Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membahagiakan Allah

20 Juni 2020   09:08 Diperbarui: 20 Juni 2020   09:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Benarkah demikian? Benar. Mari penggalan ayat tersebut, kita kaji melalui rasa yang merasakan atau kita kaji melalui roso pangroso kita, dengan mengganti kata pembicaraan rahasia dan pembicaraan yang tersurat dalam ayat tersebut dengan rasa gembira, bangga dan bahagia. 

Tentu surat Al Mujaadilah ayat 7 tadi akan berbunyi. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada rasa gembira, bangga dan bahagia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada rasa gembira, bangga dan bahagia antara lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. 

Dan tiada (pula) rasa gembira, bangga dan bahagia antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Lalu bagaimana bila kata pembicaraan rahasia dan pembicaraan tadi, diganti dengan perbuatan jahil, sirik, dengki, hasut, bohong, nipu dan lain - lain perbuatan jahat? Ya mari di uji saja, sudah barang tentu penggalan ayat tadi akan berbunyi: ................ Tiada perbuatan jahil, sirik, dengki, hasut, bohong, nipu dan lain-lain perbuatan jahat antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. 

Dan tiada perbuatan jahil, sirik, dengki, hasut, bohong, nipu dan lain - lain perbuatan jahat lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) perbuatan jahil, sirik, dengki, hasut, bohong, nipu dan lain-lain perbuatan jahat antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada.......................

Dari kajian tersebut, mudah -- mudahan dapat menjadikan kita sadar dan yakin bahwa Allah itu ada bersama kita dimanapun kita berada. Dan akan mengetahui setiap apa yang kita kerjakan, atau dengan kata lain Gusti Allah ora sare ( Allah tidak tidur ), sehingga akan mengetahui terhadap apapun yang kita perbuat, dan akan membalasnya sesuai dengan perbuatan kita.

Kalau memang kita mengimani kitab -- kitab Allah dan meyakini akan kebenarannya, masih sanggupkah kita mengatakan bahwa perbuatan jahil, sirik, dengki, hasut, bohong, nipu dan lain - lain perbuatan jahat seperti bom bunuh diri, merusak tempat kegiatan orang lain, memfitnah dan mengkafirkan orang lain akan mendapat pahala dan masuk surga? 

Tidak usahlah setiap mau berbuat berpikir tentang imbalannya, toh Allah bersama kita dimanapun kita berada dan yang akan memberikan imbalan sesuai dengan perbuatan kita, meskipun tidak diminta. Surat An Nissaa' ayat 123. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.

Kalau melalui ayat Allah yang tertulis masih dirasa sulit untuk memahami, ya silahkan dipahami menggunakan ayat Allah yang tidak tertulis, yang dapat kita lihat dengan mata kepala sendiri setiap saat. Misal. Orang menanam padi, tentu akan menuai padi. Orang menanam jagung, tentu akan menuai jagung. 

Sampai detik ini, belum terdengar atau belum pernah melihat ada orang menanam rumput berduri, panen padi, belum ada. Artinya kita jangan mudah terpengaruh omongan orang, dengan jadi penganten bom bunuh diri dan yang dapat mencelakai orang atau pihak lain, lalu akan diganjar bidadari, misalnya. Gak ono dalane rek ( tidak ada jalannya mas ). Surat Al Muddatstsir ayat 38. Tiap - tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.

Oleh karena itu mari dalam keseharian kita, kita melakukan perbuatan baik atau amal saleh melalui tingkah laku, perbuatan dan tutur kata kita, agar dapat memberikan rasa gembira, bangga dan bahagia kepada pihak lain; Dengan kata lain, kita dapat memupuk rasa gembira, bangga dan bahagia bagi Allah. Adapun kelak dihadapan Allah akan dibalas atau diganjar apa? Itu adalah hak prerogative Allah.    

Terima kasih. 

Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah bagi kita semua, amiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun