Mohon tunggu...
Bani Mayasmara
Bani Mayasmara Mohon Tunggu... Administrasi - The Great Writer

Menulis membuka imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mimpi yang Memberi Arti

8 April 2020   19:18 Diperbarui: 8 April 2020   19:27 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu hari saat kita kira -- kira masih di bangku sekolah dasar, kebayang enggak sih banyak teman --teman sekelas bertanya sama kita. " Hey, kamu cita -- cita mau jadi apa nanti?" bertanya dengan polosnya, aku pun menjawab, " aku mau jadi power ranger biar enggak ada orang -- orang jahat lagi." dengan nada antusias.

Ya, mimpi itu atau cita -- cita berawal dari visualisasi yang kita lihat sehari -- hari dengan mengagumi suatu profesi entah itu menjadi dokter, polisi, tentara, pilot, astronot, chef, atau menjadi orang biasa. 

Mimpi itu adalah sebuah pilihan dan diantara pilihan itu yang nantinya akan ada satu hal yang akan terwujudkan jika kita tau passion apa yang kita miliki. Jangan pernah merendah diri bahwa aku tuh enggak bisa, aku tuh orang biasa. Salah. Kamu tau apa yang buat kamu seperti itu? Karena kamu tidak mau mencoba.

Ada banyak hal yang membuat kita mengeluh, mudah menyerah, merendah diri. Seandainya kita lebih peka dan bijak melihat rintangan itu dari sisi pandang yang lain. 

Itu adalah proses, tidaklah mudah tapi kita harus yakin itu hanya hal biasa untuk meruntuhkan pondasi keyakinan kita dalam meraih mimpi yang kita punya. Nikmati saja prosesnya, serap segala ilmu yang sudah didapat, bersikap tenang dalam menjalaninya, dan selalu berfikir positif.

Kamu punya mimpi untuk beli es krim sepulang sekolah waktu di SD tapi kamu enggak punya uang, bingung kan harus beli nya gimana. Ada yang ingin beli yang harganya Rp.3000, ada yang ingin es cream cone. 

Orang tua lah solusi menurut kita yang sanggup membelikan kita es cream pada waktu itu. Namun terkadang orang tua kita tidak bisa membelikan apa yang kita ingin yang kita impikan. Kita sedih dong, ngambek pasti merengek minta di beliin. 

Tapi ya jika kita bersabar pasti apa yang kita inginkan itu kita dapat kita miliki, kita nikmati. Mungkin saat itu orang tua kita sedang enggak ada uang. Seperti itulah proses dalam menjalani sebuah mimpi yang kita impikan.

Bersabar, konsisten, tidak pernah menyerah itu kata -- kata yang harus kita sugestikan dalam fikiran kita jika kita ingin wujudkan mimpi yang kita punya yang memiliki arti untuk kehidupan kita. Let's do it, try again, and Never give up. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun