Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Tabir Cita-cita Dibuka

15 Oktober 2020   07:19 Diperbarui: 15 Oktober 2020   07:35 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk mengawali membaca, dimulai dari hurup A lalu serong kanan ke bawah sampai U, sehingga berbunyi AKU. Dari U ke kiri, berarti diawali hurup H lalu serong kanan keatas sampai N, sehingga berbunyi HEN. Dari N kekiri, berarti diawali hurup D lalu serong kanan ke bawah sampai K, sehingga berbunyi DAK. Dari 3 kata dan atau suku kata tadi, bila dirangkai berbunyi AKU HENDAK.

Dari K ke kiri, berarti diawali  hurup M lalu serong kanan keatas sampai N lalu ke kiri sampai hurup G, sehingga berbunyi MENG. Dari G serong kanan ke bawah diawali hurup A, sampai N lalu ke kiri sampai G, sehingga berbunyi ANG. Dari G serong kanan ke atas diawali hurup K, sampai hurup A lalu ke kiri sampai T, sehingga berbunyi KAT. Dari 3 suku kata yang terbentuk bila dirangkai berbunyi MENGANGKAT. Dan bila dirangkai dengan kata-kata sebelumnya, menjadi berbunyi AKU HENDAK MENGANGKAT.

Selanjutnya dari hurup terakhir kata mengangkat yaitu T serong kanan ke bawah diawali dari hurup D, sampai E lalu ke kiri sampai R. Dari hurup R, dibaca serong kanan ke atas, lalu ke kiri, terus serong kanan ke bawah ke kiri, dan seterusnya. Sehingga akhirnya ketiga deret hurup tersebut akan berbunyi: AKU HENDAK MENGANGKAT DERAJAT HIDUP RAKYAT DARI JURANG KESENGSARAAN TANPA PAMRIH.

Begitu cita-citaku sesungguhnya, yang selama ini aku sembunyikan. Karena kalau dahulu penulisannya tidak disamarkan, aku khawatir dikatakan orang nyleneh (tidak waras). Karena memang cita-cita ini, tidak mudah untuk diwujud-nyatakan. Namun itulah cita-citaku, jadi seberat apapun tetap akan aku laksanakan, dengan sabar dan ikhlas.

Aku berkeyakinan, manusia terdiri dari 2 unsur besar. Pertama, unsur lahir berupa wadag manusia yang terjadi atas sari patinya dari tanah, bersifat nyata dan ketempatan 4 nafsu, yaitu nafsu: amarah, lawamah, supiah, dan mutmainah. Dan yang harus disadari, bahwa nafsu yang 4 ini berkiprah atas kendali iblis, setan, dan senangsanya. Sedangkan kedua unsur batiniyah, bersifat gaib berupa Ruh suci yang merupakan sebagian dan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci. Oleh karena itu, sesungguhnya manusia mempunyai sifat= sifat ke Illahian layaknya sifat-sifat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci.

Kedua unsur pembentuk manusia ini, tentunya memerlukan asupan untuk mencapai ke kesejahteraan dan sekaligus menjaga keseimbangannya. Aku juga memahami, bahwa asupan untuk kedua unsur tersebut sangat berbeda.

Asupan bagi unsur lahiriyah yang bersifat nyata, berupa pemenuhan akan kebutuhan wadag manusia, yaitu sandang, pangan dan papan. Untuk melaksanakan cita-cita tersebut, aku berupaya memberikan dan mengaplikasikan segenap kemampuan, ilmu dan keterampilanku layaknya sebuah kail, lalu aku berikan kail tersebut kepada masyarakat untuk membantu menggapai pemenuhan kebutuhan lahiriyahnya. 

Sebagai wujud nyata tindakannya, telah aku laksanakan atau aku amalkan di wilayah Jawa Tengah saat berdinas di Departemen Perindustrian pada awalnya, dan yang akhirnya bertugas di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi di wilayah Lampung. Meskipun sudah purna tugas masih ada pengusaha yang berkunjung ke rumah, disamping bersilaturahmi, juga mendiskusikan kegiatan usahanya, alhamdulillah. Semua aktivitas tadi, telah aku tuangkan dalam tulisan serial "Perjalanan Seorang Muslim". 

Sedangkan asupan bagi unsur batiniyah yang bersifat gaib, berupa pemenuhan kebutuhan batiniyah atau gaib manusia, berupa pewujud-nyataan firman Allah atau perintah dan petunjuk Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam kehidupan sehari-hari. 

Untuk bekal batiniyah, aku berupaya mengetahui siapa penulis ini sesungguhnya, kemudian menyampaikan kepada masyarakat luas.  Dengan harapan semoga dapat menginspirasi anak-cucu generasi penerus bangsa dalam memahami serta melaksanakan firman Allah, atau perintah dan petunjuk Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, sesuai dengan tuntunan agama apapun agamanya, dan atau keyakinan yang dianutnya masing - masing. Sebagai wujud nyata asupan bagi batiniyah atau gaib manusia ini, telah aku kemas dalam serial tulisan lain dengan judul "Kehidupan Manusia Menurut Islam".

Dari kedua jenis buku, yaitu serial "Kehidupan Manusia Menurut Islam", dan serial "Perjalanan Seorang Muslim", baik dalam bentuk soft dan hard copy telah aku sampaikan kepada teman-teman dan anak-cucu dalam arti luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun