Dari serangkaian kejadian nyata yang penulis alami selama mendampingi perjuangan cucu dalam mempersiapkan diri bagi studinya di Canada akhirnya pikiran penulis berkelana ke masa silam, dan berlabuh pada petunjuk Allah melalui mimpi -- mimpi, dan kejadian nyata yang penulis terima.
Seperti telah penulis sampaikan sebelumnya bila penulis bermimpi, dan pagi hari setelah terjaga sudah tidak dapat mengingat mimpi semalam, penulis menganggap mimpi ini hanya sekedar bunganya orang tidur (Jawa = kembange wong turu). Tetapi bila setelah terjaga dari tidur penulis masih dapat mengingat dengan jelas, dan bahkan dapat mendokumentasikannya, penulis meyakini bahwa mimpi tersebut adalah perintah, dan petunjuk Allah bagi penulis; Karena mimpi yang seperti ini sudah sering kali penulis alami. Â
Mengapa penulis dapat meyakini bahwa mimpi tersebut adalah petunjuk Allah?
Karena penulis mengetahui bahwa perintah, dan petunjuk Allah atau firman Allah diwahyukan kepada orang yang dikehendaki atau orang yang dipilih-Nya melalui berbagai cara. Diantaranya diwahyukan melalui mimpi layaknya perintah, dan petunjuk-Nya kepada Nabi Ibrahim As. sebagaimana telah disampaikan sebelumnya.
Ada juga perintah, dan petunjuk-Nya yang disampaikan dengan cara berkomunikasi langsung kepada orang yang terpilih, layaknya penyampaian wahyu kepada Nabi Musa As.
Mari kita simak bersama ayat -- ayat berikut.
Al Qur'an surat Thaahaa ayat 10.
Ketika ia melihat api lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (disini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu."
Al Qur'an surat Thaahaa ayat 11.
Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa".
Al Qur'an surat Thaahaa ayat 12.