Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghindari Berpikir Lompat Waktu (1)

15 September 2018   09:35 Diperbarui: 15 September 2018   10:18 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melanjutkan pembahasan sebagaimana diuraikan dalam artikel dengan judul Tatkala Fokus Kajian Berubah sebelumnya, mari ditentukan fokus masing -- masing. Apakah ingin memfokuskan diri menjadi orang Arab sejati, dengan konsekuensi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengajian dan pengamalan agama Islam dilaksanakan sesuai dengan adat istiadat dan budaya Arab. 

Atau ingin memfokuskan diri menjadi orang Islam sejati, dengan konsekuensi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengajian dan pengamalan agama Islam dilaksanakan sesuai dengan adat istiadat dan budaya sendiri, Indonesia. Karena apapun fokus yang dipilih, diri sendirilah yang akan mempertanggung jawabkan dihadapan Tuhan, dan bukan dihadapan para penyampai risalah, apakah dengan sebutan: guru atau ustadz, kiai, ulama, pemuka agama dan atau sebutan lainnya.   

Kalau fokus telah ditentukan, mari dikaji dengan baik agar dapat mengamalkan perintah dan petunjuk Tuhan atau Al Qur'an dengan benar dan tepat. Mengingat Al Qur'an mempunyai keunikan. Keunikan Al Qur'an diantaranya, satu ayat dalam suatu surat, dengan satu ayat dalam surat yang sama atau lainnya, saling membenarkan, saling menguatkan, saling menjelaskan, saling memberi solusi dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu Al Qur'an hendaknya dibaca dengan bahasa yang dimengerti, bahasa daerah atau bahasa Indonesia dan berulang-ulang, dari ayat pertama dalam surat pertama hingga ayat terakhir dalam surat terakhir setiap saat; Dan bukan hanya dibaca setahun sekali, setiap bulan Ramadhan.

Bagi penganut Islam yang bukan orang Arab, tentunya harus menterjemahkan terlebih dahulu Al Qur'an atau perintah dan petunjuk Tuhan tersebut dari bahasa Arab kedalam bahasa sendiri yaitu bahasa Indonesia atau bahasa yang dimengerti. Kemudian dikaji perintah dan petunjuk-Nya dengan baik dan benar, agar dapat mengamalkannya atau melaksanakannya dalam kehidupan sehari -- hari, sesuai dengan adat istiadat dan budayanya sendiri. Dengan demikian, seseorang akan dapat mengamalkan atau melaksanakan setiap firman Tuhan yang telah dibacanya. 

Atau dengan kata lain, seseorang telah membiasakan diri berbuat, sesuai dengan apa yang diucapkan atau dikatakan. Sebagaimana difirmankan dalam surat Al Qiyamah ayat 18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Ayat ini hendaklah tidak hanya dimaknai sekedar menirukan, orang membaca Al Qur'an belaka. Tetapi apa yang dibaca diikuti dengan bentuk tingkah laku, perbuatan dan tutur kata, yang dilaksanakan atau diamalkan dalam hidup dan kehidupan sehari -- hari, selama hidup diatas dunia ini.

Dengan berbuat sesuai apa yang diucapkan atau dikatakan, sama dengan memelihara diri sendiri agar tidak termasuk kedalam kelompok orang yang dibenci Tuhan.  Surat Ash Shaff ayat 3. Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa -- apa yang tiada kamu kerjakan. Mari dibayangkan, andaikan Al Qur'an dibaca dalam bahasa yang tidak dimengerti ( bahasa Arab misalnya ), dapatkah si pembaca yang nota bene orang Indonesia melaksanakan apa yang diucapkan atau dikatakannya? 

Sudah barang tentu, tidak dapat. Artinya seseorang tadi, tidak dapat berbuat seperti apa yang dikatakan atau diucapkan. Dan muara akhirnya, seseorang tadi termasuk kedalam kelompok orang yang dibenci Tuhan. Untuk itu mari bergegas dan mengoreksi diri, demi terhindarnya diri dari kelompok orang yang dibenci Tuhan, mumpung masih punya waktu.

Hendaklah dipahami dan ini sangat penting, mengapa Al Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab. Karena Al Qur'an yang pada dasarnya adalah perintah dan petunjuk Tuhan, diturunkan kepada  orang Arab ( Nabi Muhammad ) ditanah Arab. Jadi agar perintah dan petunjuk Tuhan tadi dipahami oleh orang Arab, sudah barang tentu disampaikan dengan atau dalam bahasa Arab. Surat Yusuf ayat 2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan bahasa Arab, agar kamu memahaminya. Surat Az Zukhruf ayat 3. Sesungguhnya Kami  menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami ( nya ).  

Jadi orang Indonesia yang menganut agama Islam, ya tidak usah latah lalu ikut -- ikutan pakai adat istiadat dan budaya Arab. Karena kenyataannya orang Arab yang tidak menganut agama Islam, dalam kesehariannya mereka juga menggunakan adat istiadat dan budaya Arab. Itu kalau mau memahaminya, menggunakan roso pangroso sekaligus menyayangi diri sendiri. Mari dicamkan hal tersebut dan mari ditinggalkan ungkapan yang telah mengakar selama ini, yang menyatakan tidak afdol bila Islam tidak dengan bahasa Arab. Mestinya orang Indonesia penganut Islam, menyambutnya dengan mengaji Al Qur'an dengan bahasa Indonesia agar dapat memahami makna yang terkandung didalamnya, lalu melaksanakan atau mengamalkannya kedalam tingkah laku, perbuatan dan tutur katanya sehari-hari, sesuai dengan adat istiadat dan budaya Indonesia.

Lalu apa yang dimaksud dengan judul Menghindari Berpikir Lompat Waktu? Maksudnya, hendaklah seseorang tidak berpikir, bahwa pahala baru akan diterima nanti bila sudah mati; Dan  hendaklah tidak berpikir, bahwa yang namanya surga adalah surga diakherat kelak. Jadi manakala seseorang membaca Al Qur'an, hendaknya dikaji melalui roso pangroso agar memahami makna batiniyahnya, lalu diamalkan dalam kehidupan sehari hari, di atas dunia sekarang ini; Dan bukannya berpikir lompat waktu, membaca Al Qur'an sekarang, akan mendapat pahala dan sorga setelah mati kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun