAT sejati tanpa mengenal sedikitpun bahwa Kedaulatan Rakyat mempunyai nilai yang jauh lebih sempurna, bila dibandang hanya dengan sebuah DEMOKRASI. itu INLANDER, betul-betul INLANDER. Sudah inlander, berjiwa kacung pula.

Kedaulatan rakyat yang digali dari tata nilai luhur bangsa Indonesia yang oleh para Pendiri Negara kemudian diwujudkan menjadi satu system kepemimpinan kolektif dari Rakyat, oleh rakyat dan untuk Rakyat dalam bentuk Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Yang berpijak pada azaz kekeluargaan yang akan mampu menjawab semua permasalahan bukan hanya untuk Bangsa Indonesia melainkan untuk bangsa-bangsa di Dunia, yang tidak mungkin bisa dijawab oleh Demokrasi.yang kemampuannya sangat terbatas.

INLANDER ke lima

Adalah juga sikap INLANDER yang selalu bicara tentang pasar bebas, Macro Ekonomi, dan nilai kurs mata uang, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang menempatkan Sumber Daya di Indonesia menjadi bagian tak terpisahkan dalam pertumbuhan ekonomi dunia, akan tetapi tidak mengenal arti dan nilai-nilai yang terkandung dalam Keadilan social bagi Rakyat Indonesia.

Mengapa untuk mensejahterakan rakyat UU harus dibuat dengan belajar lebih dulu, dari Negara lain yang dianggap berhasil? Mensejahterakan rakyat Indonesia tidak berarti menjadikan rakyat Indonesia menjadi bangsa lain, tidak menjadikan orangIndonesia berbudaya lain, adalah INLANDER yang menyusun Undang-undang untuk diberlakukan di Indonesia hanya dengan mencontoh/menjiplak perundangan yang berlaku di Negara yang dianggap berhasil. Mengapa tidak belajar dengan masuk kejantung budaya Bangsa Indonesia ?

Bangsa ini terjajah kembali, bukan karena tidak mempunyai kemampuan, juga bukan karena Bangsa Indonesia adalah bangsa yang bodoh, bukan karena SDM dan SDA yang terbatas. Juga bukan karena peran adat dan agama yang dianut Rakyat Indonesia menjadi hambatan, bukan karena SARA, dan bukan pula lainnya.

Akan tetapi jiwa dan sikap INLANDER yang menempatkan semua yang berbau asing apa lagi yang berasal dari barat, dengan istilah-istilah yang kebarat-baratan dan kelatin-latinan adalah sesuatu yang hebat, modern, maju, istimewa dan harus diikuti atau dicontoh adalah penyebab utama Bangsa ini terjajah kembali.

Salam prihatin untuk yang berjwa INLANDER.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun