Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah bagi kita semua, amiin.
Kepada para pembaca budiman, sebelumnya penulis mohon maaf. Mengingat penulis adalah seorang muslim maka ayat - ayat yang tercantum berdasarkan Al Qur'an, oleh karena itu kepada pembaca budiman yang non muslim dipersilahkan menggunakan ayat atau firman yang sesuai.
Judul ini masih membahas takwa dari sisi iman. Dalam artikel ini dijelaskan tentang iman kepada hari kemudian, dan iman kepada malaikat - malaikat. Sebagai umat  beragama apapun agamanya, mempercayai bahwa jodoh, mati dan rizki, Allah yang mengaturnya. Untuk memahami adanya hari kemudian, dan agar bermuara kepada beriman kepada hari kemudian, kita kaji bersama  surat Al Baqarah  ayat 28. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Mari dengan tulus ikhlas dari lubuk hati paling dalam atau roso pangroso kita, kita berkomitmen dengan menyatakan: ya saya beriman kepada Hari Kemudian. Mudah - mudahan dari firman Allah tersebut, dapat dipahami bahwa siklus  kehidupan manusia terdiri dari 4 etape.  Diawali dari etape pertama, berupa periode kematian pertama. Disusul etape kedua, berupa periode kehidupan pertama. Kemudian etape ketiga, berupa periode kematian kedua. Dan terakhir etape keempat, berupa periode kehidupan kedua.
Etape pertama, yaitu periode saat manusia dalam kandungan sang ibu, yang normalnya bayi akan lahir setelah kandungan berumur 9 bulan 10 hari. Namun demikian, banyak juga yang lahir sebelum atau sesudah waktu itu. Ini menunjukkan walau dalam satu periode, namun umur dalam kandungan, bayi yang satu dapat berbeda dengan bayi yang lain.
Etape kedua atau etape kehidupan pertama, merupakan periode setelah manusia dilahirkan, berarti kondisi kita saat diatas dunia ini. Disinipun umur masing -- masing manusia berbeda satu dengan lainnya. Ada yang baru lahir, terus meninggal. Ada yang masih anak--anak, sudah meninggal. Ada pula yang masih remaja, sudah meninggal.  Ada yang sudah lanjut usia, baru meninggal. Demikian seterusnya hingga masing -- masing manusia, akan meninggal pada saat yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Tuhan Yang Maha Pencipta. Manusia tidak dapat mengundurkan atau memajukannya, walau hanya sedetik sekalipun.
Di etape kedua ini manusia hidup, dalam periode main - main atau periode senda gurau. Yang penuh dengan berbagai ujian dan cobaan, dalam bentuk: tingkah laku, perbuatan dan tutur kata  sehari -- hari. Juga dalam bentuk: harta benda, anak, dan lain -- lain kenikmatan yang serba menyilaukan atau serba bergemerlapan, bak fatamorgana di dunia inderawi ini. Sehingga dapat membuat orang lupa diri, lalu menyimpulkan bahwa di dunia inilah akhir dari kehidupan manusia.
Sudah pasti simpulan tersebut, tidak mengandung kebenaran sama sekali. Karena hidup di atas dunia hanya bersifat sementara, dan hanya merupakan periode penanaman atau penaburan benih perbuatan belaka. Hasil dari tanamannya, baru akan dipanen dan dinikmati oleh si penanam kelak di kehidupan yang sesungguhnya. Yaitu di kehidupan akherat, yang merupakan negeri yang kekal. Sedangkan kehidupan dunia, hanya bersifat sementara. Surat Al Mu'min ayat 39. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akherat itulah negeri yang kekal. Â Â
Etape ketiga atau etape kematian kedua, merupakan periode kematian yang caranya pun berbeda antara orang yang satu, dengan orang yang lain. Ada yang meninggal, akibat musibah banjir. Bak banjir Katrina di teluk Meksiko AS yang terjadi 29 Agustus 2005, dan yang menewaskan ribuan orang. Ada pula yang meninggal, karena pesawat terbang yang ditumpangi mengalami musibah.
Layaknya Pesawat Mandala Air Lines yang mengalami musibah didekat Bandar Udara Polonia Medan, 5 September 2005 yang menewaskan 143 orang. Dan yang sudah barang tentu mengerikan adalah meninggal saat terjadi gempa dan gelombang tsunami, yang meluluh lantakkan wilayah Nangro Aceh Darusalam dan sekitarnya, pada 26 Desember 2004, dengan korban tewas ratusan ribu orang.
Ada pula yang meninggal, karena sakit. Ada pula yang meninggal, dilapangan olah raga. Ada pula yang meninggal di tempat tidur, tanpa sakit. Ada pula yang meninggal, ditempat maksiat. Dan lain - lain cara meninggal, yang kesemuanya itu adalah merupakan rahasia Allah Swt. Tuhan Yang Maha Pencipta.