Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pergi dan Kembali di Luar Nalar (2)

12 Oktober 2021   06:24 Diperbarui: 12 Oktober 2021   06:27 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Begitu keesokan harinya diceritakan kepada anak-anak perihal kembali atau pulihnya suara, dan pendengaran penulis mereka tidak percaya,  bahkan berkata bahwa mama dibohongi papa. Anak - anak bilang, sesungguhnya keberangkatan penulis ke Bogor itu hanyalah untuk berobat ke dokter THT.

Dimana dan Apa Kesalahan penulis. Mengingat masih ada hal -- hal yang belum penulis pahami maknanya, yaitu perihal dimana letak dan apa kesalahan kepada saudara - saudara, penulis bertanya kepada teman - teman diantaranya: Pak M ( Ngupoyo Upo ) Bogor. 

Singkat ceritanya setelah pak M mendengar cerita penulis, beliau menjawab bahwa kesemuanya tidak lain adalah saudara-saudara gaib mas B sendiri yang lahir bersamaan dalam satu hari. Penulis dapat memahami apa yang dimaksud.

Pak Z. Tanjungbintang Kabupaten Lampung Selatan. Beliau ini dikenal masyarakat memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh sembarang orang, dan sering dimintai pertolongan. 

Demikian cerita ringkasnya. Setelah penulis ceritakan pengalaman nyata tadi, penulis minta tolong beliau agar mau menjelaskan makna yang terkandung dalam pengalaman penulis itu. Inti jawaban beliau sebagai berikut. Kalau pak B bertanya hal tadi kepada saya, sebenarnya pak B malah berdosa. 

Karena sesungguhnya pak B sudah ngerti tetapi  kok ditanyakan kepada saya, bukankah itu berarti pak B menguji saya. Tetapi itupun masih tergolong baik, sebab sesungguhnya pak B bisa tetapi tidak merasa,  dari  pada  seperti  kebanyakan  orang  merasa bisa tetapi sesungguhnya tidak bisa.

Semua kejadian tadi, tidak lain adalah dari saudara -- saudara gaib pak B sendiri ( sama dengan yang dikatakan pak M ). Iya saya mengerti, jawab penulis. Pak B ditelepon orang bernama Rahul tengah malam, yang rumahnya Kaliawi. 

Menurut pendapat saya, sesungguhnya pak B telah tiba saatnya. Penulis menyela: tiba saatnya bagaimana, pak Z. Pak Z lalu melanjutkan penjelasannya. Sudah tiba saatnya pak B medhar sabdo ( menyebarkan ilmu gampangnya ). Mengenai rumah penelepon Kaliawi menurut pendapat saya, kata Kaliawi dapat dipisah menjadi 2 kata yaitu kali, dan awi.

Kali, kita sudah tahu. Kali atau sungai banyak sekali kegunaannya bagi kehidupan masyarakat. Misal. Pakaian kotor dicuci di kali / sungai, menjadi bersih. Air kali / sungai dialirkan ke sawah, bermanfaat untuk mengairi padi sawah. 

Air dialirkan ke kolam, bermanfaat untuk memelihara ikan. Dan kegunaan lainnya seperti untuk pembangkit listrik, untuk keperluan industri, dan lain - lain yang kesemuanya sangat bermanfaat bagi hidup, dan kehidupan masyarakat luas. 

Jadi artinya pak B sudah tiba saatnya untuk memberikan pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki agar dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak, ini kalau ditinjau dari sisi lahiriah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun